Maura yang dulunya seorang Nona Muda keluarga ternama tiba-tiba harus menerima kenyataan keluarga nya bangkrut karena ulah sang paman yang serakah. Disaat sang kakek meninggal malah disuguhkan kenyataan dengan hutang yang menumpuk.
Bukan hanya itu, sahabat kakeknya membawa surat perjanjian perjodohan dengan seorang pria yang tak dia kenal. Mampukah Maura menerima pernikahannya dengan Dedi?
Bagaimana kisah cinta Maura dan Radit yang telah terjadi sejak lama setelah mengetahui kekasihnya kini jadi adik iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur hapidoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Cerita Niken
Radit benar-benar tak berdaya untuk menghadapi Malika. Wanita itu selalu menggunakan ibunya untuk selalu membuatnya datang ke apartemen Malika. Malika benar-benar pintar memanfaatkan situasi yang ada. Malam itu Radit datang dengan membawa makan malam untuk Rahayu, tentu saja Malika yang meminta mengatasnamakan Rahayu.
"Mana Mamaku?" tanya Radit pada Malika saat dia masuk ke apartemen Malika yang terlihat begitu sepi dan sunyi.
Radit menghela napas berkali-kali. Melihat senyum Malika, Radit sadar kalau dirinya sudah di kelabui oleh wanita licik itu. "Kamu mau apa sebenarnya? Dimana Mamaku?" tanya Radit yang terlihat mulai tidak sabar dalam menghadapi Malika.
Dengan senyum nakalnya, Malika mendekati Radit. "Sayang, apakah kau tidak merindukanku dan calon anak kita?" tanya Malika sambil meletakkan tangan Radit di atas perutnya yang masih datar.
Radit langsung menarik tangannya dari genggaman Malika, "Lancang!" Radit terlihat murka sekali. Malika tersenyum manis. Dia sama sekali tidak perduli dengan kemarahan yang diperlihatkan oleh Radit kepada dirinya. Malika sudah bertekad akan menjerat Radit menggunakan kandungannya.
Radit duduk disofa. Nafasnya memburu karena menahan amarah yang sejak tadi menggelora dihatinya. Kalau bukan wanita, mungkin saja Radit sudah menonjok wajahnya yang kini tersenyum. "Kenapa ada wanita yang begitu tidak malu sepertimu?" tanya Radit melotot pada Malika yang malah membuka pakaian luar miliknya.
"Apa yang kau lakukan itu? Pakai lagi pakaianmu! Sungguh tak tahu malu!" Radit langsung bangkit dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.
Radit tak pernah menyangka dirinya akan di manfaatkan seperti itu terus menerus oleh Malika. Dia sudah bertekad tidak akan pernah jatuh lagi ke dalam jebakan wanita licik seperti Malika yang selalu menghalalkan segala cara demi tujuannya.
Malika kecewa sekali melihat Radit pergi begitu saja meninggalkan apartemennya, tanpa memberikan kesempatan sama sekali kepada dirinya untuk melancarkan aksi demi menjerat Radit semakin dalam. "Aku akan membuatmu bertekuk lutut padaku suatu hari nanti!" Tekat Malika yang semakin kuat.
Sementara itu Radit kini berada di apartemen miliknya. Malam ini Radit berniat untuk bermalam di sana. Dia ingin menenangkan diri karena dia merasa begitu tersiksa setiap kali melihat kebersamaan Dedi dan Maura di hadapannya. Radit sadar kalau dia masih belum bisa melupakan Maura sebagai kekasihnya yang tercinta.
Ada penyesalan dihatinya yang sampai saat ini masih belum bisa ditebus. Mungkin selamanya ga akan pernah bisa. Menikahi Maura seperti impian mereka ketika mereka masih bersama. Radit menenggak wine di tangannya. Malam ini dia ingin melupakan semua rasa sakit hatinya karena perpisahan bersama Maura yang menyakitkan untuknya.
"Maura, kenapa kamu kejam sekali? Kenapa harus adikku yang kau nikahi? Apa kau tidak tahu? Bagaimana aku sangat menderita saat melihatmu setiap hari di depanku, tapi tak mampu aku untuk menyentuhmu? Itu sungguh menyiksaku!" Tangis Radit pecah seketika.
Malam itu Radit minum sampai pingsan karena terlalu mabuk. Penderitaan hatinya untuk sejenak bisa dia lupakan. Tapi sampai kapan? Meminum alkohol hanyalah kesenangan sesaat yang pada akhirnya akan merusak kesehatan diri sendiri dalam jangka panjang. Ketenangan dan kebahagiaan semu yang diberikan tak sebanding dengan kerusakan yang diterima dimasa depan.
***
Niken menemui Dedi dan menceritakan semua yang telah dialami oleh Maura karena kejahatan Malika dan Rahayu dengan bantuan Rudi. Dedi tampak murka sekali setelah mengetahuinya.
"Apakah yang kamu katakan itu benar?" tanya Dedi pada Niken.
Dedi mendekati Niken, "Aku kenal denganmu sejak kecil. Kamu adalah sahabatku yang terbaik. Aku percaya dengan semua yang kamu katakan. Ceritakan padaku semua yang kamu ketahui!" Perintah Dedi dengan tegas.
Niken kemudian menceritakan segala hal yang dia tahu soal Maura yang selalu dianiyaya oleh Rahayu pada Dedi. Niken merasa lega setelah menceritaakan segalanya pada Dedi. Dia berharap Rahayu dapat pelajaran. Niken berjanji akan selalu menjaga Maura dari kejahatan Rahayu. Dedi adalah sahabatnya sejak lama. Kalau terjadi hal buruk pada Maura, Dedi pasti akan sedih.
"Niken? Kamu ngapain disini?" tanya Maura ketika dia melihat Niken bersama Dedi. Maura merasa dirinya harus mengucapkan terima kasih kepada Niken yang sudah menolong dirinya saat penculikan.
Niken tersenyum senang karena kembali bertemu dengan Maura. Maura langsung mendekati Niken ketika melihatnya sedang berbicara dengan suaminya. Terlihat begitu akrab dan canggung.
"Niken? Ya ampun! Kalau aku tahu kamu ada disini, tadi aku akan membawa makanan lebih banyak sehingga kita bisa makan siang bersama di sini." Maura terlihat begitu bahagia bertemu dengan penolongnya.
Niken tersenyum kepada Maura dan berusaha untuk membuat gadis itu nyaman dengan kehadirannya di sana. Niken pernah mendengar bahwa seorang istri terkadang merasa cemburu kepada sahabat suaminya. Apalagi dia dan Dedi sudah bersahabat sejak mereka masih balita dan selalu bersama kemanapun.
"Aku harus segera pulang. Karena ibuku sedang sakit. Maafkan aku! Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku pulang dulu ya?" Niken berpamitan kepada mereka berdua tetapi Maura memaksa kepada Dedi untuk mengantarkan Niken ke rumahnya.
Dedi menatap Niken. Seketika hati Dedi merasa gamang. Dia masih ingat bahwa dirinya dulu begitu mencintai Niken. Entah kenapa sekarang perasaan itu seperti pudar tergantikan oleh perasaan cintanya kepada Maura yang semakin besar setiap hari. Apalagi Dedi melihat ketulusan dan ketelatenan Maura dalam mengurus Surya selama sakit. Hal itu menyentuh hati Dedi.
"Tidak usah! Kebetulan aku membawa motor. Aku pulang dulu." Maura merasa kecewa karena Niken menolak kebaikan hatinya. Tapi dia mencoba untuk mengerti alasan yang diberikan oleh Niken.
"Baiklah! Hati-hati di jalan ya. Oh ya, bawa ini untuk makan siangmu!" Maura kemudian menyerahkan makanan yang tadi dia bawa dari luar, yang rencananya akan menjadi makan siang dirinya bersama Dedi dan Surya.
Makanan itu adalah makanan kesukaan Dedi. Di buat khusus oleh Maura setelah belajar selama beberapa hari kepada chef yang bekerja di mansion keluarga Hartawan. Dedi menatap Maura yang begitu dekat dengan Niken. Hal itu membuat Dedi semakin terpesona kepada gadis itu yang memiliki kebaikan dan moral yang tinggi.
"Tidak usah! Bukankah ini adalah makan siang kalian? Aku bisa kok beli makanan di jalan nanti!" Niken berusaha untuk menolak makanan yang disodorkan oleh Maura. Tetapi Maura tetap bersikeras.
"Nanti aku akan membeli makan siang untuk kami bertiga di restoran yang dekat mansion. Kakek semalam meminta untuk memberikan bubur ayam di sana. Tadi aku lupa," dusta Maura hanya untuk membuat Niken menjadi nyaman dan mau menerima pemberiannya.
Hati Maura pedih luar biasa saat membayangkan Dedi lebih mencintai Niken dari pada dirinya yang berstatus sebagai istrinya.
lanjut thor
itu uang khalal kok yg berasal dr klurga km dulu yg jd jatah niken cm baru nyampe ketgny skrg stlh dikekepin mulu ma yg dia pangil bapakny yg udh kabur ma istri dan ankny yg rencanany mo insaf🤭🤭🤭
lanjut thor
lanjut thor