Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Xia He
"To-toyong!" ucap tabib pertama dengan wajah yang terlihat sedih sambil menatap ke arah Wang Taoran, ucapannya menjadi sedikit cadel sebagaimana anak-anak di usia 3 tahun belajar berbicara.
Wang Taoran hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bahkan dia sendiri masih belum mengetahui, komposisi apa saja yang harus dikumpulkan untuk membuat penangkal dari ramuan awet muda itu jika sampai ada kesalahan dalam penggunaannya.
Bahkan dalam buku pengobatan yang selama ini telah dia baca, masih belum ada satupun herbal yang biasa digunakan untuk mengembalikan kondisi tubuh seseorang yang mengalami hal itu.
"Sebenarnya aku belum mempelajari cara untuk mengembalikan kondisi tubuh jika ada kejadian seperti ini, sepertinya tabib pertama harus lebih bersabar, hingga aku menemukan pengetahuan tentang hal itu." ucap Wang Taoran dengan wajah tak berdosa.
Sebenarnya saat ini dia telah menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak, setelah melihat kejadian yang sangat lucu itu. Sedangkan 4 tabib yang lain saling memandang, salah seorang diantara mereka langsung mengangkat tubuh tabib pertama, kemudian menggendongnya.
Walau bagaimanapun, mereka telah bersahabat sejak masih muda, jadi jika ada kejadian seperti ini, sudah sepatutnya jika keempat orang rekannya turut bertanggung jawab dan membantu rekannya yang sedang mengalami kesusahan.
"Sepertinya kami harus segera pergi dari sini," ucap salah seorang tabib.
Wang Taoran hanya menganggukan kepalanya, dia juga sudah tak sabar lagi untuk melihat herbal-herbal langka yang tadi dibawa oleh para tabib itu. Sepertinya dia akan segera menghabiskan banyak sekali waktu untuk membuat sebuah percobaan menggunakan bahan-bahan herbal pilihan yang telah berusia hingga ribuan tahun itu.
Jenderal Wang segera memerintahkan kepada para prajurit untuk memindahkan barang-barang yang dibawa oleh para tabib menuju paviliun bangau, tempat tinggal Wang Taoran, dia bahkan menempatkan 10 orang prajurit untuk berjaga di sana, agar tidak ada satu orang pun yang berani mengganggu konsentrasi cucu kesayangannya itu.
Jenderal Wang tentu juga sangat mengerti, jika saat ini Wang Taoran pasti memiliki sebuah keinginan, untuk meningkatkan kembali kemampuannya, entah itu dengan cara berkultivasi ataupun memulai proses untuk pembuatan pil.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan semua barang-barang itu, para prajurit akan segera mengirimnya ke paviliun mu, Taoran'er. Beristirahatlah terlebih dahulu atau kau bisa memulai pelatihanmu dengan membaca manual kultivasi dan juga manual pengobatan yang diberikan oleh tabib, dengan begitu kau akan memiliki sedikit gambaran tentang pelatihan yang akan kau terima nantinya." ucap Jenderal Wang dengan sangat lembut, dia begitu bangga dengan kemampuan yang dimiliki oleh cucu kesayangannya itu.
Wang Taoran hanya menganggukan kepalanya, dia tak berani membantah apapun yang diucapkan oleh sang kakek. Tak lama kemudian, bocah berusia 10 tahun itu pun segera melangkahkan kakinya untuk kembali menuju paviliun.
Namun sebelum itu, dia terlihat mengendap-ngendap menuju sebuah tempat, yang selama ini sama sekali tak pernah dilewatinya. Entah kenapa sejak Jenderal Wang mengalami keracunan, dia merasa kecurigaannya benar-benar sangat besar terhadap salah seorang anggota keluarga Wang, bahkan di saat sang kakek hampir saja meregang nyawa, orang itu sama sekali tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.
"Apaa? Dari mana kau mendengar berita itu?" tanya seorang wanita, suaranya begitu melengking, hingga terdengar oleh Wang Taoran yang saat ini tengah berjalan dengan cara mengendap-endap.
"Tenanglah nyonya, tolong pelankan suara anda, jangan sampai ada satu orang pun yang mendengar. Kami telah menguping selama dua hari terakhir dan ternyata anak selir itu benar-benar memiliki kemampuan dalam alkimia. Sepertinya dia memang benar-benar keturunan dari tuan Wang Zeming." ucap seorang pelayan yang telah berusia sekitar 40 tahun.
"Sepertinya aku sudah tak bisa berdiam diri lagi, jika memang anak sialan itu benar-benar memiliki kemampuan alkimia, ini akan sangat menyulitkan posisiku ke depannya. Semua orang pasti akan lebih memilih selir rendahan itu dibandingkan diriku," ucap wanita yang berpakaian bangsawan itu dengan wajah yang memerah, bahkan kedua tangannya terkepal di atas meja.
"Nyonya tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, lagi pula hingga saat ini Tuan Wang Zeming masih belum bisa ditemukan. Jadi kemungkinan besar posisi anda tetap sebagai seorang nyonya, istri sah dari tuan Wang, meskipun saat ini dia telah memiliki seorang selir dan juga putra yang berusia 10 tahun." ucap pelayan itu menghibur hati majikannya.
"Kau benar, selama Wang Zeming tidak ditemukan, posisiku akan tetap aman di rumah ini, lagi pula siapa Xin Qian? Dia hanyalah seorang wanita dari kasta rendah, yang memiliki keberuntungan dengan menjadi selir dari seorang bangsawan kelas atas." ucap Xia He dengan wajah yang sombong.
Wang Taoran yang mendengar pembicaraan kedua orang wanita itu terlihat mengepalkan kedua tangannya, saat ini dia semakin yakin, bahwa menghilangnya Wang Zeming ada hubungannya dengan istri sahnya itu. Bahkan mungkin saja apa yang terjadi pada Jenderal Wang satu hari sebelumnya juga merupakan rencana yang dibuat oleh Xia He.
"Nyonya, apakah anda tidak akan menemui tuan besar? Bukankah seharusnya saat ini anda berada di kediaman Xia untuk membahas tentang rencana selanjutnya?" tanya pelayan itu.
Xia He langsung menganggukkan kepalanya, "Kita akan segera berangkat, tapi sebelum itu siapkan seseorang untuk mengawasi kediaman ini. Jangan sampai ada yang luput dari pengawasan."
Pelayan itu pun segera menganggukkan kepalanya, kemudian pergi meninggalkan Xia He yang saat ini tengah berdiri dengan santai sambil memandang taman bunga mawar yang berada tepat di halaman paviliunnya. Sementara di sisi lain, Wang Taoran masih terus menguping pembicaraan diantara kedua orang itu, sambil sesekali memperhatikan sekeliling, jangan sampai ada seseorang yang mengetahui keberadaannya di tempat itu.
''Bukankah sebaiknya aku mengunjungi para pembunuh bayaran dan meminta mereka untuk melenyapkan selir dan anak sialannya itu, agar tidak mengganggu kenyamananku nantinya? Sepertinya aku bisa memanfaatkan salah seorang prajurit untuk menyampaikan pesanku kepada mereka, untuk sementara ini, lebih baik aku menyiapkan rencana yang lebih besar lagi, jangan sampai Jenderal Wang beserta orang-orangnya berhasil menemukan keberadaan Wang Zeming," gumam Xia He dengan suara perlahan, namun masih terdengar di telinga tajam milik Wang Taoran
Wush...
Tubuh bocah berusia 10 tahun itu akhirnya menghilang dalam udara tipis, meninggalkan sedikit jejak aura keberadaannya di tempat itu. Sementara Xia He langsung melirik ke arah menghilangnya Wang Taoran, dia merasa sangat yakin jika sejak tadi ada seseorang yang tengah memperhatikannya, namun entah kenapa dia tak menemukan keberadaan satu orang pun di tempat itu.
"Sepertinya hanya perasaanku saja," gumam Xia He sambil melenggang masuk kembali ke dalam paviliunnya. Dia akan segera bersiap untuk kembali menuju kediaman keluarganya, guna menyusun rencana yang lebih besar lagi, dalam menghancurkan keluarga besar Wang yang telah memberikan luka begitu dalam terhadapnya.