NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbincangan Sulit

Kepanikan menjadi suasana siang ini.

Sekar dilarikan ke RSUD dengan ambulan. Pertolongan terhadap Sekar berjalan cukup lama. Sebab, kondisi Sekar ditemukan di area yang tertindih oleh reruntuhan di area kursi-kursi tamu. Dia ditemukan oleh Elgard dalam keadaan tak sadarkan diri.

Aku ikut dengan Elgard ke rumah sakit, dengan mobil miliknya. Dia terus menelepon di dalam perjalanan, setelah dia menghubungi seseorang yang dia panggil Paman, tentang kondisi Khanza. Aku tak tau dia menelepon siapa. Tapi, dia terlihat panik dan gelisah. Sebab, seseorang yang dia telpon tak kunjung menjawab panggilannya.

Dia mendecih. "Apa kau tak mengenal seseorang yang masih berkerabat dengan Sekar?" Oh, dia berusaha menghubungi keluarga Sekar.

"Tidak. Dia anak tunggal dan aku tak tau keluarganya selain almarhum ibunya" Jawabku.

Elgard terlihat putus asa. Kenapa dia terlihat seperti itu? Kenapa dia begitu peduli dengan Sekar?

Tanganku masih gemetar.

Kami sampai di RSUD. Elgard langsung menuju adminstrasi rumah sakit. Dia mengaku sebagai wali Sekar disana. Kalau seperti ini, dia terlihat lebih dari sosok kakak di mataku.

Ponsel dia berdering kembali. Dia telihat cepat-cepat mengangkatnya.

"Sore Te, ini Elgard. Teman Sekar"

Kurasa, dia sedang menghubungi kerabat Sekar. Bagaimana dia bisa memiliki nomor telepon kerabat Sekar? Sedekat apa hubungan mereka?

"Iya Te, ini Sekar di Rumah Sakit. Saya hanya memberi kabar kondisi Sekar.... Iya Te, Khanza juga kena reruntuhan. Tante gak usah khawatir, saya bantu pembiayannya. Kalau sempat, tante bisa ke sini untuk kondisi Sekar"

Kami setengah berlari ke tempat Sekar mengejar perawat yang membawa Sekar. Elgard masih bertelponan sambil menghindari orang-orang yang mengenal wajahnya.

"Tante gak usah panik ya. Di sini juga ada teman sekolah Sekar. Iya te, kami akan selalu kabari kondisi Sekar, selagi Tante nunggu tiket kereta..... Iya Te" Elgard segera menutup teleponnya dan berjalan ke arah sisi kiriku menghindari orang-orang yang mendatangi kami karena dia.

Kami menunggu kabar Sekar di depan ruang ICU yang lampunya terlihat menyala merah. Jantungku terus berdentum kencang. Ponselku berdering kembali. Kali ini telpon dari Dani.

[Halo, kita dah nyampe di stasiun. Lu sekarang dimana?]

"RSUD kota" Jawabku

[Hah?! Ngapain di sana? Kata Vian lu kagak kenapa-napa?]

"Iya, ini temen gua yang masuk rumah sakit. Gua Sharelock ya?"

[Ya, kita tunggu. Oh, ada yang mau lu titipin gak?]

"Maaf ngerepotin. Gua titip beliin air mineral botol besar aja"

[Oke, jangan lupa sharelock. Kita otw. PIP!]

Aku segera mengirim lokasi terkini ke wa Dani. Dan tak lama dari itu, lampu merah ICU mati. Kami berdua (Aku dan Elgard) berdiri bersamaan menunggu Dokter keluar dari sana.

Dokter itu, datang dan melepas masker medisnya. "Wali dari Pasien Sekar?" Tanya Dokter itu.

"Iya Dok! Kami walinya" Jawab Elgard.

Dokter itu berdehem. "Kondisi Pasien, cukup kritis. Ada pendarahan di otaknya. Jadi, dibutuhkan operasi secepatnya. Tapi, ada kemungkinan bagi Pasien mengalami gangguan ingatan. Kalau Wali dari Pasien setuju, tolong segera mengisi folmulir persetujuan di administrasi" Dokter itu meninggalkan kami dan beberapa perawat yang melewati kami sambil mendorong ranjang pasien. Di sana, Sekar masih tak sadarkan diri. Kepalanya terlihat di perban.

Elgard jatuh lemas di sana. "Bagaimana ini? Aku harus bilang seperti apa ke Tante Vety? Menurutmu bagaimana?" Tiba-tiba saja dia meminta saran padaku.

"Jangan salahkan dirimu, kau sudah membantu banyak. Kita hanya perlu memberi kabar kondisi Sekara dengan sebenarnya pada Tante" Jawabku sambil mengulurkan tanganku agar dia berdiri.

Elgard kembali menelpon Tante yang dimaksud, kemudian mengurusi folmulir administrasi untuk operasi itu. Aku sungguh tak bisa berkata banyak hal melihat nominal yang tertulis di folmulir tersebut yang dia tanda tangani. Dia melunasi semua biaya itu. Aku tidak tau sekaya apa model dewasa muda bernama panggung El Cearoz ini.

Kami pergi mengunjungi Khanza setelah semua tentang pengurusan operasi Sekar selesai.

Di kamar Khanza, ada seorang pria menggunakan kemeja abu-abu muda sedang duduk dan melihat Khanza hingga tak menyadari kami masuk ke dalam kamar tersebut.

Khanza masih memejamkan matanya di sana. Tangan kanan dan kaki kanannya di bagian pergelangan kakinya terlihat terpasang gips.

"Paman, gimana keadaan Khanza?" Elgard tiba-tiba menyelonong masuk dan berdiri di sebrang ranjang pasien milik Khanza.

Pria yang di panggil Paman oleh Elgard itu, berwajah seperti orang Eropa dengan mata biru.

"Dia hanya patah tulang dan sekarang masih terkena efek bius" Jawab Paman itu.

Paman bermata biru itu matanya terlihat bengkak dan melihat ke arahku. Kemudian, melihat ke arah Elgard kembali.

"Lama tidak berjumpa denganmu, Elgard. Kau sudah sebesar ini. Apa kau masih mengunjungi keluarga besar?" Ucapan Paman itu, membuatku kaget. Dia kerabat Elgard?

Elgard menarik kursi dan duduk di sana. "Tidak pernah sekalipun, sejak kematian orang tuaku. Bagaimana hubungan Paman sendiri dengan Khanza? Apa Anda sudah menjadi Ayah yang diimpi-impikan Khanza?"

Eh? Ayah?

Aku melihat Paman itu. Dia rupanya Ayah Khanza. Tapi, kenapa wajahnya jauh berbeda?. Paman itu terkekeh saat melihat Elgard.

"Aku sedang berusaha, meski dia mengangapku tidak ada" Jawabnya.

Aku kembali melihat Elgard. Dia terkekeh ringan sambil menundukkan kepalanya. "Memang seharusnya begitu. Saya kalau jadi Khanza, akan lebih kejam memperlakukan Anda" Jawab Elgard.

Aku tak tau apa yang mereka obrolkan. Hanya saja, atmosfer disekitarku menjadi pengap.

"Ya, beruntung bagiku mengadopsi Khanza. Aku sangat senang karena aku tidak mengadopsimu"

"Haha, meski Anda bersujud di hadapan kuburan Ibu saya, saya tidak akan mau" Talar Elgard.

Mereka berdua kini saling menatap. Kemudian, tertawa bersamaan. "Haha, kita memang terlihat seperti keluarga. Aku sangat senang karena kau memilih hidup sendiri tanpa bantuan keluarga besar. Seringlah datang ke rumah Paman. Bujuk Khanza agar mau membuka hati pada Paman" Ucap Paman itu.

"Jika itu keinginan Anda, maka lakukanlah sendiri. Berbicara tentang keluarga besar, apa Anda sudah mendengar tentang Nenek yang kondisinya menurun?"

"Haha, Semoga Tuhan semakin cepat memanggilnya. Jadi, berkurang satu beban Bumi ini" Jawab Paman itu sambil melihat ke arahku. "Lalu, siapa kau ini?" Apa dia baru menyadariku ada di sini selama ini?

"Saya-"

"Dia teman Sekar" Sela Elgard dengan cepat.

Elgard kemudian berdiri dan dia seolah menghindarkanku agar aku tak berbicara banyak kepada Paman itu. "Kami keluar dulu Paman. Memeriksa kondisi Sekar. Tolong segera hubungi setelah Khanza sadar" Elgard menarik ransel ku untuk segera mengikutinya.

"Eh? Tunggu. Bagaimana kondisi Sekar?" Paman itu turut berdiri dari duduknya.

Elgard mengabaikannya dan menutup pintu kamar Khanza.

Dia melepas ranselku dan memperlambat laju jalannya. "Kalau Paman itu, bertemu denganmu, baik itu bertanya sesuatu atau apapun itu, abaikan saja. Kau bisa-bisa semakin di benci Khanza" Ucapan Elgard terdengar seperti ancaman.

Aku sungguh tidak menyangka ternyata El Cearoz ini masih berkerabat dengan Khanza. Pantas saja mereka sangat dekat. Ya, kurasa dia orang yang baik. Tidak salah apabila Sekar mengajaknya di cafe waktu itu.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!