NovelToon NovelToon
Mengajak Gus Ilham Menikah

Mengajak Gus Ilham Menikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:140.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cici Wulandari

Memperhatikan cerita kehidupan seseorang yang sedikit berbeda, membuat wanita cantik bernama Nining tertarik akan sebuah masalah kehidupan Ustadznya.

Nining berniat mengajak Ustadznya menikah hanya sebuah gosipan.

Berhasil dan si lelaki menyetujui, apa yang akan di lakukan Nining selanjutnya saat setelah menikah dengan Ustadznya yang bernama Ilham?

Akankah nantinya Nining menyesal telah mengajak menikah Ilham?

Mari kita saksikan kisahnya hanya di aplikasi noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab - 31

Nining dan Ilham keluar rumah seperti biasanya mengunci pintu rumah dan pagar.

"Assalamualaikum Gus." Sabrina kembali menyapa sesaat dua insan itu keluar rumah.

'Perempuan jadian ini lagi.' Nining tidak suka melihat penampakan Sabrina yang seperti jentik nyamuk di dalam bak kamar mandi yang sering ia temukan sesaat menguras bak kamar mandi di asramanya.

"Waalaikumsalam. Ada apa teh?" balas Ilham dengan lembut. Seperti biasa Ilham begitu ramah pada siapa pun suaranya yang khas itu membuat semua orang terhanyut dalam keadaan.

"Teteh banci ngapain di sini?" celetuk Nining begitu saja.

"Ummi..." Ilham menegur Nining yang tingkah istrinya itu terlihat kurang sopan.

"Bukan banci tapi transgender." balas Sabrina dengan gayanya yang semakin centil.

"Transgender sama banci apa bedanya sih Kang?" Nining begitu penasaran apa jawaban Sabrina.

"Iya sama-sama wanita jadi-jadian. Hanya aja lebih gaul tau." balas Sabrina dengan Ilham hanya menggelengkan kepalanya melihat dua insan yang sama-sama tidak mau mengalah. "Oh iya Gus maaf ya aku menganggu sebentar soalnya ada yang mau aku omongin." Sabrina dengan leluasa memegang bahu Ilham.

Nining memutarkan bola matanya. 'Beruntung laki-laki. Kalau perempuan tadi sudah aku copot hijabnya itu. Ngapain juga sih dia pakek hijab segala kayak takut hitam aja. Padahal kalau dia laki-laki lebih sempurna terlihat tampannya.'

Sabrina begitu saja berbisik di telinga Ilham dengan Nining penasaran. Ia pun mendekat untuk mendengar namun Ilham menjauhi kepala Nining.

"Kalian berdua ngomongin apa sih?" Nining begitu kesal dengan tingkah Ilham dan Sabrina.

Sabrina dan Ilham tidak mengindahkan Nining. Mereka berdua asyik dengan omongan Sabrina yang berbisik.

Nining kembali mendekat dengan Ilham menjauhi kepala Nining lagi.

"Oh iya sudah nanti kita bicarakan lagi sesaat saya tidak ada waktu." Ilham sangat senang dengan keputusan Sabrina.

"Enggak Bi! Aku enggak setuju Abi ngomong berduaan sama Akang Sabrina. Percuma dong aku mengajak Abi menikah tapi Abi tergiur yang kayak beginian." Nining begitu terang-terangan tidak menyukai tindakan Ilham.

"Ummi enggak boleh ngomong kayak begini. Minta maaf sama teteh Sabrina."

"Enggak mau!" tolak Nining.

"Ummi mulai ya membantah Abi."

"Aku enggak membantah Bi. Tapi aku enggak suka Abi sama Akang Sabrina. Apalagi Abi memanggil teteh segala. Abi itu bisa enggak sih bedain mana yang tepat untuk memanggil seseorang?"

Ilham hanya diam sembari berzikir melihat tingkah istrinya ini.

'Ih nyebelin deh.' Nining menghentakkan kakinya.

"Sudahlah Gus enggak apa-apa. Namanya juga masih anak-anak masih berantakan jalan pikirannya."

Nining ingin berkata namun Ilham memegang tangan Nining yang ingin menunjuk Sabrina. "Ummi enggak mendengar perkataan Abi ceritanya. Ummi boleh cemburu tapi ini bukan tempatnya."

"Aku enggak cemburu kok Bi. Hanya aja aku enggak mau Abi di omongin semua orang kalau Abi penyuka sesama jenis." mata Nining begitu saja berembun sesaat Ilham melemparkan tatapan tajam.

"Astaghfirullah... Ternyata ada gosip yang seperti itu." Sabrina terkejut akan berita yang tersebar namun ia sendiri tidak mengetahuinya. "Woy anak kecil." suara Sabrina berubah menggelegar. Nining dan Ilham sampai terkejut. "Ingat ya! Gus ini lelaki gentleman. Dia lelaki primadona berbagai kaum. Ceramah dan ajarannya sangat masuk dan enak di dengar. Jangan asal menuduh dan mempercayai berita itu."

Nining terdiam akan suara Sabrina yang terdengar lelaki sejati. Suaranya saja sangat menakuti Nining. Nining tidak sanggup melihat Sabrina kembali.

"Maafkan istri saya ya Man." Ilham kini memanggil Sabrina dengan nama aslinya yang bernama Manto. "Harap maklum dia takut kalau apa yang di katakan semua orang benar adanya. Begitu cintanya dia sama aku makanya kayak begini bentuknya."

'Cinta apanya sih Bi?' Nining kebingungan dengan arti kata cinta yang di maksud Ilham. Sedangkan dia saja belum mengetahui arti cinta sesungguhnya.

"Oh iya Gus, aku mengerti kok. Di posisi Nining sebagai istri memang enggak mau jika suaminya menjadi omongan orang lain itu benar. Kalau aku di posisi Nining juga pasti kayak begitu." Sabrina melihat ke Nining. "Kita ini tetangga dekat." Sabrina menujuk rumahnya yang bersebelahan dengan rumah milik Nining dan Ilham. Hanya terbatas pagar. "Aku juga dengan Gus teman dari kecil. Jadi kamu enggak perlu takut akan hal itu Ning. Percayalah suami mu lelaki sejati tanpa nyeleneh kemana-mana."

"Ayo minta maaf Mi sama teteh Sabrina." perintah Ilham yang memang sudah terbiasa memanggil dengan sebutan teteh ke Manto.

"Duh Gus sekarang panggil aja aku Manto jangan Sabrina lagi. Mau insaf juga."

Nining baru paham tentang maksud Ilham yang ingin berbicara berdua dengan Ilham lagi. Ia pun secara perlahan melihat Manto. "Maafkan aku akang. Aku tadi khilaf."

"Iya aku maafkan. Lain kali jaga lisan mu takut orang tersinggung. Kalau aku sudah biasa lama-lama jadi kebiasaan jadi enggak ambil pening." Manto kembali dengan gayanya yang centil.

Entah mengapa Nining ingin mengumpat tapi tidak bisa ia lakukan.

"Ya sudah kalau begitu nanti kita bahas lagi di lain hari ya Man. Sekarang kamu banyak-banyak membaca buku tentang agama dulu. Nanti jika ada waktu saya hubungi."

"Iya Gus. Saya tunggu kabar dari mu."

"Iya sudah kami berangkat dulu ya Man. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." balas Manto yang melihat Nining tidak banyak berkutik lagi. Nining saja sampai tidak menoleh ke Manto karena aura Manto cukup beringas di mata Nining.

Nining dan Ilham pergi dengan Nining memegang pakaian Ilham saja.

"Ummi enggak boleh kayak begitu lagi sama Manto. Ummi juga enggak usah berpikiran tentang gosip yang beredar itu. Ummi membuktikan sendiri bahwa Abi ini lelaki sejati dan telah menikahi Ummi."

Nining hanya diam mendengar perkataan Ilham yang sebentar lagi akan memarahinya.

"Ummi mengertikan maksud Abi?" Ilham tahu bahwa Nining merasa bersalah. Diamnya Nining pertanda istrinya tengah berpikir ulang tentang kesalahannya.

"I-iya Abi." balas Nining yang terdengar ketakutan lagi terhadap Ilham.

Ilham juga tidak bisa membantah bahwa Nining memang harus di buat demikian agar lebih patuh terhadap suaminya sendiri. "Sini tangan Ummi." Ilham memegang tangan Nining agar memeluknya dari belakang. Nining begitu saja mengikuti. "Ini lebih aman dari pada Ummi pegang baju Abi." Ilham berusaha mengajak Nining berbicara.

"Aku 'kan sudah bilang sama Abi bahwa kita itu sehidup semati kalau naik motor sama-sama."

Ilham tersenyum-senyum mendengar perkataan Nining yang selalu membuatnya tiada berhenti tersenyum. "Bukan hanya naik motor ini aja Mi. Namun juga saat kita menjalankan kehidupan rumah tangga. Abi mau kita berdua sehidup semati selama-lamanya."

Nining hanya diam tanpa menjawab. Ilham merasa Nining masih merajuk terhadapnya. "Ummi masih marah sama Abi?"

"Enggak Bi. Hanya aja aku ngantuk."

Ilham mengeratkan pegangannya ke tangan Nining. "Ummi jangan tidur sekarang bahaya Mi." cegahnya.

"Makanya Abi cepetan bawa motornya aku ngantuk. Ini semua gara-gara Abi yang semalam menghukum aku. Jadinya aku ngantuk banget sekarang."

"Iya sudah maafkan Abi ya sayang. Sekarang pegangan yang erat."

Nining memeluk sembari bersandar di punggung Ilham dengan Ilham sendiri mewanti-wanti takut istrinya tertidur. Ia pun tidak melepaskan tangan Nining.

1
Wardah Sholihah
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Hilmiya Kasinji
ijin baca kak
Cici Wulandari: Silahkan Kak 💃
total 1 replies
Nurlaila Kurniawan
Lumayan
Nova Nurdin
oooo begotih cwritanyahhhhh
Nobita Nobi
terlalu cepat manggil Abi Umi nya... kata aku sih mending panggil mas Gus sm adek ajah..lebih gemoy
Sri Hayuni
Lumayan
Widi Widurai
lagian jd manusia ini bukan polos tp bgo.
Nana Niez
nining nining smp akhir ttp gokil🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
astaghfirullah niniiiiing 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
🤣🤣🤣🤣nining bikin sakit perut
Tri Retno
👍
Sarah Yuniani
O M G !!!
Sarah Yuniani
Nining Nining ....
Sarah Yuniani
ummi genit ya sama Abi 😂
Sarah Yuniani
ehh si Ilham curi curi yaa 😂
Sarah Yuniani
wah udah Abi umi aja nihh
Sarah Yuniani
duh perkara cium tangan sampe berapa bab ini 😂😂
Sarah Yuniani
sat set banget Gus ❤️
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
Anonymous
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!