My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Gosip
Berita soal Langit yang kembali membopong Aleta tersebar langsung di seluruh mahasiswa/wi. Bahkan semua mahasiswi yang sedang mengikuti Outbound pun tampak merasa iri. Bagaimana bisa Leta membuat Idola kampus mereka yang terkenal dingin dan cuek sampai perhatian seperti ini. Tidak sedikit dari mereka yang menginginkan di posisi Aleta untuk bisa di gendong oleh Idola mereka juga.
Kegiatan pencarian bendera masih terus berlanjut, namun mereka pun tampak terus membicarakan kejadian yang baru saja mereka lihat.
"Beruntung banget ya jadi Aleta, dua kali Lo Kak Langit gendong dia."
"Gue juga mau deh di gendong Kak Langit."
"Cocok sih menurut gue mereka, Aleta cantik dan Kak Langit juga ganteng banget."
Luna mengepalkan tangannya mendengar obrolan dari para peserta outbound.
"Kalian gak usah ngobrol, cepat cari bendera nya." Kesal Luna membuat semua mencebik.
Siska mengusap bahu Luna, dia tau bagaimana Luna menyukai Langit. Effort nya terhadap Langit, namun hanya di pandang sebelah mata oleh Langit.
Siska terkadang merasa kasihan dengan Luna, dia tidak tau persis bagaimana hubungan mereka, hanya sedikit mendengar jika Luna telah melakukan sesuatu hingga membuat Langit marah besar. Namun Siska tidak berani menanyakan kepada Luna.
"Gue gak akan biarin cewek itu deketin Langit." Lirih Luna.
"Sabar Lun, gue yakin Aleta cuma cari perhatian saja."
Luna melangkah kembali, lebih baik dia ke Vila dari pada mendengar gosip soal Langit dengan Aleta.
Langit sendiri masih menemani Aleta yang tampak terlelap di sana. Dia memijat pelipisnya kenapa dengan dirinya, namun di sisi lain. Dia memang merasa bertanggungjawab dengan semua yang terjadi selama kegiatan Ospek selaku Ketua Panitia juga Ketua BEM.
Ceklek,
Pintu terbuka dan terlihat Saskia berjalan masuk, dia bahkan kaget saat melihat Langit yang masih berada di sana.
"Lo masih di sini."Ucap Saskia berjalan masuk.
"Hem."
Saskia menatap Leta yang sudah terlelap, lantas dia melirik Langit yang terus menatap Aleta.
Saskia bisa menyimpulkan jika Langit menyukai Aleta, siapa juga yang tidak terpesona dengan kecantikan yang di miliki oleh Aleta. Gadis cantik juga baik.
"Kalau mau balik ke pos gapapa, biar gue yang jaga Aleta di sini."
Langit menghela napasnya, dia tidak mungkin terus berada di sana sementara kegiatan masih berjalan.
"Lo kasih ini kalo dia bangun." Ucap Langit memberikan bungkusan.
Saskia mengangguk dan menatap Langit yang berjalan keluar.
Lo beruntung Aleta bisa mendapatkan perhatian cowok seperti Langit yang terkenal dingin dan juga cuek. Banyak yang coba deketin Langit tapi mereka selalu gagal tapi Lo, Langit seperti nya menyukai Lo.
***************
Matahari semakin memancarkan sinarnya, sementara Aleta terlihat masih terlelap di dalam ruang kesehatan bersama Saskia yang duduk bermain ponselnya.
Aleta membuka matanya dan menatap sekeliling, sontak dia langsung beranjak duduk membuat Saskia menoleh.
"Sudah bangun Ta."
Aleta menoleh, kenapa bisa dia tidur sangat nyenyak di sini.
"Sorry kak, gue tidur lama banget ya."
Saskia tersenyum dan menggeleng. "Itu karena Lo lagi gak enak badan, Oya ini ada titipan dari Langit."
Leta menautkan kedua alisnya menatap bungkusan yang di berikan oleh Saskia.
"Dari Kak Langit? Buat Gue?" Ucapnya bingung dan Saskia hanya mengangguk.
"Thanks Kak."
"Sama-sama, Oya gimana perut Lo?"
"Udah mendingan kak."
"Oya Lo bawa pembalut buat ganti? Kalau engga Lo bis bawa ini."
"Kayaknya gue bawa Kak."
"Ya udah kalau gak bawa Lo ke sini aja."
"Sekali lagi thanks kak, gue jadi gak enak juga malu deh."
Saskia terkekeh "Santai kaya sama siapa Ta."
Leta tersenyum.
Sebenarnya dia baru saja mengenal Saskia namun ternyata asik dan mereka langsung bisa dekat.
"Gue tinggal gapapa kan?"
"Gapapa Kak."
Setelah Saskia keluar, tinggal Aleta yang berada di sana dengan kantong plastik di tangannya. Dia pun membukanya, matanya membulat saat melihat adanya beberapa merk pembalut, minuman Kiranti juga beberapa coklat. Langit membelikan nya? Bagaimana bisa? Aleta merasa tidak enak dengan langit.
Alis masih mengikuti kegiatan, namun dia khawatir dengan kondisi Aleta. Apalagi melihat wajah Aleta yang begitu pucat.
"Al Lo udah tau gimana keadaan Leta?"
Bram menghampiri Alis dan langsung menanyakan soal Aleta.
"Belum "
Bram menghela napasnya, dia pu khawatir dengan keadaan Aleta. Harusnya dia langsung membawa Aleta ke pos dan menemaninya tadi.
"Gue harap dia baik-baik saja, Ya udah kita cepat selesaikan permainan ini terus kita temui Aleta." Ucap Bram dan Alis mengangguk setuju.
**********
Di Jakarta kabar soal kejadian yang menimpa Aleta sampai di telinga Doni karena orang suruhannya yang mengabarkan.
Namun Doni sedikit merasa lega karena mendengar jika Langit langsung menoleh putrinya.
"Kalian tetap awasi putri saya dan langsung kabarin jika terjadi sesuatu." Ucap Doni bicara dengan seseorang di balik ponselnya.
"Baik Tuan."
Doni meletakkan ponselnya, dia bernafas lega karena putrinya baik-baik saja. Saat mendengar Aleta sakit Doni sebenarnya akan segera menuju puncak namun setelah mendapatkan kabar selanjutnya membuatnya urung.
Doni kembali menatap laptopnya, dia kembali mengerjakan pekerjaannya di kantor.
##########################
Aleta berjalan keluar, dia tidak mungkin terus berada di sana, cukup membosankan juga. Perutnya pun sudah tidak terlalu nyeri.
Leta sudah minum Kiranti yang Langit belikan, memang setiap kali dia datang bulan dia akan merasakan nyeri dan juga demam.
Wajahnya masih terlihat pucat, namun dia tidak bisa hanya tiduran sementara semuanya sedang melakukan kegiatan.
"Aleta..!"
Leta menoleh dan terlihat Bram berlari mendekat.
"Lo gapapa?"
Leta tersenyum dan mengangguk. "Gue gapapa kok "
"Bener Ta, tapi wajah Lo masih pucat Loh."
"Beneran Bram, Lo ngapain di sini Bukan nya masih ada kegiatan"
Bram mengangguk, dia sebelumnya meminta ijin untuk ke toilet, padahal dia hanya khawatir dengan keadaan Leta dan ingin menemuinya.
"Gue dari toilet" Bohong Bram membuat Leta mengangguk.
Bram menatap wajah Aleta yang masih sedikit pucat. "Muka Lo masih pucat, beneran Lo gapapa?"
"Terus Lo mau kemana, tadi Lo gak sarapan sampai sakit perut."
Leta menggeleng. "biasa cewek."
Bram menautkan kedua alisnya namun dia paham apa yang di maksud oleh Aleta.
Mereka terus berjalan bersama menuju tempat dimana kegiatan di lakukan. Aleta tidak mau jika berada di kamarnya sementara yang lain masih dengan kegiatan di luar.
Langit sudah bersama Arga di sana, kegiatan sudah selesai dan kelompok Aleta lah yang bisa menemukan bendera.
Langit menautkan kedua alisnya menatap Leta bersama Bram di sana.
"Emang dia tuh cuma cari perhatian Lo aja Lang, liat aja tuh dia baik-baik aja malah sam cowok lain."Ucap Luna sengaja.
Langit hanya diam,Luna yang melihatnya pun tersenyum. Dia akan membuat Langit menjauhi Leta dan membencinya. Dia tidak akan membiarkan Langit terus memperhatikan Leta.
Cowok itu,,
Mungkin dengan dia gue bisa bikin Langit membenci dan menjauhi Aleta. Gue liat tuh cowok juga seperti menyukai Aleta.
tuhh cowek juga terobsesi sama langit..
viee letaa... udah ada rasa nihh🤭
Ya elahh ada saingan baru nihh🤣