NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Manusia Atau Bukan

Pakaian yang mereka kenakan juga sama . Sejauh ini aku belum melihat ada kejanggalan . Mereka semua beraktifitas yang normal - normal saja .

Ada yang menyantap hidangan , ada yang menyiapkan makanan - makanan di atas meja untuk di nikmati para tamu , ada yang hanya sekedar berbincang - bincang saja .

Di depan sana di atas panggung yang tingginya kurang lebih dua puluh sentimeter , aku melihat perempuan berbaju merah tengah duduk di sebuah kursi sambil memangku seorang bayi dengan tersenyum bahagia .

Di samping nya berdiri seorang laki - laki paruh baya yang tertawa sembari mengajak bercanda bayi dalam pangkuan perempuan itu .

" Laras , mungkin itu dia bersama anak nya , tapi yang di sebelah nya siapa ya ? " .

" Yang berdiri itu pak kades , kamu orang baru ? " .

Aku terkejut karena ternyata ada yang menjawab rasa penasaran ku .

" I iya mbah saya warga baru " .

" Ndak sopan kalau di undang tapi ndak mencicipi makanan nya , karena tuan rumah pasti merasa kecewa , makanlah barang sedikit " . Ujar perempuan tua yang mungkin saja seusia mbok Darmi .

" Iya mbah , tapi sebelum berangkat ke sini tadi saya sudah sempat makan di rumah " .

" Sudah makan atau belum , kalau di rumah orang ya harus menghormati tuan rumah yang sudah menyajikan makanan nya " .

Aku tak bicara lagi , ku ambil sepotong kue tradisional , kue nagasari yang masih hangat , aroma khas naga sari nya pun langsung menguar ketika ku buka daun yang membungkus nya .

" Bismillahirrahmanirrahim " . Ku buka mulut untuk segera mencicipi nya . Saat sudah dekat hidung aroma yang aku cium sudah berbeda , ku lihat lagi naga sari yang aku pegang . Sekarang tampak sudah layu dan berlendir beda dengan saat aku liat saat membuka nya barusan .

Rasa nya aku mendadak hilang selera dan mual , ku lirik mbok yang tak ku ketahui nama nya itu ke samping . Dia masih mengawasi ku seolah ingin memastikan aku akan memakan nya atau tidak .

Teringat pesan mbok Darmi aku pun menggigit kecil ujung kue naga sari yang sudah aku pegang , ada rasa amis dan pahit . Ku lirik kembali perempuan tua tadi sembari memastikan dia sudah pergi apa belum .

Setelah perempuan tua itu pergi aku pun meludahkan kembali kue yang sudah sempat aku gigit dan menyimpannya di ujung batik ku kemudian menggulung nya kecil .

Setelah perasaan ku sedikit tenang aku pun kembali melihat kebahagiaan Laras dengan anak nya . Tapi tengkuk ku tiba - tiba meremang , aku melihat ke sekeliling ada yang berbeda .

Wajah setiap orang yang tadi nya penuh keceriaan , saling bercanda dan menyungging kan banyak senyuman tiba - tiba berubah diam dan tak banyak gerak .

Aku bingung melihat kenapa kebanyakan orang justru malah tak bergerak sama sekali . Merasa ada yang tak beres aku spontan berjalan pelan dan berpura - pura tak melihat perubahan sikap semua yang hadir di acara .

" Ada apa nduk ? " . Tanya perempuan tua tadi .

Merasa ada yang memanggil aku pun menoleh , dengan sedikit menahan gugup aku berusaha membuka suara .

" Saya cuma ingin pindah tempat duduk saja mbah " .

Perempuan tua itu mengangguk dan kembali dengan aktifitas nya menata makanan di atas meja besar .

Seketika aku memikirkan cara bagaimana cara keluar dari acara ini sekarang juga .

" Nggak bisa ! " .

Aku mencari sumber suara tapi aku tak menemukan siapa - siapa yang ada di dekat ku selain para tamu undangan yang ada di belakang sana .

Aku sengaja duduk di kursi samping tanaman bunga melati dan agak menjauh dari tamu undangan yang lain .

" Kamu gak bisa keluar dari rumah itu kalau acara belum berakhir , dan kamu harus ingat jangan memakan atau meminum apapun yang ada di meja itu . Tetap bersikap tenang dan banyak berdoa untuk keselamatan mu " .

Hening , aku tak lagi mendengar suara itu selain suara hembusan angin yang membuat udara lebih terasa dingin .

" Yaa Allah , lindungi hamba , Galuh dan juga mbok Darmi yang ada di luar sana " .

PYAAARRRR !!

Belum juga selesai membatin aku sudah di kejutkan dengan suara benda pecah di tengah acara . Aku berjalan mendekat ke sumber suara , di sana tampak laki - laki paruh baya yang sedari tadi mendampingi perempuan dengan bayi di dalam gendongan nya sedang memegang benda dengan cairan berwarna merah .

Aku tak tahu pasti apa yang dia pegang yang jelas perasaan ku sudah mulai tak enak . Ku perhatikan kembali seluruh tamu undangan di hadapan ku , tak ada satu pun di antara mereka yang bergerak .

Mereka diam mematung menghadap laki - laki paruh baya itu seperti sedang menantikan sesuatu terjadi .

KRAUKK KRAUKK !!

KRAUKK KRAUKK !!

Suara apalagi itu mata ku tak segera mencari tahu , aku harus menyiapkan diri saat melihat nya , sama seperti yang lain nya aku pun juga reflek diam mematung menajamkan indera pendengaran yang entah kenapa hati ini semakin merasa gelisah .

Beberapa detik kemudian aku memutuskan melihat ke arah sumber suara . Bibir ku bergetar melihat bayi dalam gendongan perempuan itu sudah tak berbentuk .

Kain yang tadi nya di gunakan menyelimuti bayi itu sekarang warna nya menjadi merah dan basah . Perempuan yang menggendong pun wajah nya tak kalah seram ,

Ku edarkan pandangan ku ke para tamu undangan , dadaku semakin terasa sesak saat bukan manusia lagi yang aku lihat . Mereka sekumpulan makhluk yang wajah nya tampak mengerikan dengan rambut panjang awut - awutan dan mereka tak ada yang menggunakan pakaian .

Di arah yang lain aku melihat beberapa makhluk itu telah berebut seonggok daging yang masih mengucurkan darah .

" Astaghfirullah , Yaa Allah hamba bahkan ndak tau harus lakukan apa sekarang " . Aku memejamkan mata dan berkata dalam hati .

" Jalan lah ke kanan cuma itu jalan satu - satu nya yang tanpa penjagaan " .

Suara itu kembali terdengar jelas di telinga ku , meskipun ragu tapi aku menurut saja berjalan ke kanan menuju dalam rumah yang ada tirai nya berwarna merah .

Aku betul - betul takut salah masuk ruangan yang justru malah akan semakin membuat ku tak bisa keluar dari sini .

" Hei nduk mau kemana kamu ? " .Lagi - lagi aku harus bertemu dengan perempuan tua itu .

" Sa saya mau nyari kamar mandi mbah " .

Perempuan tua yang aku sebut mbah tadi memanggil beberapa orang . Seketika mereka mendekat dan mendengarkan mbah berbicara . Setelah paham mereka menganggukkan kepala .

" Silahkan kamu mengikuti mereka nduk , mereka yang akan menunjukkan di mana kamar mandi nya " .

Aku tak bisa menolak , pikiran ku juga sudah sangat kacau . Aku sampai bingung dengan penglihatan ku sendiri , makhluk - makhluk menyeramkan yang aku lihat tadi sudah kembali tampak seperti manusia dan kini mereka semua melihat ke arah ku .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!