Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Jangan pecat saya
" Pak Fatah ayo dong saya mau minta maaf sama pak Ardan." Ucap Rani dengan kedua tangan yang ditangkupkan didepan dada.
" Tidak Rani,keputusan pak Ardan tidak bisa diganggu gugat.Salah sendiri kamu ceroboh." Ucap Fatah membuat bibir Rani mengerucut.
" Pak ayo dong,bapak tega kalau saya dipecat hiks hiks." Rani mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu pura-pura menangis.
Awalnya pak Fatah memang membiarkan Rani menangis dan mengekor dibelakangnya namun semakin dibiarkan tangis Rani semakin kencang dan meresahkan hingga membuat fatah merasa pusing dan frustasi.
" Ssstttttt diem Ran!" Sungut Fatah.
Rani kemudian diam dengan bibir mengerucut.
" Abisnya bapak jahat si,hiks ntar kalau saya dikeluarkan saya mau cari rizki dari mana pak saya sudah gak punya orangtua,saya yatim piatu,saya orang miskin,dari sini saya bisa bertahan hidup huuaaaaaa."
Tingkah Rani semakin membuat Fatah kelimpungan.Fatah menengok kekanan dan kiri takut ada yang melihat semua itu dan akan menjadi masalah lagi nantinya.
Greeep
" Tolong diam Rani!" Geram Fatah.
" Bantu saya dulu,saya mau minta maaf sama pak Ardan saya kan gak sengaja pak.Lagian kenapa si perusahaan sebesar ini tidak memajang foto pak CEO,kan saya jadi gak tau kalau dia adalah pemilik dari perusahaan ini.Jadi salah saya apa pak,hiks hiks." Isak Rani.Wajahnha dibuat semeyakinkan mungkin untuk mengelabuhi Fatah.
Rani dan Fatah yang tengah berdiri dilorong menjadi pusat perhatian semua orang yang melintas.
" Dih selingkuh ko dikantor,mana terang-terangan gini!" Cibir salah satu karyawan yang melintas.
" Kaya dunia sempit aja Ran Ran, selingkuh koh sama aki-aki.Apa burung suamimu sudah tidak bisa bangun dan berdiri sampai kamu putus asa dan mendekati Fatah." ucap yang lainnya lagi.
Dan masih banyak lagi yang mencibir mereka seolah mereka benar-benar pasangan yang sedang menjalani hubungan terlarang.
" Sontoloyo ,meskipun saya sudah tua tapi saya juga milik-milih cewe.Mana mau saya sama cewe modelan begini. Jika didunia ini wanita tinggal dia seorang,saya lebih milih jadi lajang seumur hidup." Ucap Bastian membuat bola mata Rani menggerling.
" Ck, gara-gara kamu kita jadi bahan sindiran.Ayo cepat ikut saya keruangan pak Ardan.Tapi perlu saya tegaskan dulu,jika pak Ardan tidak mau memaafkan kamu maka kamu harus bersedia untuk mengundurkan diri dari perusahaan ini dengan ikhlas." Ucap Fatah yang hanya ditanggapi anggukan kepala oleh Rani.
Tok
Tok
Tok
" Masuk!" Ucap Ardan.
Cklek
" Ada apa Fatah?" Ardan masih sibuk dengan berkas-berkasnyq.Dia hanya menjawab tanpa menoleh siapa yang datang bersama Fatah.
" Begini pak,ini Rani mau ada yang dibicarakan sama bapak." Ucap Fatah dengan hati-hati.
Sementara Ardan yang terkejut mengerutkan keningnya dan melirik sejenak kearah Rani yang berdiri disamping fatah.
" Tinggalkan kami!" Titah Ardan.
" Baik pak." Jawab Fatah.
" Gila gue gugup banget." Batin Rani.
" Ampun deh Rani,semoga Tuhan menyelamatkan kamu dari singa ini." Batin Fatah.
Puk
Tangannya menepuk pundak Rani dan setelahnya Fatah pergi dan Rani masih berdiri ditempatnya menunggu Ardan mempersilahkan duduk.
" Astaga ini lebih horor dari uji nyali." Batin Rani setelah Fatah pergi.
" Ekhem! Apa kamu sedang bisulan atau kamu memang lebih suka berdiri,atau takut pantatmu tertinggal saat duduk.Sindir Ardan,matanya memang tak lepas dari berkas-berkasnyq,namun ekor matanya tak bisa lepas dari wanita yang berdiri didepannya dengan wajah gugup.
" Eh." Lirih Rani.
" Duduk!" Titah Ardan.
" Terimakasih pak." Ucap Rani sembari meremas kedua tangannya secara bergantian.
Wajahnya terlihat sangat gugup.Reyhan sebisa mungkin menahan tawa melihat ketegangan diwajah Rani.
" Apa dia sedang gugup, mengapa dia tak secrewet saat didepan tadi." Batin Ardan.
" Apa kamu sedang sariawan atau jangan-jangan kamu gagu,kamu..."
" Stop ngatain saya pak,saya disini mau minta maaf sama bapak saya tau saya sudah bersikap tidak sopan dengan bapak dan saya juga sudah membuat keributan tapi saya mohon maafkan saya jangan pecat saya atau minta saya mengundurkan diri.Saya masih mau bekerja pak,saya sedang nabung biar bisa beli mobil atau motor sendiri biar gak ngrepotin suami saya pak." ucap Rani panjang lebar dengan satu kali tarikan nafas.
" Oo jadi dia sudah menikah." Batin Ardan.
" Suka hati saya dong kalau saya mau pecat kamu.Toh kamu memang tidak bisa bekerja,jangan kira karena saya baru datang disini saya tidak tau bagaimana kinerja kamu selama ini." Ucap Ardan dengan wajah datar.Tak ada senyum ataupun tatapan bersahabat dari Ardan.
" Jadi bapak gak mau maafin saya,bapak jahat!" Keluh Rani, wajahnya mendadak pucat.
" Loh kenapa jadi saya yang jahat.Bukankah kamu yang sudah berbuat jahat."
Lagi-lagi Ardan membuat Rani semakin terpojok.
" Ya terus apa namanya kalau gak jahat,bapak sudah menindas saya.Masa gara-gara hal sepele bapak pecat saya.Bapak gak kasian pak saya kan kerja keras karna saya orang miskin.Hiks hiks." Rani mengeluarkan jurus pamungkasnya, berharap Ardan luluh dengan air matanya.
" Jangan berusaha memprovokasi saya.Bukankah kamu punya suami,jadi kamu masih bisa mendapatkan uang dari suami kamu.Kalau mau motor atau mobil kamu bisa minta suami kamu.Kalau tentang mengantarkan dan juga menjemput kamu itu salah satu tugas dari seorang suami.Jadi mau dipecat atau tidak itu tidak berpengaruh sama sekali dan saya tidak mau tau tentang itu."
Bukannya mendengarkan Rani justru menopang dagunya dengan kedua tangannya dan menatap Ardan penuh dengan kekaguman.
" Astaga kenapa dia menatapku seprti itu."batin Ardan saat sadar Rani tengah memperhatikannya.
Diam-diam Ardan meras gugup ditatap dengan intens oleh Rani,namun sebisa mungkin Ardan tetap bersikap biasa saja dan tidak memperhatikan kegugupannya.
" Saya tau saya tampan tapi ketampanan saya bukan untuk dipertontonkan." Sungut Ardan yang pura-pura tidak suka padahal hatinya merasa tersanjung.
" Ck,anggap saja bapak sodakoh ketampanan sama saya pak." Ucap Rani membuat Ardan terkekeh namun cepat-cepat menyembunyikan itu sebelum Rani menyadarinya.
" Astaga kenapa wanita ini sangat menggemaskan." Batin Ardan.
Sementara diluar ruangan, Fatah tengah mondar mandir karena Rani tak kunjung keluar.
" Jangan-jangan Rani pingsan didalam sana.Astaga kenapa bocah itu nekat masuk kesana.Padahal kalau dia dipecat saya akan Carikan pekerjaan dilain tempat." Gumam Fatah.
Diam-diam Fatah menghawatirkan Rani,Fatah paham betul bagaimana sepak terjang Ardan apa lagi jika menyangkut karyawan yang menurutnya sudah melakukan kesalahan.
Bahkan saking hawatirnya,Fatah sampai harus mencegah setiap orang yang ingin menemui Ardan diruangannya dengan berbagai alasan yang masuk akal.Fatah merasa jika bosnya tidak akan suka saat dia ada tamu didalam tapi ada yang mengganggunya.
" Jadi intinya bapak mau maafin saya gak?" Rani memberikan diri bertanya meskipun dalam hatinya dia merasa sangat hawatir dan ketakutan.
" Dih minta maaf ko maksa.Kalau saya tidak mau memaafkan lalu kamu mau apa?" Tanya Ardan sengaja mengerjai Rani.
" Saya akan terus disini nungguin bapak sampai saya dapat kata maaf dari bapak dan saya tidak jadi dipecat." kekeh Rani.
" Gigih juga kamu." Ucap Ardan.
" Harus dong,saya harus bisa mempertahankan pekerjaan saya sampai titik darah penghabisan." celoteh Rani.
Lagi-lagi Ardan terpaksa harus menahan tawanya dengan kelakuan Rani.
" Rasanya aku ingin mencubit kedua pipinya.Menggemaskan sekali wanita ini, astaga Ardan sadar dia istri orang." Batinnya.
" Oke baiklah kita liat sejauh mana kamu akan menunggu." tantang Ardan.
Setelah itu Ardan tampak kembali mengotak atik komputernya membiarkan Rani tetap duduk didepannya.
5 menit kemudian Rani masih terlihat santai,10 menit Rani mulai banyak tingkah dari menggigit kukunya, bermain ponsel hingga mondar mandir didalam ruangan itu.
Melihat itu Ardan sangat ingin sekali tertawa namun sebisa mungkin Ardan menahan itu.Sesekali dia melirik kearah Rani,Rani yang tadinya duduk dikursi didepan Ardan kini pindah kesofa.
Sementara Ardan tetap fokus dengan pekerjaan hingga ia harus berhenti saat ia mendengar dengkuran halus dari Rani.
Ardan menggelengkan kepalanya melihat Rani yang tertidur dalam keadaan duduk.
" Saat diam dia lebih terlihat cantik." Gumam Ardan liri,atasn Rani itu kemudian bangkit dari duduknya dan membenarkan Rani dari duduknya dan direbahkan diatas sofa.Setelahnya Ardan menutupi tubuh bagian bawah Anjani dengan jasnya karena Rani mengenakan rok span diatas lutut.
Setelah itu Ardan kembali kemeja kerjanya dan terlihat menekan tombol telfon.
" Hallo Fatah ,untuk satu sampai dua jam kedepan saya tidak mau diganggu,jangan izinkan siapapun masuk keruangan saya.Jika ada yang penting maka tunda dulu." titah Ardan disebrang telfon.
" Baik pak,tapi Rani apa dia sudah pergi dari ruangan bapak?" Tanya Fatah dengan hati-hati agar tidak menyinggung Ardan,meskipun Fatah tau jika Rani masih berada di dalam.
" Dia masih disini sedang tidur." Jawab Ardan keceplosan.
" Apa tidur?" Fatah sangat terkejut saat mendengarnya.
" Sudah biarkan dia jadi urusaku,jalankan saja tugasmu." Ucap Ardan sebelum akhirnya mematikan sambungan telfonnya secara sepihak.
Tuuut
Tuuut
Bersambung....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."