Hati Kasandra sangat hancur ketika di hari pernikahannya menonton di layar lebar yang berisi rekaman video tentang perselingkuhan calon suaminya dengan Adik Tirinya.
Kasandra berjalan meninggalkan panggung namun ketika sampai di depan pintu Kasandra melihat seorang pria duduk di kursi roda dan memakai topeng yang menutupi setengah wajahnya yang buruk rupa.
Entah keberanian dari mana Kasandra nekat mengajukan lamaran ke pria tersebut untuk menikahi dirinya dan pria itupun menerima lamarannya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah mereka hidup bahagia atau berakhir perceraian mengingat Kasandra seorang gadis cantik dan sangat pintar. Ikuti yuk novelku ini.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pewaris
"Ayah ... Ayah ... Aku mohon keluarlah dan temui Kakak!" Teriak Veni.
"Apa yang kamu lakukan!" Teriak Ayah Tio ketika melihat Veni duduk di lantai kemudian menatap Kasandra yang sedang berdiri.
"Beraninya kamu memukul Adikmu!" Teriak Ayah Tio sambil menatap Kasandra dengan tatapan nyalang.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Ayah Tio dengan nada lembut sambil membantu Veni berdiri.
"Ayah, jangan marah-marah sama Kakak. Kakak menyalahkanku karena Aku bertanya kenapa Kakak kemarin tidak pulang ke rumah. Aku terpaksa mengatakan itu karena Aku kuatir jika terjadi sesuatu dengan Kakak." Ucap Veni sambil menampilkan ekspresi sedih.
"Aku dengan baik hati mencoba membujuknya untuk tidak pulang malam-malam tapi Kakak tidak terima bahkan dengan teganya memukuliku." Sambung Veni.
"Aktingmu sangat buruk, bahkan menjadi seorang penggoda tidak semua orang percaya akan hal itu." Ucap Kasandra.
"Hei, bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu terhadap Adikmu? Veni jelas-jelas mengkuatirkanmu tapi kamu sangat tega menyakitinya." Ucap Ayah Tio.
"Kenapa Ayah tidak percaya dengan apa yang Aku katakan?" Tanya Kasandra dengan perasaan kecewa.
"Ayah, Kakak tidak menyukai Aku dan Ibuku padahal Aku bersikeras memintanya untuk meminta maaf. Aku sangat kuatir dengan keluarga besar kita karena bisa dipastikan keluarga besar kita akan semakin hancur jika Kakak tidak merubah sifatnya. Karena itu Aku rela harus menyakiti diriku sendiri selama Ayah bahagia, Aku tidak apa-apa." Ucap Veni.
"Lihat .... Lihat Adikmu ... Adikmu selalu bersamamu sejak kamu masih kecil. Tapi kenapa Dia memiliki kepribadian yang penurut sedangkan kamu masih saja senang mengganggunya dan menjadi anak liar. Tidak bisakah kamu memiliki kebaikan sedikit saja yang dimiliki oleh Adikmu?" Tanya Ayah Tio dengan nada satu oktaf.
"Mengapa Ayah selalu tidak percaya denganku? Mengapa kalian sangat senang menindasku? Bahkan Aku tidak mempunyai tabungan sepeser pun. Mengapa Aku merasa cemas ketika Aku tidak bekerja? Semua uangku telah habis di ambil oleh kalian, dasar kalian tidak tahu diri!" Teriak Kasandra.
Plak
"Dasar anak durhaka, beraninya kamu memaki Ayahmu!" Teriak Ayah Tio sambil menampar pipi Kasandra.
"Aku adalah putri kandungmu tapi Ayah sama sekali tidak menganggapku." Ucap Kasandra sambil memegangi pipinya.
Kemudian Kasandra berjalan ke arah kamarnya tanpa mempedulikan panggilan Ayahnya. Kasandra masuk ke dalam kamarnya kemudian menangis untuk menghilangkan rasa sesak di hatinya.
Hingga beberapa saat ponselnya berdering dua kali tanda ada pesan masuk. Kasandra mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celananya. Kasandra membuka pesan tersebut kemudian membaca isi pesan tersebut.
"Saat ini Tuan Muda Raynald menemui detektif untuk menanyakan keberadaan kekasihnya yang bertahun-tahun menghilang tanpa kabar."
"Tuan Muda Raynald juga mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaannya. Jadi bersiap-siaplah kamu di tendang."
Kasandra menjatuhkan ponselnya kemudian menutup ke dua mulutnya agar tidak ada seorangpun yang mendengar ketika Kasandra menangis.
Hingga lima belas menit Kasandra mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai kemudian menghubungi Amanda.
'Hallo.' Panggil Amanda.
'Masih di kantor?' Tanya Kasandra dengan suara serak khas orang habis menangis.
'Masih, ada apa? Kamu habis menangis?' Tanya Amanda dengan perasaan kuatir.
'Aku ingin ke rumahmu sekalian ingin menyimpan barang berhargaku, nanti Aku ceritakan.' Jawab Kasandra.
'Aku akan ijin kantor sebentar dan Aku langsung ke rumahmu jadi kita bisa sama-sama pergi ke rumahku.' Ucap Amanda yang tidak tega Kasandra menangis.
'Barangku lumayan banyak jadi tidak bisa membawanya pakai motor.' Ucap Kasandra.
'Aku akan meminta sopir untuk menemaniku pergi ke rumahmu.' Ucap Amanda.
'Oke. Terima kasih. Kamu memang sahabat baikku.' Ucap Kasandra.
'Di antara sahabat tidak perlu mengucapkan terima kasih. Ya sudah, Aku siap-siap dulu ya.' Ucap Amanda.
Tanpa menjawab Kasandra memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak. Kemudian berdiri dan berjalan ke arah lemari pakaian. Kasandra mulai memasukkan barang-barang ke dalam koper namun tidak semuanya.
Hingga lima belas menit kemudian Kasandra keluar dari kamarnya dan melihat Ayah Tio dan Veni sedang menatapnya.
"Mau kemana?" Tanya Ayah Tio dengan nada ketus.
"Aku akan pergi dari sini dan tidak akan kembali karena kehadiranku hanya membuat malu keluarga." Jawab Kasandra sambil berjalan dengan menarik tas koper.
"Ketika kamu pergi dari sini maka jangan harap kamu kembali lagi ke sini dan namamu akan di coret dari daftar keluarga." Ancam Ayah Tio,
"Silahkan saja karena Aku tidak peduli." jawab Kasandra.
"Mulai sekarang dan seterusnya kita putus hubungan Ayah dan Anak." ucap Ayah Tio.
"Baik." Jawab Kasandra dengan singkat sambil menghentikan langkahnya kemudian membuka pintu utama.
Kasandra berjalan dengan air mata yang tidak berhenti keluar, hatinya sangat hancur. Betapa tidak Ayah kandungnya memutuskan hubungan Ayah dan Anak, dirinya di pecat dan Kasandra bertambah terpukul ketika mendapatkan pesan dari Kevin kalau suaminya mengganggap dirinya sebagai pengganti.
Sambil menunggu kedatangan Amanda, Kasandra kembali ke kamar untuk mengambil barang yang tadi sudah dirapikan. Kasandra tidak melihat Ayah Tio dan Veni namun Kasandra sama sekali tidak peduli akan hal itu.
Hingga lima belas menit menunggu, akhirnya Amanda datang bersama sopir. Kasandra, Amanda dan sopir memasukkan semua barang-barang milik Kasandra kemudian pergi dari rumah tersebut.
Sepanjang jalan Kasandra hanya menangis dan menangis menghilangkan rasa sesak di hatinya. Amanda hanya terdiam sambil memeluk Kasandra untuk mengurangi rasa sesak dihatinya.
Hingga beberapa saat Kasandra tertidur namun sesekali terdengar suara sunggukan. Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah minimalis peninggalan orang tua Amanda.
Amanda dengan perlahan membangunkan Kasandra setelah terbangun mereka keluar dari mobil kemudian mulai memindahkan semua barang Kasandra di ruang tamu.
Skip
Kini Kasandra dan Amanda berada di dalam kamar, Kasandra yang sudah mulai tenang menceritakan apa yang sudah terjadi sedangkan Amanda hanya mendengarkan apa yang diceritakan oleh Kasandra.
"Itulah yang terjadi." Ucap Kasandra setelah selesai bercerita.
"Aku tahu kalau ini sangat berat bagimu tapi kamu harus kuat menjalani ini semua." Ucap Amanda.
"Saat ini Aku ingin sendiri, bolehkah?" Tanya Kasandra tanpa menjawab ucapan Amanda.
"Boleh saja asalkan kamu jangan aneh-aneh." Ucap Amanda.
"Tenang saja, Aku tidak akan melakukan hal itu." Jawab Kasandra yang mengerti arah pembicaraan Amanda.
Kemudian Amanda berdiri lalu mengatakan kalau dirinya akan berangkat kerja dengan menggunakan motor. Kebetulan salah satu temannya Amanda membawa motor Amanda ke rumahnya lalu kembali ke kantor dengan naik mobil yang tadi mereka naiki.
"Aku tidak boleh terpuruk dan harus mencari pekerjaan baru karena saat ini aku membutuhkan uang yang sangat banyak untuk biaya perawatan Kakakku yang sedang sakit parah." Ucap Kasandra sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Di tempat yang berbeda di mana orang tersebut mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang dan sambungan pertama langsung di angkat.
"Bunuh pria itu dan ingat jangan sampai ketahuan." Ucap orang tersebut.
"Baik." Jawab orang yang ada di sebrang.
Tanpa menjawab orang tersebut mematikan sambungan komunikasi secara sepihak kemudian tersenyum devil.
"Aku tidak ingin kamu menjadi pewaris jadi salahkan saja orang tuamu." ucap orang tersebut dalam hati.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik.
Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.
kalau kaya gini tambah ribet.kasian Kasandra,dia merasa ngga punya harga diri.