Arsy Lovita, seorang istri yg menghabiskan seluruh hidupnya dengan berbakti pada sebuah keluarga yang tak pernah bersikap baik padanya, bahkan Killian sang Suami tak pernah mencintainya dan selalu saja menyiksa lahir bathin Arsy. Di tengah keputusasaan, Arsy berhasil kabur dengan membawa anak laki-lakinya. Namun sayang di tengah pengejaran Arsy mengalami kecelakaan.
Pamela Grizella, seorang perempuan yang terlahir dengan sendok emas. Gadis dengan sifat angkuh, keras dan bar-bar tapi tidak ada yang mengerti dengan sifat asli gadis itu yang berhati lembut. Saat dia mengejar sang tunangan yang bernama Arsenio, di tengah jalan sebuah mobil dari arah berlawanan bertabrakan dengan mobilnya.
Apa yang akan terjadi jika dua jiwa wanita yang berbeda karakter, tertukar saat kecelakaan?
Cekidot yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Aku Mencintainya, Mom.
VISUAL.
Pamela
Arsy.
Zayn.
Arsenio.
Killian.
Calista.
.
.
Sepulang dari Apartemen Zayn, Arsenio mengamuk di kamar rumahnya. Meluapkan kemarahan karena selalu saja ada penghalang untuk rencananya menikah dengan Pamela. Sebelum kecelakaan pada Pamela terjadi, dia sudah merencanakan lamaran. Kini, baru saja dia merencanakan kembali pupus sudah semuanya.
"Konyol sekali! Kejadian mistis apa?! Kejadian menyebalkan ini benar-benar membuatku muak! Kenapa jalan balas dendam ku begitu sulit?! Kenapa wanita itu selalu terlihat baik-baik saja, dia tetap bahagia meskipun berada di tubuh orang lain! Huh! Tentu saja wanita berjiwa jahat sepertinya akan selalu bahagia, sebelum ada yang menghentikan takdir bahagianya!"
Puas melempar barang-barang di kamarnya, dia membuka satu-persatu kancing kemeja ingin mendinginkan otak mendidihnya dengan berada dibawah guyuran air shower yang dingin.
Baru saja kemeja terlepas dari tubuh berotot nya, pintu kamar terbuka. Calista menelan saliva menatap setengah tubuh polos milik Arsenio bagian pinggang ke atas, wajahnya memerah.
"Kak, aku tadi belanja dan membeli kemeja hitam kesukaan Kakak. Dicoba ya, takutnya nggak pas di tubuh kak Arsenio bisa aku tuker. Sini, aku bantu pakai," Calista menaruh tote bag di meja, mengeluarkan sebuah kemeja berwarna hitam tentu saja dengan harga selangit.
Calista merentangkan kemeja, "Kakak suka?"
"Suka, apapun yang kamu belikan pasti aku suka. Sini, biar aku coba sendiri." Arsenio kurang suka dengan tingkah Calista yang terkadang melewati batas seperti saat ini, privasi nya sudah terganggu dengan Calista masuk ke kamarnya tanpa ijin. Namun, demi kenyamanan Calista dia hanya bisa mengalah.
"No! Aku sendiri yang pakein ke kakak," Calista maju mendekat tetap memaksa, tatapan matanya dengan rakus menatap perut berkotak-kotak milik Arsenio.
Kapan aku bisa merasakan tubuh telanjang milik kak Arsenio di tubuhku? Pikiran Calista sudah melebihi batas kewajaran.
Tangan Calista tak sadar menjulur ingin mengelus dada bidang milik Arsenio, dengan sigap lelaki itu menahan pergelangan tangan gadis itu.
"Cal, terima kasih kemejanya. Aku akan coba," dengan cepat Arsenio mengambil kemeja dari tangan Calista, ia tak ingin membuat Calista tersinggung. Bagaimana pun hanya Calista saudaranya, dan satu-satunya keluarga yang sangat ia sayangi.
Calista tersentak, sadar akan sikapnya ia mundur dengan gugup. "Kalau begitu, aku keluar dulu."
Setelah Calista keluar, Arsenio bernafas lega. Kadang terpikir olehnya kelakuan Calista padanya terlalu berlebihan untuk perilaku antar saudara tapi mengingat mereka berdua memang sangat dekat sejak kecil karena dalam satu pengasuhan orang tua yang sama jadi wajar bagi Calista bersikap seperti itu.
"Sudahlah, dia masih gadis kecil seperti dulu. Aku yang harus memahaminya," gumam Arsenio, akhirnya selalu membiarkan kelakuan adik sepupunya itu.
.
.
Sedangkan di rumah sakit Killian baru saja siuman sejak operasi kecil perutnya akibat tusukan Sandra, untungnya tusukan tak terlalu dalam dan tidak terkena organ-organ di dalam.
"Kamu sudah siuman, Nak." Nyonya Camila berderai air mata, putra kesayangan nya harus mengalami kesakitan.
"Aku dimana?" gumam Killian.
"Rumah sakit, Tujuh jam lalu kamu di operasi. Untungnya kata Dokter lukamu nggak dalam, Mommy akan membunuh Sandra sendiri! Beraninya dia melukaimu, setelah apa yang sudah kita berikan padanya!" geram Nyonya Camila.
Killian tak perduli dengan nasib Sandra, terserah jika sang Mommy ingin membunuh wanita itu. Semua tentang wanita-wanita lain sudah tak penting lagi, matanya berkeliling mencari seseorang.
"Ada apa, Killian?"
"Dimana istriku, aku nggak lihat Arsy."
"Kau malah menanyakan wanita tidak tau terima kasih itu, harusnya dia yang tertusuk! Kenapa pula kau harus menghalangi tusukan yang mengarah pada wanita itu?! Padahal biarkan saja dia mati! Bahkan sejak kau dilarikan ke rumah sakit, dia tidak datang! Ck!"
"Mommy!!! Arsy istriku! Jangan pernah mengutuknya lagi, hormati dia!" Killian kesal mendengar Ibunya malah merutuki istrinya.
"Killian! Kau! Demi wanita rendahan itu, sekarang kau berani membentak Mommy-mu sendiri!" Nyonya Camila terperangah tak percaya, bahkan Killian menahan tusukan demi Arsy saja dia masih belum mempercayainya, sekarang sekali lagi sikap putranya itu membuat hatinya serasa ditusuk jutaan belati.
"Mom, aku hanya nggak ingin Mommy terus bersikap kasar pada Arsy. Gimana pun dia masih istriku, Ibu dari putraku. Bersikap baik lah mulai sekarang, aku mencintainya... Mom." Killian menarik lembut tangan Ibunya, memberikan pengertian.
"Tidak! Mommy nggak akan pernah menerima dia sebagai menantu Mommy! Mommy sudah bilang, dia tidak pantas jadi istrimu sampai kapan pun! Kau juga tau alasan Mommy membencinya! Dia putri dari wanita yang dicintai Daddy-mu! Bahkan Daddy mu itu tega padaku, dia membawa anak mantan kekasihnya ke hadapan Mommy, menjadikan dia menantu Mommy! Kau juga tau rasa sakit Mommy, Killian! Teganya sekarang kau mengatakan mencintainya! Kau dan Daddy-mu sama saja!" Nyonya Camila berteriak histeris, sakit harus setiap hari melihat wajah putri dari wanita yang selalu dicintai suaminya, akhirnya membuat hatinya menjadi dingin.
Kebencian Camila pada Arsy bukan hanya karena wanita itu yatim piatu, tapi Arsy adalah putri dari wanita yang menghancurkan cintanya. Putri dari wanita pemilik hati suaminya, sampai suaminya mati ia bahkan tak pernah mendapatkan cinta suaminya! Sakit menjadi wanita yang tidak pernah ada di dalam hati suami sendiri, kebencian itu semakin bertambah setiap hari. Dia bahkan sering menya_yaat tubuh Arsy dengan pisau beberapa kali, Killian pun tak pernah tau. Bahkan dia menyuruh anj*ng peliharaannya mengigit Arsy menyisakan bekas-bekas gigitan dalam.
Camila tau Killian sering menyiksa dengan memukul serta membakar tubuh Arsy dengan rokok, jadi dia hanya menambah penyiksaan sang putra pada tubuh Arsy. Bahkan Killian terlihat tak pernah perduli bekas-bekas penyiksaan dari Camila pada Arsy, mungkin sampai sekarang Killian hanya tau Arsy disiksa oleh Killian sendiri.
Sekarang Killian mulai mencintai Arsy dan menyuruh Camila berbuat baik. "Bagaimana jika Killian tau aku ikut menyiksa Arsy?!"
Tidak! Meskipun Killian tau, putranya itu takkan berbuat apapun. Karena apa yang dilakukanya dilakukan juga oleh Killian. Ya! Pikiran Camila yang tadi tegang seketika tenang.