NovelToon NovelToon
My Husband Is A Werewolf

My Husband Is A Werewolf

Status: tamat
Genre:Tamat / Manusia Serigala
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Karya ini merupakan karya jalur kreatif cinta supranatural

Siluman serigala yang merubah wujudnya menjadi manusia harus melindungi seorang gadis bernama Zora.

Dalam tubuh Zora tertanam pecahan kubah matahari yang apabila kubah itu dipersatukan dengan pecahan yang lain akan memunculkan kekuatan besar yang mampu menyerap energi matahari.

Mampukah Zidan melindungi gadis itu dari kejaran Xeon yang menginginkan pecahan kubah matahari ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyerang

Zora menatap pedang itu yang ia sandarkan di tepi meja. Tak menyangka jika ia bisa secepat itu mahir dalam mengayunkan pedang.

Adam datang dan langsung duduk di samping adiknya. "Zora, kamu bagaimana bisa mencabut pedang yang legendaris ini?" Lalu mengamati ukiran yang ada di gagang pedang. Tampak motif bulan sabit dan bintang dengan letak yang tersebar acak.

Zora menggidikkan bahu, "Aku sendiri juga tidak menyadari hal itu. Yang ada di pikiranku waktu itu adalah aku tidak boleh kalah."

Mendengar pedang legendaris tercabut bibi Adis dan paman Amor tampak gelisah. Kegelisahan mereka menyita perhatian Zidan yang baru datang.

"Ada apa?" tanya Zidan seraya melepas jubahnya.

Bibi Adis menatap Amor untuk meminta persetujuan bicara.

Paman Amor mengangguk. "Memang seharusnya mereka berhak tahu sekarang."

Zidan dan Zora saling pandang. 'Tahu apa?' batin mereka.

Bibi Adis mulai bicara, "Pedang legendaris telah tercabut. Dan ini tepat dimana akan terjadi gerhana matahari dan bulan purnama dalam sehari. Kejadian itu ada setiap seratus tahun sekali. Jika pedang legendaris jatuh pada kekuatan gelap maka bumi sebagai tempat kehidupan manusia akan terkena dampaknya."

Mendengar tempat asalnya disebut, Adam langsung nimbrung.

"Dampak seperti apa?" tanya Adam penasaran sambil mengorek kotoran di lubang hidungnya.

Zora menatap jorok sang abang. Adam cengengesan dan segera mengelap ujung jarinya.

Paman Amor melanjutkan bicaranya. "Kerusakan di bumi karena tidak adanya sumber energi kehidupan."

Bibi Adis maju dan menambahkan, " Jika saja kubah matahari sampai jatuh di tangan Xelon, ia akan selamanya berkuasa mengendalikan energi terbesar di tata surya."

"Jika sudah tahu kubah matahari akan menimbulkan kehancuran lalu untuk apa kubah matahari diciptakan?" celetuk Adam.

Bibi Adis mendesah. "Karena nenek moyang kami memprediksi bahwa bola panas matahari bisa padam dan mereka menciptakan sebuah energi baru dalam bentuk kubah matahari."

"Lalu kita harus bagaimana? Haruskah menghancurkan kubah matahari?" Zora ikut gelisah.

"Jika kubah matahari dihancurkan, ditakutkan apa yang diramalkan nenek moyang terdahulu terjadi. Kehidupan di bumi akan hancur." imbuh Zidan memberi pengertian betapa pentingnya kubah itu.

Lalu semuanya tampak terdiam berpikir mencari jalan keluar dari masalah ini.

Terutama Zora, tujuan ia datang ke dunia siluman adalah mendatangi Xelon dan membuka segel sihir untuk kedua orang tuanya yang telah membatu.

Di tempat lain.

Leo menyusun siasat akan menyerang tempat dimana Zidan berada saat ini. Merebut seseorang yang memiliki pecahan kubah matahari.

Leo kedatangan tamu yang tak diundang. Anak buahnya memberitahu jika putri dari keluarga Gomez datang berkunjung.

Leo mengerutkan dahi tak mengerti, ia curiga ini adalah jebakan.

Leo bergegas keluar untuk menemui putri Gomez.

"Lyla?"

"Aku ada penawaran untukmu. Tapi aku meminta jaminan yang pasti." ujar Lyla yang ternyata ia nekat datang ke sarang musuh seorang diri.

Leo menatap Lyla untuk mencari celah kebohongan di matanya.

"Katakan! Jika aku memang bisa mengabulkannya."

"Ayahmu mengincar pecahan kubah matahari yang keempat bukan? Aku akan memberi jalan agar kamu lebih mudah mendapatkannya."

"Bagaimana kamu begitu yakin jika aku akan setuju. Siapa sangka itu adalah jebakan, aku tidak percaya."

"Zora istrinya Zidan sepertinya bukan manusia biasa. Lebih tepatnya dia adalah manusia pilihan yang disuruh untuk membinasakan kerajaan ayahmu dengan pedang legendaris yang kini sudah bisa ia kendalikan."

Leo terdiam sejenak, sepertinya omongan Lyla ada benarnya.

Lyla pun menerangkan bagaimana cara agar Leo bisa mendapatkan Zora kembali.

"Setelah kubah matahari bisa kamu dapatkan, maka aku meminta satu janji padamu untuk tidak mencelakai Zidan."

"Kalau hal itu, aku tidak bisa janji."

Lyla terlihat bodoh jika menyerahkan Zora, karena Leo bukanlah manusia yang baik yang mudah nya menepati janji.

Kesepakatan palsu pun terjalin sudah.

Malam ini semua orang terlihat lelah dan mengantuk. Zora tidur seorang diri sementara Zidan bersama Adam. Tak ada kegiatan lain selain istirahat setelah seharian berlatih.

Sesuai arahan yang Lyla berikan. Leo datang menyerang, ia menyelinap di antara semak - semak. Mengintai rumah Amor yang sudah sepi bahkan penerangan pun tampak redup.

Leo mengubah wujudnya menjadi asap hitam dan melewati celah jendela masuk ke dalam.

Ia mengubah wujudnya seperti sedia kala.

Tak ada orang yang menyadari kedatangannya.

Leo menyapu ruangan dan tampaklah Zora tertidur meringkuk di atas tempat tidur.

Tidak ada tanda - tanda pergerakan itu artinya ia dalam mode aman.

Beda dengan di bumi. Zora dulu memakai kalung sebagai indikator jika ada bahaya yang mengancam Zidan seketika itu akan datang.

Leo tersenyum menang. Dengan begitu sebentar lagi reputasi di depan ayahnya akan berubah. Ia tidak akan mengalami penindasan batin lagi. Sudah cukup ia menanti. Ia juga akan mendapatkan kekuasaan wilayah yang pernah Xelon janjikan.

Leo mendekat dan hampir tidak ada jarak diantara keduanya. Zora menggeliat. Ia merasa ada bayangan hitam yang menutupi wajahnya. Seketika ia membuka mata dan bergerak cepat menarik pedang dari atas bantalnya. Menghunuskan pedang ke arah Leo.

Leo sendiri tersentak kaget. Rupanya kedatangannya ketahuan.

Leo mengambil jarak dan siap menyerang.

"Aku tidak punya urusan denganmu."

Leo tertawa, "Sangat manis bahkan ketika kamu bersikap galak seperti ini Nona Zora."

Zora membulatkan mata seraya mengingat pria berjubah hitam ini siapa.

"Aku tak mengenalmu!" sengak Zora yang ia ingat pernah melihat pria berambut panjang ini bertarung dengan Zidan.

"Kalau begitu aku akan memperkenalkan diriku," Leo membungkuk dengan percaya dirinya. Sepertinya ia tertarik dengan istri sang ksatria ini.

"Aku, Leo." sambungnya yang tak diindahkan oleh Zora.

"Mau apa kamu ke sini! Kamu tidak malu kah mendatangi seorang wanita yang telah bersuami atau tujuanmu ke sini hanya untuk mencari masalah denganku."

Leo terkesima dengan ulasan Zora. Ia semakin tertantang untuk mengambil Zora segera.

"Kedatanganku untuk menjemputmu, Nona Manis." goda Leo yang seakan lupa dengan misinya datang ke sini.

Zora sangat geram dan benci sekali cowok genit. Zora mengayunkan pedagangnya menyerang lebih dulu. Leo menangkis serangan Zora. Ia merasakan kekuatan besar dalam tubuh Zora.

Pecahan perabot membuat semua orang terjaga. Termasuk Zidan dan lansung bergegas memasuki kamar.

Dilihatnya Leo yang datang.

"Leo!"

"Hai, Zidan! Kita bertemu lagi. Istrimu sangat cantik dan tangguh. Sepertinya aku mulai tergoda olehnya." Leo sengaja memanasi Zidan meski ia jujur mengatakannya.

"Banyak bicara kamu!" Zora tak ingin mendengar bualan Leo yang bisa memicu keresahan pria yang kini sedang menatapnya. Zora menyerang lagi. Dan kali ini Leo tak hanya menangkis tapi juga menyerang balik. Zora menggiring Leo ke luar rumah.

Zidan masih menatap mereka seolah memberi privasi terhadap istrinya.

Orang - orang lain segera bangun.

Si kembar Bush dan Bash sepertinya menikmati pertunjukkan itu.

1
PociPan
wah keren ini kisah tentang sihir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!