Seorang gadis biasa bernama Shim Hyeri akhirnya berhasil mewujudkan impiannya untuk pergi ke sekolah bergengsi di Daegu city. Sekolah yang sangat berpengaruh besar dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke sana. Mr Kim adalah seorang siswa tahun pertama yang berhasil menguasai sekolah dan bahkan guru tak berani melawannya atau menghukumnya. Ia adalah dalang dari semua aksi bullying yang terjadi di sekolah. Kim Hyeri yang disebut juga sebagai gadis ayam karena selalu memakai topeng ayam saat mengantar pesanan restorannya tak sengaja menolong tuan berpengaruh itu pada suatu insiden. Karena insiden tersebut, Mr Kim menjadi penasaran dengan gadis yang menolongnya dan berusaha mencarinya. Akankah Mr Kim menemukan pahlawannya dan bahkan menjadikan dia sebagai kekasihnya? Saksikan kehidupan Hyeri bersama Tuan berpengaruh di sini 👉👈.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jindael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Khawatir Padanya
Tuan muda Yeol akhirnya terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih terasa lemas dan batuk serta bersin tak karuan akibat kehujanan kemarin sore. Tenggorokannya terasa kering, dan ia membutuhkan minum sekarang. Namun saat menengok ke meja samping tempat tidurnya, ia mendapati gelasnya tak berisi air lagi. Ingin beranjak, tapi sayang tubuhnya terlalu lemah. Dengan segera tuan muda ini memilih memanggil para pembantunya.
"Bibi Yen, tolong ambilkan aku minum. Uhuk uhuk!" teriaknya serak. Karena tak ada yang mendengarnya, tuan muda ini memanggilnya kembali.
"Bi...! Huachim!" Yeol segera mengambil tisu untuk mengelap ingusnya yang keluar.
Hening seketika suasana di dalam rumah. Tak ada yang menyahuti panggilnya. Ia baru tersadar jika para pembantunya telah ia liburkan di akhir pekan. Tuan muda yang malang ini hanya menghela nafasnya dan memutuskan untuk menghubungi kedua temannya.
Dret Dret Dret!
Suara ponsel bergetar di samping Gong Chil yang sedang asyik bermain video game bersama Jung-il di layar tv milik keluarga Ahn atau tepatnya rumah Jung-il. Mereka berdua seperti biasa selalu menghabiskan akhir pekannya berdua.
"Yah ponsel mu bunyi tuh," senggol Jung-il pada Gong Chil yang serius.
"Haish ok aku angkat." Pemuda rambut ikal ini menghentikan permainannya sejenak untuk menerima telepon tersebut.
"Dari Yeol," ucapnya memberitahu.
"Pake pengeras suara," suruh Jung-il ingin mendengar juga.
Gong Chil mengangguk dan langsung menekan tombol speaker di ponselnya.
"Yah kalian ada di mana? Huachim!" tanya Yeol langsung sambil terus bersin.
"Ada apa? Kau sudah baik-baik saja?" tanya balik Gong Chil dan Jung-il bersamaan.
"Tak, aku perlu bantuan kalian, cepat ke sini!" Yeol langsung menutup teleponnya dan membuat kedua temannya saling pandang.
"Yah bagaimana, kita ke sana kah?" tanya Gong Chil bingung pada Jung-il.
"Gong, ikut aku kita culik Shim bagaimana pun ini semua salahnya," ujarnya lalu pergi begitu saja.
"Hah, yah Hyung!" Gong Chil sedikit tak mengerti langsung mengejar kakaknya itu.
...____________🐔❤️🐔____________...
Shim Hyeri sendiri saat ini sedang membantu sang ayah bekerja dengan di bantu oleh sahabatnya peri Bong. Kedua remaja ini sangat bersemangat dan membuat Shim Yong Dae merasa senang melihatnya. Saat keduanya sedang asyik bercanda, mendadak Jian datang memanggil Hyeri karena ingin bertanya tentang sesuatu.
"Hyeri!"
Hyeri berhenti tertawa dan berbalik. "O Jian!" panggilnya langsung.
"Bisa keluar sebentar," suruh Jian dari depan pintu.
"Ok." Hyeri menjawab dengan gerakan tangannya.
"Yah Peri Bong, kau kerja yang benar ya," perintah Hyeri padanya.
"Haish siap Hyeri, pergilah!" Bong Chan yang mengerti, mengangguk dan mengizinkannya.
Jian langsung menarik Hyeri saat sudah sampai di depan. Keduanya kini berbicara di samping restoran.
"Jian, ada apa?" tanya Hyeri penasaran.
"Yah Hyeri, bagaimana kencan mu kemarin?" Jian berbalik tanya karena ingin tahu dengan kencan sahabatnya.
"Hah? Kencan apa?" Hyeri tak mengerti.
"Kencanmu dengan Yeol di hari Sabtu," jawab Jian mengingatkan.
Hyeri terbelalak dan langsung menutup mulutnya dengan tangan. Gadis ini akhirnya ingat dengan ajakan si penguasa sekolah waktu itu.
"Yah jangan bilang kamu melewatkannya," tebak Jian setelah melihat ekspresi Hyeri.
Hyeri mengangguk-angguk membuat Jian terkejut tak percaya.
"Wah serius?"
"Iya, aku malah pergi dengan Bong Chan kemarin," jawab Hyeri pelan.
"Pria yang ada di dalam itu?" tanyanya.
Hyeri mengangguk lagi. "Tapi Jian, sepertinya Yeol akan pulang jika aku tak datang, iya kan?"
"Moga saja begitu, jika ia benar-benar menunggumu. Ku yakin dia dalam masalah besar. Hujan kemarin sangat lah lebat Hyeri," ucapnya seperti menakut-nakuti sang sahabat.
"Ah Jian aku harus bagaimana? Haruskah aku meneleponnya?" Hyeri menjadi bingung karena merasa bersalah.
"Coba saja, aku pulang dulu. Ibu ku menungguku di supermarket depan sana," suruhnya sambil berpamitan.
"Ok Jian." Hyeri mengangguk sambil melambaikan tangan.
Setelah kepergian Jian, Hyeri jadi berpikir. Bong Chan yang sedang bersih-bersih menyadari jika Hyeri belum juga kembali. Pemuda tampan ini memilih untuk menyusulnya keluar.
Hyeri masih terbengong di tempat. Ia mulai membuka ponselnya untuk menelpon si Mr Kim. Namun mendadak dari arah belakang, mobil Van hitam berhenti tepat di sampingnya. Gadis ini memilih mengurungkan niatnya dan penasaran dengan orang yang akan keluar dari mobil tersebut. Satu orang keluar dengan cepat langsung menutupi kepala Hyeri dengan karung hitam membuat dirinya terkejut.
"Yah cepatlah!" suruh si pengemudi mobil.
"Hey kalian siapa? Lepaskan Hyeri!" Bong Chan yang melihatnya segera berlari untuk menghentikan aksi penculikan sahabatnya. Pemuda ini berhasil memegang tangan sang penculik. Si penculik yang mulai panik memilih untuk menendang pemuda tersebut.
BUGH!
Satu tendangan berhasil membuat Bong Chan tergeletak di tanah. Dengan cepat mobil ditutup dan melaju kencang meninggalkan tempat tersebut. Di dalam mobil, Hyeri berusaha melepaskan diri sambil berteriak
"Woi kalian siapa?!"
"Gong, buka penutupnya," suruh Jung-il si pengemudi. Gong Chil menurut perlahan membuka kantong yang menutupi wajah Hyeri.
Gadis itu sangat terkejut setelah tahu siapa orang yang menculik dirinya. "Gong Chil, Jung-il, apa yang kalian lakukan?" tanyanya.
"Yah Hyeri, kau harus bertanggung jawab atas Yeol. Karena mu dia jadi sakit," ucap Gong Chil ketus sambil menunjuk ke arahnya.
"Hah Yeol sakit. Apa... dia benar-benar menungguku di air mancur kemarin?" tanyanya ingin tahu. Hyeri cukup terkejut mendengar berita tersebut.
Tentu saja dan kau malah pergi dengan anak dari SMK sebelah itu. Hal paling menyebalkan kau malah mendukung musuh sekolah kita, jawab Gong Chil yang terlihat masih kesal padanya.
"Yah Gong, soal itu tunda dulu. Yeol lebih penting," sela Jung-il mengehentikan.
"Haish ok ok untung menang sekolah kita, kalau tidak__" Gong Chil menatap tajam Hyeri membuat sang gadis menjadi merinding seketika.
"Ma-maaf, ku pikir Yeol hanya bercanda dan tak serius," ucap Hyeri langsung karena merasa bersalah.
Shim, aku beritahu sesuatu padamu, Yeol memang terlihat bercanda tapi dia sungguh-sungguh padamu. Dia baru pertama kali serius dengan perempuan, jadi.... jangan membuatnya kecewa, jelas Jung-il sambil sesekali menengok ke arahnya.
"Apa Yeol sakit parah?" Hyeri mulai khawatir pada si penguasa sekolahnya.
"Kau lihat saja sendiri," jawab Jung-il yang fokus menyetir.
"Kalian mau bawa aku kesana?" tebaknya.
"Tentu saja, jadi diamlah!" jawab Gong Chil sedikit ketus.
Mendengar itu, Hyeri tiba-tiba menjadi merasa khawatir pada sosok penguasa sekolah itu. Di sepanjang jalan menuju rumah Mr Kim, gadis satu ini terdiam sambil mengigit kuku jarinya. Gong Chil menengok ke arahnya sebentar lalu beralih melirik Jung-il yang serius menyetir.
"Yah Shim, rawat Yeol dengan baik dan kau harus minta maaf juga padanya," pesan Jung-il padanya.
Hyeri mengangguk-angguk mengerti.
Mobil akhirnya sampai di depan rumah Mr Kim yang megah. Hyeri di dorong keluar oleh Gong Chil saat pintu telah bergeser.
"Aduh!" Pekik Hyeri yang terkejut.
Keduanya juga turun dari mobil untuk mengantar Hyeri masuk ke dalam menemui Mr Kim. Hyeri masih terdiam sambil menatap rumah yang sangat megah itu. Ia baru menyadari rumah Yeol benar-benar sangat megah dan besar.
"Yah gadis ayam, ayo masuk!" suruh Gong Chil melirik kearahnya.
"Mari Shim!" ajak Jung-il juga. Hyeri yang masih terbengong langsung tersadar ketika pemuda berkacamata itu menepuk pundaknya.
"Ah iya," jawabnya singkat.
Mereka bertiga masuk ke dalam pintu yang sudah terbuka secara otomatis dari dalam dan berlanjut menaiki tangga untuk menuju ke kamar si tuan muda.
"Kenapa sepi sekali?" Pikir Hyeri sambil melihat ke sekitar.
"Sepertinya pembantu di sini sedang di liburkan," jawab Jung-il yang menengok.
"Oh begitu ku kira Yeol memecatnya lagi," ucap Hyeri mengerti.
Sementara di kamar, tuan muda masih saja menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Ia tak henti-hentinya bersin dan batuk
Huachim, Huachim, Uhuk, Uhuk!
"Haish menyebalkan! Ke mana dua bocah itu kenapa lama sekali? Huachim!" gerutunya mulai kesal sambil bersin kembali karena kedua temannya tak kunjung datang.
"Yeol kami datang!" Suara teriakan kencang terdengar memanggil namanya. Gong Chil, Jung-il dan Hyeri telah tiba di depan pintu kamar tuan muda yang di biarkan terbuka.
"Woi lama sekali kalian! Huachim." Yeol yang kesal mengambil bantalnya dan melemparnya ke arah pintu. Dengan cepat Gong Chil dan Jung-il menghindar dan menyebabkan bantal tadi mengenai wajah Hyeri yang berada di belakangnya. Sementara tuan muda yang merajuk memilih membuang mukanya.
"Aduh!" Pekik Hyeri sedikit keras.
Yeol sedikit kaget mendengar suara Hyeri di sana. Ia pun segera berbalik dan langsung melebarkan matanya senang karena obat untuknya sudah datang.
"Hyeri!"
...............................🐓❤️🐓...............................
...Bersambung...
sombong bngt sih kalian. iiihh gemes pengen tak hiiihhh
paket komplit kamu hyeri, ramah, cantik, pinter🥰
Somi udah ga perduli sama Hyeri 🤭