"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Akselia segera menuju ruang kerjanya. setelah membuka pintu,nampak seorang pria dengan postur tinggi dan bahu lebar serta lengan yang kekar memakai kaos warna abu-abu dan topi putih
sedang berdiri sambil menatap ke jendela.
"Mas Aksara" sapa Akselia
Pria itu pun menoleh lalu tersenyum lebar.
"Hei,mba Akselia darimana tadi?" tanya Aksara seraya duduk di sofa
"Mas,sudah kesekian kali nya saya bilang jangan panggil saya mba kalau cuma berdua begini" ucap Akselia
"Oh maaf lupa,Akselia kamu darimana tadi?" ucap Aksara mengulang pertanyaannya lagi
Akselia hanya tersenyum
"Itu dari lantai tujuh belas saya langsung survey ketua tim penelitian di laboratorium terkait komplain produk olahan kita itu" jawab Akselia
"Ohh iya,Arazka mengirimkan saya email kemarin katanya ada beberapa titik swalayan yang mengajukan komplain terkait produk olahan yang cepat rusak bahkan jauh sebelum masa expayer, produk apa saja itu?" tanya Aksara
"Itu y*g*rt sama s*s* fresh berbagai macam rasa serta cemilan k*nt*ng,saya sudah mengkaji dengan sangat hati-hati setiap komponen nya serta SOP pengolahannya tapi tidak ada yang berubah,semua sama mulai dari pengiriman bahan baku,pengolahan di pabrik sampai masuk ke pengolahan bersih tidak ada masalah,saya jadi bingung Mas,salahnya dimana?" ucap Akselia dengan wajah khawatir
"Hhhmmm... baiklah,kita adakan rapat darurat dulu ya,nanti saya minta Arazka atur jadwal rapat besok pagi,sore ini kamu bakal ke makam ibu Masyitah kan bersama Pak Arman?" tanya Aksara seraya menatap lembut wajah Akselia
"Iya Mas,saya sama Papa berencana ke makam Mama sore ini" jawab Akselia seraya mengalihkan pandangan nya karena tidak bisa di pungkiri hatinya pun bergejolak jika bertemu pandang dengan tatapan Aksara
"Oh ya,ini susu fresh dan cokelat belgian favorit kamu,silahkan dinikmati ya" ucap Aksara
"Terimakasih Mas,Mas Aksara kapan tibanya sih dari New Zealand? dari semalam saya tungguin gak ada kabar dari Mas Aksara" ucap Akselia seraya berusaha meraih bag paper itu
Aksara mengulurkan tangannya membantu Akselia mengambil susu dan cokelat,membukakan bungkusan cokelat dan menyerahkan kepada Akselia
"Nih,makan pelan-pelan ya,jangan langsung abis satu kotak cokelat ini,ingat tragedi cokelat turki kemarin" ucap Aksara
"Iya... iya... makan satu aja dulu" ucap Akselia seraya menggigit cokelat itu
"Baru siang ini pesawat saya tiba dari New Zealand dan langsung kemari soalnya sudah kangen berat sama Arazka" ucap Aksara asal
Mendengar itu Akselia pun terbatuk-batuk.
"Nah kan baru aja dibilangin pelan-pelan makannya,minum dulu susunya" ucap Aksara seraya menepuk-nepuk pundak Akselia dengan lembut lalu mengulurkan susu yang sudah dibuka lebih dulu
"Mas Aksara sih ngomongnya ada-ada aja deh" ucap Akselia
"Hahaha... sorry,terus kalau gak kangen sama Arazka sama siapa lagi?" ucap Aksara kembali menatap wajah Akselia
Sesaat mereka saling bertatap, Aksara segera bangkit seraya menarik nafas panjang.
"Saya pulang ke apartemen dulu ya,nanti sore saya susulin ke makam ibu Masyitah,oke?" ucap Aksara seraya beranjak keluar
"Hati-hati Mas Aksara" ucap Akselia
Aksara hanya melambaikan tangannya. Akselia tersenyum simpul. Aksara melangkah menuju lift para staff yang berpapasan nampak menyapanya. seperti biasa staff wanita yang nampak terpesona oleh kegantengan Aksara Banyu apalagi dengan outfit kasual seperti ini.
Didalam lift,nampak ada Dirga dan beberapa staff.
sesaat pandangan Dirga bertemu dengan Aksara.
"Eh,Pak Aksara baru pulang dari New Zealand sudah langsung masuk kantor nih? buru-buru amat Pak" canda salah satu staff itu
"Ada yang kangen sepertinya,ya Pak Aksara" ledek staff yang lain
"Hhhmmm... iya saya kangen sama salah satu penghuni lantai ini" jawab Aksara seraya mengedipkan matanya kearah para staff itu
Para staff itu pun serempak tertawa dan meledek Aksara
"Ciehhhh... so sweet aahh..." seru mereka serempak
Mendengar itu wajah Dirga nampak memerah. setelah Aksara dan para staff keluar dari lift, Dirga pun meluapkan emosinya,meninju dinding lift itu, membuang kasar nafasnya lalu menarik dasinya
"S**l... br*ngs*k kamu Aksara" umpat Dirga
Tak bisa dipungkiri Dirga,jauh didalam hatinya ada tempat tersendiri untuk Akselia yang masih mengisi ruang hati itu.
Sesampainya di apartemen,Aksara disambut sang adik Gianna,sedangkan Gendis sudah tidak tinggal di apartemen Aksara lagi karena sudah mulai bekerja sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta yang jaraknya lumayan jika harus tinggal di apartemen Aksara.
"Assalamualaikum" ucap Aksara seraya melepas sepatunya
"Waalaikumussalam... Aa,sudah datang?" jawab Gianna
"Iya,pesawat Aa tadi siang,tapi langsung ke kantor sebentar" jawab Aksara seraya mencuci tangannya lalu menuang air minum digelas
"Hhhmmm... kangen ya,jadi langsung disamperin duluan mba Akselia nya,baru juga pisah tiga hari" ledek Gianna
Aksara terbatuk kecil.
"Kalau cinta itu jangankan tiga hari,tiga menit gak liat dia aja uda bikin meriang" ucap Aksara seraya berlalu ke kamarnya sambil tersenyum genit
"Iddihhhh... bucin amat dahhh..." ledek Gianna lagi
Ya,faktanya sudah menjadi rahasia umum bahwa Aksara sebenarnya sangat mencintai Akselia. anak SD juga paham kalau langsung lihat gestur kalian berdua,seperti itu ucapan Alanna. tapi begitulah,entah apa yang ada diantara mereka sehingga jarak masih tercipta,mungkin trauma Akselia atau ketakutan Aksara akan penolakan Akselia nantinya.
Sore hari pun tiba, Akselia pulang dari kantor terus menyusul sang Papa ke makam sang Mama. sebuah lokasi pemakaman yang elit. Akselia berjalan pelan,dari jauh nampak sang keponakan tercinta Sky Atharva sedang bermain dengan sang kakek tercinta,Pak Arman.
"Itu aunty sudah datang" ucap Pak Arman kepada sang cucu seraya menunjuk kepada Akselia yang berjalan mendekat sambil tersenyum
"Aunty sayang..." sapa Sky sambil berlari memeluk sang Tante
"Sky sayang..." ucap Akselia seraya menggendong sang keponakan
*uuummmaaaccchhh... sebuah kecupan mendarat dipipi Akselia
"Sky pintar sekali sayang" ucap Akselia tertawa geli lalu menurunkan Sky dari gendongannya
"Kakak" ucap Annira mendekati sang kakak lalu mencium tangan dan pipi sang kakak
"Annira,kamu sehat?" sapa Akselia
"Alhamdulillah Kak" ucap Annira
Akselia pun mendekati sang Papa
"Assalamualaikum Pa" ucap Akselia seraya mencium tangan sang Papa
"Waalaikumussalam Nak" jawab Pak Arman
Pak Ustadz pun datang dan segera memulai pengajian dan doa bersama. tak lama kemudian Aksara pun muncul dengan mengenakan kemeja putih serta kacamata hitam. disusul Dirga masih dengan jas kantornya.
"Assalamualaikum" bisik Aksara pelan
"Waalaikumussalam" ucap Akselia juga pelan
"Maaf telat,saya ketiduran" ucap Aksara
"Its oke Mas,baru mulai kok" ucap Akselia
Sedangkan Dirga langsung duduk disamping Annira dan menggendong Sky.
Selesai pengajian dan doa bersama,mereka pun melanjutkan pembagian sedekah dan berkat kepada staff pemakaman,warga sekitar dan disalurkan ke panti asuhan serta tempat pengajian anak-anak.
Selesai shalat maghrib, mereka memutuskan untuk makan malam bersama.
"Aksara,bagaimana kondisi internal perusaahan sekarang?" tanya Pak Arman disela makan malam
"Baik Pak,semua terkendali" jawab Aksara
"Iya Pa,semua terkendali kok,Papa gak perlu cemas,cukup istirahat saja ya" sambung Akselia
"Aksara,Dirga dan Akselia,tolong kalian saling bekerja sama yang kuat ya,demi perusaahan kita, mitra perusahaan menunggu hasil yang memuaskan dari kerja kita Nak" ucap Pak Arman
"Baik Pak" jawab Aksara
"Baik Pa" jawab Akselia
"Oke Pa" jawab Dirga
Setelah makan malam,mereka pun pulang.
Sepanjang perjalanan,Dirga hanya diam. Sky sudah tertidur di pangkuan sang Mama.
"Kenapa Mas Dirga diam saja?" tanya Annira
"Gak,saya cuma heran saja,Aksara itu bukan menantu di keluarga Papa,tapi kenapa selalu terlibat di setiap acara keluarga Papa,apa tanggapan orang-orang melihat itu" ucap Dirga
"Mas Aksara itu sudah seperti anak laki-laki bagi Papa Mas,sejak dulu apapun itu pasti Mas Aksara jadi Papa merasa gak lengkap jika tak ada Mas Aksara" jawab Annira
Dirga hanya berdecak kesal.
Akselia dan Pak Arman ikut di mobil Aksara.
"Gak kemalaman Mas kalau ngantar saya sama Papa dulu? kan tadi bawa mobil sendiri juga kok" ucap Akselia
"Gak lah,ini baru jam delapan lewat dikit,gak kemalaman namanya" jawab Aksara
Pak Arman memperhatikan mereka berdua dari kursi belakang dan tiba-tiba
"Kapan kalian akan menikah?" tanya Pak Arman
Sontak Aksara dan Akselia saling tatap sejenak lalu saling membuang pandangan.
bahagia deh tasikmalaya disebut sebut dlm novel ini. karna aku berasal dari tasik Malaya. pencinta novel di aplikasi ini