Laura Agatha 20 tahun merupakan gadis yatim piatu yang di tinggal di sebuah kota metropolitan. Ia mengabdi kepada satu keluarga terkaya di kota tersebut sudah hampir 5 tahun lamanya.
Majikannya seorang blasteran Indo Belanda yang berdomisili sejak tahun 90 an. Awalnya ia hanya ia hanya menjadi baby sitter cucu majikannya yang sudah renta itu.
"Laura, kau sudah siap nak?" ucap nyonya Laurent kepada Laura.
Laura hanya menatap wanita tua itu, matanya berkaca-kaca. Ia ingin menolak pernikahan ini. Ya! Laura terpaksa menikahi anak majikannya itu. Yang tak lain dan tak bukan ayah dari anak yang selama ini di asuhnya.
"Kemari lah, penghulu sudah tiba. Kau akan segera melangsungkan izab kabul" sambung nyonya Laurent.
Laura bangkit dan mendekati wanita tua itu, ia berjalan beriringan dengan wanita itu. Laura melihat ke kanan dan ke kiri, di sana hanya terdapat beberapa kerabat yang hadir menyaksikan acara sakral tersebut.
Laura di persilahkan duduk di samping anak majikannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Laura masuk ke kamar, ia melihat Damian di balkon. Damian kini sedang melakukan video call dengan seseorang.
Mendapat hal itu Laura mencoba menenangkan dirinya. Ia tak akan terpengaruh dengan apa yang dilakukan suami mulai sekarang.
Laura membersihkan tubuh nya. Setelah keluar kamar mandi kini suaminya telah berbaring di ranjang.
Laura menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia mengambil selimut dari lemari.
"Apa yang kau lakukan?" ucap Damian.
Laura menoleh ke arahnya. "Aku akan tidur di sofa saja" sahutnya.
"Terserah kau saja!"
Damian kembali membaringkan tubuh nya. Laura mengoleskan salep di bagian pipinya yang kini membengkak. Air matanya kembali terjatuh.
Dalam sekejap suaminya berubah, dan kembali seperti dahulu.
"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan?" batinnya.
****
Pagi itu Laura tidak membuat sarapan seperti biasa. Ia bergegas pergi menuju tempat yang akan di sewanya untuk membuka restorannya.
"Bik,Laura harus segera berangkat. Tolong bibi siapkan saja sarapan buat suami dan putriku"ucapnya.
Karena hari ini hari libur. Laura tidak begitu cemas. Ia tak perlu mengantar Abel ke sekolah. Laura segera berangkat dengan menggunakan taksi online yang di pesannya.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Laura sampai di tempat yang di maksud.
"Tempat ini tak begitu buruk!" pikir Laura.
Tak berapa lama sang pemilik ruko itu tiba. "Nona Laura Agatha?" tanya nya.
Mereka saling berjabatan dan memperkenalkan diri satu sama lain.
"Tempatnya strategis juga, saya menyukainya pak" ucap Laura.
"Baiklah kalau begitu, apakah nona bersedia menyewa tempat ini?" sahut pak Eko.
Laura pun menyetujui nya. Laura menyewa untuk 6 bila ke depan. Jika restorannya ramai ia akan kembali menyambung uang sewanya.
"Kalau begitu saya pamit pak!" ucap Laura.
Sementara di rumah nyonya Laurent sedang menikmati teh bersama cucunya.
"Kau mau kemana Dam? Bukankah ini hari libur?" ucap nyonya Laurent ketika melihat Damian yang sudah rapih.
"Aku ada urusan ma" sahut Damian lalu ia bergegas pergi.
Damian segera melajukan mobilnya ia bergegas menemui Camelia. Di tengah perjalanan ia melihat Laura yang berdiri di seberang jalan.
"Laura?" gumamnya.
Damian memelankan laju mobilnya. Tak berselang lama Laura bertemu dengan seorang pria di sana. Hati Damian menjadi panas melihat kedekatan mereka. Damian menepikan mobilnya.
Drrt drrt drrt
Belum sempat ia turun dari mobil, teleponnya berdering. Damian segera mengangkat panggilan itu.
"Iya aku akan segera sampai!" sahut Damian. kemudian ia kembali melihat Laura namun sayang Laura sudah tak berada di sana.
Hatinya kini tidak karuan. Pikirannya menerka-nerka siapa pria yang di temui nya pagi ini.
"Brengsek!" pekiknya.
***
Laura bersama seorang koki yang diajaknya untuk bergabung di sebuah restoran yang akan dibukanya nanti.
"Bagaimana apakah anda bersedia bergabung dengan saya?" ucap Laura.
"Baiklah nona. Asal gajinya memuaskan dan cukup untuk kebutuhan saya. Saya bersedia!" sahut koki itu yang bernama Bastian.
"Deal!" sahut Laura.
Setelah itu Laura kembali ke rumah. Ia bergegas menemui mertuanya itu.
"Mama di mana bik?" tanya Laura pada bik Rum.
"Nyonya ada di taman" sahut nya.
Laura segara menuju taman. Melihat mertuanya sedang asik bermain bersama putrinya hatinya merasa senang.
Dari kejauhan nyonya Laurent melihat Laura sedang mendekat ke arahnya.
"Kau sudah pulang?Bagaimana lokasinya? Kau menyukainya?" ucap nyonya Laurent.
Sebenarnya nyonya Laurent yang menyuruh Laura untuk meninjau langsung tempat untuk usahanya. Ia ingin memastikan sendiri apakah menantunya itu menyukai pilihan nya.
"Laura suka ma, dan satu lagi ma, Laura berhasil mengajak Bastian bergabung di tempat kita" ucapnya senang.
"Oh ya? Kau beruntung sekali. Mama saja sulit mengajaknya. Bagaimana kau melakukannya?" tanya nyonya Laurent.
Laura menjelaskan semuanya kepada mertuanya itu tanpa ada yang di tutupi sama sekali.
"Kau memang hebat" ucap nyonya Laurent kagum.
Sementara di tempat lain. Damian sedang menikmati makanan yang di masak sendiri oleh kekasihnya Camelia.
"Bagaimana sayang, kau menyukainya?" ucap Camelia.
Sebenarnya masakannya tidak buruk, namun ia lebih menikmati masakan yang selalu disuguhkan Laura untuk nya.
"Enak!"
"Hanya itu?"
"Aku suka!" sahut Damian.
Camelia menjadi senang, ia langsung memeluk Damian manja.
Begitu jg sbalik'y