Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .
" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Manusia Atau Bukan
Pakaian yang mereka kenakan juga sama . Sejauh ini aku belum melihat ada kejanggalan . Mereka semua beraktifitas yang normal - normal saja .
Ada yang menyantap hidangan , ada yang menyiapkan makanan - makanan di atas meja untuk di nikmati para tamu , ada yang hanya sekedar berbincang - bincang saja .
Di depan sana di atas panggung yang tingginya kurang lebih dua puluh sentimeter , aku melihat perempuan berbaju merah tengah duduk di sebuah kursi sambil memangku seorang bayi dengan tersenyum bahagia .
Di samping nya berdiri seorang laki - laki paruh baya yang tertawa sembari mengajak bercanda bayi dalam pangkuan perempuan itu .
" Laras , mungkin itu dia bersama anak nya , tapi yang di sebelah nya siapa ya ? " .
" Yang berdiri itu pak kades , kamu orang baru ? " .
Aku terkejut karena ternyata ada yang menjawab rasa penasaran ku .
" I iya mbah saya warga baru " .
" Ndak sopan kalau di undang tapi ndak mencicipi makanan nya , karena tuan rumah pasti merasa kecewa , makanlah barang sedikit " . Ujar perempuan tua yang mungkin saja seusia mbok Darmi .
" Iya mbah , tapi sebelum berangkat ke sini tadi saya sudah sempat makan di rumah " .
" Sudah makan atau belum , kalau di rumah orang ya harus menghormati tuan rumah yang sudah menyajikan makanan nya " .
Aku tak bicara lagi , ku ambil sepotong kue tradisional , kue nagasari yang masih hangat , aroma khas naga sari nya pun langsung menguar ketika ku buka daun yang membungkus nya .
" Bismillahirrahmanirrahim " . Ku buka mulut untuk segera mencicipi nya . Saat sudah dekat hidung aroma yang aku cium sudah berbeda , ku lihat lagi naga sari yang aku pegang . Sekarang tampak sudah layu dan berlendir beda dengan saat aku liat saat membuka nya barusan .
Rasa nya aku mendadak hilang selera dan mual , ku lirik mbok yang tak ku ketahui nama nya itu ke samping . Dia masih mengawasi ku seolah ingin memastikan aku akan memakan nya atau tidak .
Teringat pesan mbok Darmi aku pun menggigit kecil ujung kue naga sari yang sudah aku pegang , ada rasa amis dan pahit . Ku lirik kembali perempuan tua tadi sembari memastikan dia sudah pergi apa belum .
Setelah perempuan tua itu pergi aku pun meludahkan kembali kue yang sudah sempat aku gigit dan menyimpannya di ujung batik ku kemudian menggulung nya kecil .
Setelah perasaan ku sedikit tenang aku pun kembali melihat kebahagiaan Laras dengan anak nya . Tapi tengkuk ku tiba - tiba meremang , aku melihat ke sekeliling ada yang berbeda .
Wajah setiap orang yang tadi nya penuh keceriaan , saling bercanda dan menyungging kan banyak senyuman tiba - tiba berubah diam dan tak banyak gerak .
Aku bingung melihat kenapa kebanyakan orang justru malah tak bergerak sama sekali . Merasa ada yang tak beres aku spontan berjalan pelan dan berpura - pura tak melihat perubahan sikap semua yang hadir di acara .
" Ada apa nduk ? " . Tanya perempuan tua tadi .
Merasa ada yang memanggil aku pun menoleh , dengan sedikit menahan gugup aku berusaha membuka suara .
" Saya cuma ingin pindah tempat duduk saja mbah " .
Perempuan tua itu mengangguk dan kembali dengan aktifitas nya menata makanan di atas meja besar .
Seketika aku memikirkan cara bagaimana cara keluar dari acara ini sekarang juga .
" Nggak bisa ! " .
Aku mencari sumber suara tapi aku tak menemukan siapa - siapa yang ada di dekat ku selain para tamu undangan yang ada di belakang sana .
Aku sengaja duduk di kursi samping tanaman bunga melati dan agak menjauh dari tamu undangan yang lain .
" Kamu gak bisa keluar dari rumah itu kalau acara belum berakhir , dan kamu harus ingat jangan memakan atau meminum apapun yang ada di meja itu . Tetap bersikap tenang dan banyak berdoa untuk keselamatan mu " .
Hening , aku tak lagi mendengar suara itu selain suara hembusan angin yang membuat udara lebih terasa dingin .
" Yaa Allah , lindungi hamba , Galuh dan juga mbok Darmi yang ada di luar sana " .
PYAAARRRR !!
Belum juga selesai membatin aku sudah di kejutkan dengan suara benda pecah di tengah acara . Aku berjalan mendekat ke sumber suara , di sana tampak laki - laki paruh baya yang sedari tadi mendampingi perempuan dengan bayi di dalam gendongan nya sedang memegang benda dengan cairan berwarna merah .
Aku tak tahu pasti apa yang dia pegang yang jelas perasaan ku sudah mulai tak enak . Ku perhatikan kembali seluruh tamu undangan di hadapan ku , tak ada satu pun di antara mereka yang bergerak .
Mereka diam mematung menghadap laki - laki paruh baya itu seperti sedang menantikan sesuatu terjadi .
KRAUKK KRAUKK !!
KRAUKK KRAUKK !!
Suara apalagi itu mata ku tak segera mencari tahu , aku harus menyiapkan diri saat melihat nya , sama seperti yang lain nya aku pun juga reflek diam mematung menajamkan indera pendengaran yang entah kenapa hati ini semakin merasa gelisah .
Beberapa detik kemudian aku memutuskan melihat ke arah sumber suara . Bibir ku bergetar melihat bayi dalam gendongan perempuan itu sudah tak berbentuk .
Kain yang tadi nya di gunakan menyelimuti bayi itu sekarang warna nya menjadi merah dan basah . Perempuan yang menggendong pun wajah nya tak kalah seram ,
Ku edarkan pandangan ku ke para tamu undangan , dadaku semakin terasa sesak saat bukan manusia lagi yang aku lihat . Mereka sekumpulan makhluk yang wajah nya tampak mengerikan dengan rambut panjang awut - awutan dan mereka tak ada yang menggunakan pakaian .
Di arah yang lain aku melihat beberapa makhluk itu telah berebut seonggok daging yang masih mengucurkan darah .
" Astaghfirullah , Yaa Allah hamba bahkan ndak tau harus lakukan apa sekarang " . Aku memejamkan mata dan berkata dalam hati .
" Jalan lah ke kanan cuma itu jalan satu - satu nya yang tanpa penjagaan " .
Suara itu kembali terdengar jelas di telinga ku , meskipun ragu tapi aku menurut saja berjalan ke kanan menuju dalam rumah yang ada tirai nya berwarna merah .
Aku betul - betul takut salah masuk ruangan yang justru malah akan semakin membuat ku tak bisa keluar dari sini .
" Hei nduk mau kemana kamu ? " .Lagi - lagi aku harus bertemu dengan perempuan tua itu .
" Sa saya mau nyari kamar mandi mbah " .
Perempuan tua yang aku sebut mbah tadi memanggil beberapa orang . Seketika mereka mendekat dan mendengarkan mbah berbicara . Setelah paham mereka menganggukkan kepala .
" Silahkan kamu mengikuti mereka nduk , mereka yang akan menunjukkan di mana kamar mandi nya " .
Aku tak bisa menolak , pikiran ku juga sudah sangat kacau . Aku sampai bingung dengan penglihatan ku sendiri , makhluk - makhluk menyeramkan yang aku lihat tadi sudah kembali tampak seperti manusia dan kini mereka semua melihat ke arah ku .