Andini hanyalah seorang gadis kecil yang tak kenal lelah bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika pengorbanannya dikhianati oleh adiknya, Yogi, yang tega menjualnya kepada teman-temannya untuk keuntungan kotor.
Andini putus asa! Akhirnya, ia memilih langkah ekstrem - ia menemui seorang dukun legendaris yang dikenal sakti, dicari banyak orang karena kekuatannya. Dengan bantuan sang dukun, Andini memasang susuk genderuwo, sebuah kekuatan mistis yang menjamin dia tetap perawan dan mengeluarkan darah setiap kali berhubungan intim dengan kliennya.
Kekuatan mistis itu tidak gratis! Andini harus menumbalkan nyawa demi nyawa agar kekuatan susuk genderuwo tidak musnah. Kehidupan Andini berubah, kaya raya tak terkira tapi penuh kekuatan gelap yang mengerikan.
Namun, seiring kekuatan gelap itu semakin menguasai hidupnya, Andini dihadapkan pada pilihan berbahaya: akankah ia menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada kekuatan terkutuk ini, atau menemukan cara untuk melawan sebelum semuanya terlambat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Debat lagi
Rasa nya kesal sekali karena plaku utama yang sudah membuat nya hidup sudah malah tertawa senang, dan Ibu nya juga sama sekali tidak ada membela Andini sama sekali. bila tidak takut durhaka maka sudah di buang Bu Semah di jalanan sana karena dia begitu benci sekarang karena tak ada satu pun yang mengerti bahwa dia adalah orang yang sudah mencari uang untuk mereka semua, hanya Salsa saja yang paham dan selalu nurut apa yang Kakak nya katakan walau dia juga kadang menyesali kenapa Kakak nya harus jadi pelacur. Salsa takut bila Andini sampai kena penyakit mematikan, karena banyak wanita malam kena penyakit kelamin mendera.
Salsa juga merasa kesal dan benci kepada Abang nya yang hanya bisa jadi parasit, yang membuat dia sangat tidak mengerti itu adalah kelakuan nya Bu Semah, kenapa Yogi selalu di bela mati matian, ada apa memang nya dengan Yogi sehingga tak boleh sedikit pun terluka. apa mungkin hanya karena alasan bahwa Yogi adalah anak laki satu satu nya yang menurut Bu Semah bisa di andalkan, namun Yogi saja sudah sehancur itu, apa lagi yang bisa di harapkan dari pria itu karena dia hanya suka mabuk dan judi, kesukaan Yogi adalah menghamburkan uang tanpa tahu bagai mana susah nya Andini mencari .
Sekarang saja dia sudah di kasih batasan oleh Andini soal uang, dalam satu bulan hanya di beri uang lima juta saja, bila dia tidak mau ya tinggal angkat kaki dari rumah. Andini sudah menegaskan hal itu di depan Bu Semah juga karena biasa nya Ibu nya ini yang selalu menghiba agar Andini mau memberi uang tambahan pada Yogi, sungguh orang tua yang otak nya buntu karena tidak mikir dari mana Andini dapat uang sehingga meminta nya, padahal bisa makan dan dia di obatkan saja sudah alhamdulilah. satu kelemahan Andini adalah gampang kasihan, bila Ibu nya sudah menangis maka dia akan iba.
"Kak sarapan." pekik Salsa yang sudah masak sebelum berangkat sekolah.
"Iya." Andini muncul dari dalam kamar nya dan menuju ruang makan.
"Nanti aku pulang nya telat ya, soal nya aku mau ketoko buku sama Anjar." pamit Salsa.
"Jangan malam sekali, tidak baik kalau malam malam." nasihat Andini.
"Enggak kok, cuma jam lima lah paling lama." angguk Salsa.
"Ada uang nya?" Andini menatap adik gadis nya ini.
"Masih." Salsa mengangguk sambil menggandeng Andini.
"Beli lah saja sepatu atau baju, ini buat kamu." Andini memberikan adik nya uang lima juta.
"Makasih." Salsa cepat menyembunyikan nya karena takut di pinta Yogi.
Andini pun duduk di meja makan dengan wajah yang todak bersahabat pada Yogi dan Ibu nya, hati ini masih kesal karena mereka tak mengerti perasaan nya sehingga tau nya cuma julid dan minta uang saja. Bu Semah juga tak tahu terima kasih pada anak gadis nya, tak tahu saja bagai mana berat kerja jadi pelacur, belum lagi resiko yang harus Andini terima, apa lagi dia juga punya urusan dengan bangsa ghaib sehingga bisa di bilang kalau Andini di ambang kehancuran, hanya tinggak menunggu allah murka pada nya sehingga pasti nanti Andini akan mendapatkan azab dari yang maha kuasa.
"Ini nasi kamu, An." Bu Semah mengambilkan putri nya nasi.
"Tidak usah, aku bisa ambil sendiri." tolak Andini mengambil piring lagi.
Salsa no comen karena dia tak mau ikut campur masalah mereka, apa lagi dia juga menyalahkan Ibu nya yang sangat tidak tahu diri, apa salah nya sih tinggal menasehati Yogi saja biat hati Andini lega jangan terlalu menampakan pilih kasih nya agar yang lain tidak iri. Salsa iri namun tidan separah Andini karena Salsa tak mencari makan, posisi Andini yang sebagai tulang punggung namun tidak di hargai itu lah yang membuat nya sangat sakit karena dia hanya ingin Ibu nya mengerti bahwa dia juga menderita.
"Tidak bisakah kau menghargai Ibu?!" sengit Yogi menatap Andini.
"Aku akan menghargai orang yang menghargai aku juga." sengit Andini.
"Sudah, jangan bertengkar di meja makan ya." cegah Bu Semah.
"Dia keterlaluan, Bu. karena merasa cari uang jadi dia merendahkan kita, kurang ajar sekali kau." Yogi tetap saja ingin bertengkar.
"Maka cari lah uang bila kau tak mau di rendahkan!" Andini menatap Yogi tajam.
"Aku akan cari uang! akan ku ganti semua uang yang kau berikan padaku dan juga Ibu." bentak Yogi menggebrak meja.
Byuuuur.
Andini menyiram wajah Yogi dengan sayur sop panas buatan Salsa sehingga membuat Bu Semah terpekik kaget, Salsa juga kaget tapi dia diam saja karena malah merasa senang melihat Yogi di buat begitu dengan Kakak nya, sebab Yogi pantas mendapatkan nya.
"Jangan sombong kau, Bangsat! ganti saja uang ku yang pakai hura hura, tak usak berlagak ingin membiayai Ibu mu segala." geram Andini.
"Anjing kau, Andini!" bentak Yogi sangat marah sekarang.
"Walau pun aku anjing tapi aku tidak pernah mengemis uang dengan saudara ku untuk berfoya foya, tak guna kau jadi pria! lebih baik kau potong sana kont*l mu itu." geram Andini meninggalkan meja majan.
Yogi ingin mengejar Andini yang sudah mengatai dia separah ini, namun di tahan oleh Bu Semah sehingga dia pun mengurungkan niat nya. Salsa tanpa dosa sarapan dengan ayam goreng saja karena sop nya sudah habis tumpah, biarlah mereka bertengkar karena Yogi juga sangat kurang ajar, rasa nya pantas sekali dia di buat begini oleh Andini.
"Biar kan saja dia, wajah mu merah." wajah Yogi memang merah karena kena sop panas tadi.
"Kurang ajar sekali dia, mentang mentang punya uang banyak semua orang mau di pijak nya." geram Yogi.
"Uang kan memang segala nya, kita bisa makan pakai baju bagus dan Ibu juga bisa berobat dengan baik itu ya karena uang." cetus Salsa.
"Uang bukan segala nya, Nak." nasihat Bu Semah.
"Iya kah? lalu bila tanpa uang memang nya Ibu bisa sehat, Ibu bisa makan tanpa uang." sinis Salsa.
"Ini lah salah satu contoh kau akan ikut jejak nha Andini." sentak Yogi.
"Tidak usah terlalu menghujat dia, Andini jadi begitu kan karena kont*l mu itu." Salsa berkata frontal saja.
"Salsa!"
"Apa? mau ngomong apa kau kau, Bu! aku sungguh tidak tahu apa yang ada dalam otak mu itu sehingga selalu membela Yogi." geram Salsa segera berlalu meninggal kan mereka berdua yang tak sadar diri makan dari siapa.
Kasar sm ibu jg dosa, ga kasar koq makin keterlaluan kelakuan Ibu Semah