Menjadi wanita simpanan pria beristri, bukalah pilihan hidup bagi Vivian. namun dia bisa apa? cuma ini jalan satu-satunya agar bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat, demi kesembuhan sang ibu tercinta.
"Oke, Viv. selama kamu menjadi wanita simpananku, kamu dilarang untuk jatuh cinta apalagi hamil. jika kamu melanggar kesepakatan kita, maka kamu harus pergi tanpa mendapatkan apa-apa dariku, karena cuma istri sahku yang berhak untuk melahirkan calon penerus Davison."
"Oke, aku terima dengan senang hati syarat darimu, tuan." Viv tersenyum merasa syarat yang diberikan cukup mudah.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh dihati mereka. meskipun tidak terucap namun David berusaha untuk terus melindungi Viv, dari niat jahat ibu tirinya yang ingin menguasai harta warisan atas nama Viv.
Bahkan karena kecerobohannya, Viv hamil dan jatuh cinta pada Dav, hingga melanggar kesepakatan.
Bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya? apakah Viv pergi tanpa membawa apa-apa atau sebaliknya?"😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa alasanku untuk hidup
"Semua ini gara-gara Kamu, perempuan licik." Anabel menepis tangan Sandra yang ingin merangkul tubuhnya.
"Jangan seperti ini nak, kakak dan papamu pasti sedih melihat sikapmu pada mama. Sebelum kecelakaan hubungan mama dan kakakmu sudah sangat membaik, bahkan kami sepakat untuk mencarikan pengobatan terbaik untuk papamu... meskipun takdir berkata lain..." ucap Sandra.
Anabel sedikit tenang, teringat perkataan Vivi yang mengatakan jika mama Sandra bisa saja berubah dan menjadi baik.
"Dok, pasien atas nama ibu Arini sudah meninggal."
"Apa? mamaku juga meninggal, tidak...!!! tidak mungkin. mama ..papa...kak Vivi jangan pergi tinggalkan Anabella sendiri... Anabel ingin ikut kalian...!!!" gadis belia itu menangis sejadi-jadinya memangil orang-orang yang disayanginya.
Anabela yang tidak sanggup menanggung beban hidup kembali pingsan, melihat hal itu Sandra menundukkan wajahnya menyembunyikan senyum licik atas kemenangan nya.
"Tenang saja Anabel, setelah ini kamu juga akan menyusul mereka di neraka." batin Sandra, meskipun bertopeng bersikap sok peduli.
"Kamu harus sabar dan kuat sayang, ikhlaskan mereka karena saat ini keluargamu sudah tenang dan bahagia di surga. Tenanglah ada mama disini." bujuk Sandra.
"Nyonya Sandra, silahkan kembali keruang perawatan anda. Kami akan menangani gadis ini terlebih dahulu." ucap dokter ikut prihatin menatap wajah sembab Anabela.
"Anabel yang malang...., mama sangat menyayangimu nak." ucap Sandra kembali kedalam kamarnya. Semetara itu beberapa orang perawat membantu mengangkat tubuh Anabel keranjang pasien untuk melakukan pertolongan pertama pada gadis itu.
Dialam bawah sadarnya, Anabella bertemu dengan kedua orang tuanya.
"Anabela, jaga dirimu nak. belum saatnya kita berkumpul sayang." ucap bayangan sang papa dan mamanya yang terlihat begitu cantik, memakai pakaian serba putih. mereka melambaikan tangan sebelum menghilang. Namun dia tidak melihat keberadaan sang kakak Vivian.
"Mana kak Vivi, kenapa dia tidak bersama kalian?" tanya Anabela. kembali tersadar dan menangis sedih begitu kembali pada kenyataan jika saat ini dia hidup sebatang kara.
Ditempat lain, David yang tengah memimpin rapat tiba-tiba berubah menghentikan begitu saja begitu asisten Nick berjalan mendekatinya seraya membawakan ponsel milik David.
"Ada apa Nick?" tanya David tidak sabaran, karena dalam beberapa hari ini dia selalu resah seakan mendapat firasat jika ada sesuatu yang akan hilang dari hidupnya, meskipun David berusaha untuk menepis dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan.
"Barusan Grace menghubungi, Dia mengatakan jika Nona Viv mengalami kecelakaan mobil, tuan."
DEGH!!!
"Apa? Viv kecelakaan??" teriak David, mengagetkan semua peserta rapat yang hadir, mereka saling pandang. penasaran dan bertanya-tanya siapa perempuan bernama Viv tersebut, sebegitu pentingkah bagi Presdir mereka, meskipun ekspresi wajah David terlihat datar, namun kegelisahan dan kepanikannya tidak dapat disembunyikanya.
"Siapkan penerbangan secepatnya, kita harus segera kembali." perintah David lalu menunda rapat begitu saja.
Langkah lebar David menuju lantai dasar gedung tempat diadakannya rapat, membuat sang asisten kewalahan dalam mengimbanginya. Bahkan David mengabaikan setiap orang yang menunduk hormat ataupun menyapa. Saat ini hati dan pikirannya hanya tertuju pada satu wanita saja Viv, gadis kecilnya yang imut.
"Oh my god, aku tidak akan bisa memaafkan diriku, jika sesuatu yang buruk menimpamu Viv."
Selama dalam perjalanan pulang, David tidak henti-hentinya berdoa demi keselamatan Viv yang masih belum ditemukan keberadaannya, dia yakin gadis kecilnya selamat dan mampu bertahan. Setelah sampai David akan terjun langsung dalam pencarian Vivi.
David juga meminta pihak rumah sakit dan beberapa orang pengawal kepercayaannya untuk bekerja sama menjaga Anabela, dia yakin jika kecelakaan yang menimpa Viv dan papanya disengaja. atau ada orang yang ingin melenyapkan keluarga tersebut dengan maksud tertentu. Meskipun saat ini David belum menemukan titik terang, namun dia bertekad akan menuntaskannya demi Vivian.
***
"Bagaimana keadaanmu?"
"Siapa tuan, aku tidak mengenal Anda?" Anabel langsung mundur dari ranjang perawatan, begitu melihat kedatangan David. tidak mudah baginya percaya pada orang-orang yang belum dikenalnya.
"Namaku David, aku senagaja datang kesini untuk menjadi pelindungmu."
"Pelindungku, untuk apa? Sekarang aku tinggal sebatang kara didunia ini, percuma aku hidup. Lebih baik aku pergi menyusul mereka hick...hick...!" Anabela menangis frustasi dengan nada menyayat pilu bagi orang yang mendengar.
"Hey gadis kecil tenangkan dirimu."
Refleks kedua tangan kekar David menarik Anabel kedalam pelukan kasih sayang sebagai seorang kakak, merasa iba pada sosok gadis kecil yang harus berjuang seorang diri melawan kerasnya hidup. Anabela terus meronta-ronta meluapkan kesedihan yang tidak berujung.
"Katakan, apa alasanku untuk hidup...?"
"Kakakmu Viv, saat ini Dia pasti masih berjuang untuk hidup dan berkumpul lagi bersamamu. Termasuk kedua orang tuamu yang tentunya ikut bersedih melihatmu bersikap seperti ini." ucap David tegas.
DEGH!!!
"Kenapa, tuan begitu yakin jika kak Vivi masih hidup?"
"Karena selama ini filing ku tidak pernah salah. Lagian aku tidak akan percaya begitu saja sebelum melihat dengan mata kepalaku sendiri."
Mendengar hal itu isak tangis Anabel sudah mulai mereda, gadis itu segera mengusap air mata sambil memaksakan senyum.
"Sebenarnya siapa anda, tuan. Kenapa begitu peduli padaku?"
"A...aku adalah majikan Viv." jawab David, bingung harus mengatakan tentang status hubungan mereka, yang tentunya belum bisa dimengerti oleh gadis seusia Anabel.
"Apa anda anak dari majikan kak Vivi?"
"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" David mengernyitkan keningnya bingung.
"Ya, kak Vivi pernah berkata. jika dia bekerja sebagai pengasuh nenek jompo. yang mempunyai seorang anak pengusaha super sibuk." Jawab Anabela, membuat sudut bibir tipis David berkedut mendengar penuturan polosnya.
"Kakakmu bekerja sebagai pengasuhku, bukanya nenek-nenek seperti yang kamu pikirkan." bathin David merasa geli, meskipun begitu tidak menutupi rasa khawatirnya pada keselamatan Vivian.
"Apa selama ini keluargamu mempunyai musuh?"
"Tidak, selama ini kak Vivi lah yang menjadi tulang punggung kami, karena papa lebih memilih hidup dengan istri mudanya." jawab Anabela sendu.
"Bagaimana hubungan kalian, dengan istri baru papamu?"
"Sangat buruk, bahkan dia tidak memperbolehkan papa membatu kami. Tapi akhir-akhir ini dia dan kak Vivi berbaikan, bahkan sepakat pergi melakukan pengobatan untuk papa kerumah sakit, hingga kecelakaan ini terjadi."
David mendengarkan dengan serius penuturan Anabela, meskipun semula dia berfikir jika itu murni kecelakaan, tapi hati kecilnya berkata lain, pasti ada sesuatu dibalik ini semua.
"Istirahatlah jika kau lelah, aku berjanji akan mencari dan menemukan Viv." bujuk David, Anabela menganggukkan kepalanya lalu berbaring dengan perlahan.
David menutup pintu kamar dengan perlahan-lahan, lalu menghubungi Nick.
"Nick, perintahkan para anak buahmu untuk mengecek ulang kembali cctv yang terdapat di setiap titik jalanan."
"Baik tuan, kami akan mengirimkan informasi secepatnya, meskipun terdapat beberapa cctv yang rusak di beberapa titik." jawab Nick setelah mendapatkan tugas tambahan lagi.