Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Laura kembali ke kamarnya. Ia tak mendapati suaminya di sana. Namun Laura sudah tak menghiraukan nya.
Setelah selesai membersihkan tubuh nya Laura mencoba untuk beristirahat sebentar.
Tak berselang lama Damian sampai di rumah.
"Apa Laura sudah pulang ma?" tanya Damian.
Nyonya Laurent menatap wajah putranya itu. Ia merasa Damian sedang menahan amarahnya. Namun ia tak ingin mencampuri urusan rumahtangga mereka.
"Dia di kamarnya" sahut nyonya Laurent.
Damian segera naik ke atas ia langsung menuju kamar mereka. Laura terlihat berbaring di ranjang.
Dengan penuh amarah Damian melempar Laura dengan segelas air yang berada di nakas.
Byurrr
Laura terkejut ia perlahan membuka matanya dan menyeka wajahnya yang kini telah basah.
"Ada apa ini?" tanya Laura bingung.
"Kau masih bertanya? Berani sekali kau menipuku?" ucap Damian sambil mencekik leher Laura.
Laura kehabisan nafas ia tak mampu menahan tangan kekar suaminya itu.
"Lepaskan aku!" ucapnya terbata-bata.
Damian tak menggubris nya. Ia semakin erat mencekik Laura.
"Tolong lepaskan aku!" ucap Laura memohon.
Melihat Laura yang sudah hampir kehabisan nafas, Damian menghempaskan Laura.
uhuk uhuk uhuk
"Apa yang kau lakukan? Kau ingin membunuhku?" ucap Laura. Tubuhnya kini gemetar ketakutan.
"Kau selingkuh di belakangku" tuduh Damian.
Deg
"Apa maksudmu?" sahut Laura.
"Sudahlah! Aku tak akan meminta penjelasan apa pun. Aku akan menceraikan mu!" sahut Damian.
Jeddar
Pernyataan itu sungguh membuat Laura tercengang. Ia tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut suaminya.
Laura bangkit dari ranjang. Ia mendekati suaminya.
"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Aku akan menyetujui permintaan mu" sahut Laura.
Setelah mengatakan itu Laura keluar dari kamar itu. Belum sempat ia melangkah melewati pintu kamar itu Damian menarik lengannya.
"Kau!"
Laura mencoba tenang, ia tak ingin menaruh wajah sedih dan terluka di hadapan suaminya itu.
Melihat sikap Laura kepadanya,hatinya begitu sakit.Tidak ada raut wajah sendu pada Laura membuat Damian khilaf.
Damian menarik Laura dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Laura menjadi takut. tubuh nya gemetar. Damian memaksa dirinya untuk meminta hak nya kali ini.
"Apa yang kau lakukan?Jangan coba menyentuh ku! Bukankah kau akan menceraikan ku?" ucap Laura gugup.
Damian tak menggubris nya sama sekali. Ia melucuti pakaian yang melekat di tubuh Laura. Hingga hari itu Damian mengambil paksa kehormatan nya yang selama ini di jaga nya.
Air mata Laura tak henti-henti mengalir. Setelah melakukan itu Damian meninggalkan Laura di sana. Ia mencoba menenangkan dirinya.
Ternyata tuduhan yang dia lontarkan tidak benar. Ia tahu Laura masih menjaga kehormatan nya. Damian sangat menyesali perbuatannya. Ia merasa hina memaksa kehendaknya tanpa memperdulikan perasaan Laura.
"Sial!" pekiknya.
Damian menarik kasar rambutnya. Kini dirinya sudah tidak karuan.
Sementara Laura masih memeluk erat tubuhnya di bawa selimut itu. Seprai itu menjadi saksi bisu perlakuan Damian kepadanya. Kini dirinya sudah tidak suci lagi. Ia merasa Damian tidak memperlakukan nya sebagai seorang istri tetapi hanya seperti jalang.
Nyonya Laurent merasa aneh melihat tingkah Damian tadi. Dengan cepat ia naik ke atas. Betapa terkejut nya nyonya Laurent melihat pakaian Laura yang berserakan di lantai.
"Laura, apa yang terjadi?" ucap nyonya Laurent kaget.
"Laura sudah tidak suci lagi!" sahut Laura sambil meratapi nasibnya.
Nyonya Laurent langsung memeluk menantunya itu. Ia tak habis pikir dengan hubungan di antara mereka. Selama ini terlihat baik-baik saja. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini.
"Apa yang kau katakan sayang?Kau istri Damian" ucap nyonya Laurent.
Laura menggeleng. "Tidak ma, Damian sudah menceraikan Laura" sahut nya.
Deg
"Apa?"
"Kau bergurau Laura?Tatap mama apa yang sebenarnya terjadi?" ucap nyonya Laurent meminta penjelasan dari Laura.
Laura hanya diam. Ia tak mampu bercerita apa-apa.
"Laura katakan apa yang terjadi?" desak nyonya Laurent.
Laura hanya bisa menangis ia tak mampu mengatakan apa-apa lagi. Ia ingin semua cepat berakhir.
"Laura ingin pergi saja!" sahut nya.
"Apa yang kau katakan. Mama tidak mengerti sayang? Kau istirahat saja, mama akan meminta penjelasan Damian" ucap nyonya Laurent menenangkan Laura.
Nyonya Laurent semalam suntuk tidak dapat memejamkan matanya. Ia sudah dari tadi menunggu putranya pulang. Namun Damian tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali.
Damian kini berada di tepi sebuah danau. Ia sungguh merasa malu dengan perbuatan nya kepada Laura istrinya.
"Ya Tuhan, apa yang kulakukan?" gumamnya.
***
"Dari mana saja kau, Dam?" tanya nyonya Laurent begitu melihat Damian memasuki ruang tamu.
"Maaf ma, aku ada urusan!" sahut nya.
Nyonya Laurent bangkit dari sofa dan mendekat ke arah Damian.
"Mama butuh penjelasan Dam?" desak nyonya Laurent.
Damian terdiam ia tahu bahwa ibunya telah mencurigai nya. "Maafkan Damian ma, Damian khilaf!" sahut nya.
"Kau akan menceraikannya?".
Damian terdiam, mulutnya tercekat ia telah menalaknya malam tadi. Namun ia telah melakukan kesalahan.
" Damian tak bermaksud melakukan, sudah Damian katakan Damian khilaf!"sahut nya.
"Baiklah Dam, mama tak ingin mencegah keinginanmu dan mama rasa itu juga keinginan Laura" sahut nyonya Laurent.
Mendengar ucapan ibunya barusan membuat hati Damian sedikit terluka. Namun harus bagaimana lagi semula telah terjadi.
Damian naik ke atas. Ia menuju kamarnya. Di Sana ia sudah tak melihat wanita yang sudah dia lecehkan.
Damian segara membersihkan tubuh nya dan bersiap ke kantor. Damian tak melihat keberadaan Laura di setiap ruang di rumah itu. Sosoknya sudah tidak kelihatan sama sekali.
Mulut nya ingin bertanya namun ia enggan untuk menanyakan kepada setiap penghuni rumah itu.
Begitu jg sbalik'y