NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lulus Seleksi

“Kamu mau interogasi kami?” Ega pun masi membalas Richi dengan pertanyaan.

Tak terasa ternyata mereka telah sampai di depan rumah Gina.

“Kalian mampir nggak?” Tanya Gina memotong pembicaraan kedua pria yang merupakan sahabat karib itu.

“Next baru kami mampir yah Gin? Aku pinjem Ega nya sebentar, ada yang harus aku kerjakan dan aku butuh bantuannya.” Jelas Richi.

Ega agak jengkel, dia yang masih ingin berada dekat Gina namun sebelum dia berbicara Richi telah berbicara terlebih dahulu, dan yang membuat dia semakin jengkel adalah Richi sengaja meminta pada Gina untuk dirinya pergi bersama Richi.

“Yah sudah, terserah deh.” Kata Gina pasrah, dia turun dari mobil meninggalkan Richi dan Ega di dalam mobil. Tanpa turun dari mobil, Richi yang tadinya duduk di belakang kini berpindah di samping Ega, duduk di kursi penumpang bagian depan.

“Sampai rumah aku telpon kamu yah Gin?!” kata Ega.

“Iya, hati-hati.” Gina melambaikan tangan ke arah mobil yang perlahan meninggalkan pekarangan rumahnya.

Setelah mobil yang dikendarai Ega tidak terlihat lagi dari pandangan mata Gina, dia masuk ke dalam rumah yang ternnyata telah di tunggu oleh Agatha di ruang tamu.

“Dari mana saja? Kok sejak pagi tidak ada di rumah? Jam segini baru pulang? Tidak juga mengabari aku sama sekali.” Cerocos Agatha serius ketika Gina masuk ke dalam rumah.

“Maaf kak! Aku habis main badminton dengan Ega.” Kata Gina merasa bersalah.

Gina berjalan perlahan menghampiri Agatha yang duduk menghadap pintu dimana dia tadi masuk kemudian duduk dekat Agatha.

“Owwwhhh…” Kata Agatha serius seperti sedang marah. “Kenapa tidak ajak-ajak aku?” Agatha tersenyum.

“Iya, maaf! Aku pikir kakak tidak mau ikutan.” Jawab Gina legah karena melihat ekspresi Agatha yang tersenyum.

“Tadi ada yang datang nyariin kamu di rumah.” Kata Agatha lagi.

“Siapa kak?” Tanya Gina penasaran, “Jangan-jangan penelpon misterius itu?” Lanjut Gina bertanya, dia jadi ingat kalau beberapa waktu yang lalu si penelpon misterius yang biasanya menelponnya itu mengatakan kalau tidak lama lagi dia akan menemui Gina.

“Bukan.” Jawab Agatha santai.

“Terus? Siapa kak? Bikin penasaran saja.” Gina semakin mendekat ke arah Agatha.

“Ayo tebak!” Agatha masih belum bersedia mengatakan siapa yang menelpon.

“Sudahlah, malas ahh!” Gina menyandar ke sandaran kursi.

“Kamu pasti tidak menyangka kalau….” Agatha menjedah kata-katanya.

“Kalau apa?” Desak Gina.

“Kalau yang telpon itu adalah panitia seleksi peserta olimpiade badminton se-Asia.” Kata Agatha sebelum Gina semakin menuntut penjelasan padanya.

“Panitia seleksi peserta olimpiade badminton se-Asia? Yang benar kak? Terus apa katanya?” Tuntut Gina. “Apa aku gagal seleksi?” Gina menundukkan kepalanya sedih, dia berprasangka bahwa usahanya gagal.

“Kalau gagal, tidak mungkin mereka konfirmasi Gin.” Agatha bukannya menjawab pertanyaan Gina, malah membuat clue yang menambah kebingungan Gina.

“Lah terus? Artinya? Aku?” Gina menunjuk ke arah dirinya dengan kedua jari telunjuk di tangannya, dia tidak berani menyimpulkan sendiri, takutnya dia salah.

Agatha berdiri dari duduknya lalu memeluk erat adiknya, “Kamu lulus seleksi Gina. Kamu menjadi duta Indonesia di olimpiade badminton se-Asia.” Agatha mempererat pelukannya pada Gina yang terpaku mencerna maksud dari Agatha.

“Kakak tidak bercanda kan?” Gina melepaskan pelukan Agatha yang terasa menyesakkan baginya. Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu dan saling berhadapan.

“Ngapain bercanda? Tidak ada untungnya bagi kakak kan?!” Kata Agatha.

Jantung Gina berdebar kencang saat mendengar perkataan Agatha barusan, dia sepertinya belum terlalu yakin namun di sisi lain ada rasa senang dan haru.

“Apa benar aku jadi salah satu utusan Indonesia dalam olimpiade kak?” Gina menatap Agatha, memandangi kedua bola mata Agatha berusaha mencari titik kebohongan di sana.

“Kamu tidak percaya?” Agatha menatap Gina. “Tunggu di sini!” Perintah Agatha kemudian berdiri dari duduknya, berjalan ke arah meja yang lumayan dekat dengan posisi mereka duduk saat ini kemudian mengambil satu bungkusan amplop berwarna coklat. “Ini dia, bukalah!” Agatha menyerahkan bungkusan amplop pada Gina.

“Aku masih belum percaya kak. Ini beneran surat pemanggilan dari panitia untukku?” Gina meyakinkan dirinya jika itu adalah kenyataan dan bukan hanya mimpinya saja.

“Ini beneran Gina! Proficiat yah adikku satu-satunya. Kamu memang hebat.” Gina dan Agatha kembali berpelukan.

Gina tidak dapat menahan laju air mata bahagiahnya.

“Apa orang yang datang tadi itu yang memberikan surat ini pada kakak?” Tanya Gina penuh selidik.

“Sebenarnya tadi dia mau ketemu langsung denganmu, tapi sayangnya kamu tidak ada di rumah, di telpon juga berkali-kali kamu tidak respon. Jadi dia nitipin ke kakak dengan pesan katanya besok kamu harus segera melapor ke panitia sekaligus mempersiapkan diri karena mulai besok latihan pemantapan akan di mulai.” Jelas Agatha menjawab pertanyaan Gina.

“Baik kak. Makasi yah!” Gina bingung untuk mengekspresikan dirinya seperti apa, nampak dia belum percaya seratus persen dengan pencapaiannya.

“Sebaiknya sekarang kamu istirahat gih! Ingat kamu harus jaga kondisi kamu agar tetap fit sampai pertandingan selesai, kakak akan selalu mendukungmu, kamu pasti bisa mengharumkan nama Indonesia.” Agatha memberikan semangat.

“Siap. Makasi kak. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu.” Kata Gina dengan penuh semangat.

“Oh iya, jangan lupa juga kasi tahu Ega karena waktumu akan terkuras habis untuk latihan sementara waktu untuk bersamanya akan berkurang.” Pesan Agatha.

“Iya kak, aku pasti kasi tahu dia.” Kata Gina tegas.

Gina menuju ke kamarnya dengan hati riang gembira, dia segera menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melapor ke panitia dan menyiapkan peralatan yang dia butuhkan untuk latihan, terlebih juga dia mulai mempersiapkan fisiknya dengan baik agar siap bertanding.

Saat jam makan malam, Gina hanya turun untuk makan bersama Agatha setelah itu kembali ke kamarnya dan istirahat. Dia tidak sabar menanti hari esok dimana dia akan mulai latihan pemantapan.

Besok harinya, jam lima pagi Gina mulai melakukan persiapan fisik dengan beberapa olahraga ringan.

“Pagi kak.” Gina menyapah Agatha yang sedang membersihkan ruang tamu.

“Gina? Tumben bangun jam segini? Sepertinya kamu sudah mandi yah? Wangi banget.” Ledek Agatha.

“Iya emang aku sudah mandi, tadi habis olahraga lari-lari dikit di taman.” Jelas Gina.

“Wah rajin banget?!” Agatha masi meledek Gina.

“Iya, kan aku harus latihan kaaaak!” Kata Gina.

“Iya deh.” Agatha menaikan bibir sebelahnya pertanda sedikit mengusili Gina. “Jam berapa kamu akan pergi Gin?” Tanya Agatha.

“Dikit lagi kak.” Jawab Gina.

“Yah sudah, kalau gitu sebaiknya kamu sarapan dulu!” Perintah Agatha dan Gina pun menurutinya.

Selesai sarapan, Gina duduk di ruang tamu dengan Agatha sambil mendiskusikan apa saja yang dibutuhkan Gina dan apa saja yang sudah dia persiapkan dalam latihan dan pelaksanaan olimpiade nanti.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!