KABUR DARI AYAH ANAKKU

"Theresa, sudah berapa kali aku bilang. Kau tidak boleh pergi, kondisimu masih belum stabil" teriak Diego pada Theresa.

"Sebentar saja, aku hanya ingin menemui Jason. Sebentar saja brother. Aku mohon, setelah itu aku berjanji akan menurutimu. Tolonglah brother" pinta Theresa.

Diego menatap Theresa, "Baiklah... aku akan menghubungi Jason lebih dulu. Tapi aku tidak janji kalau dia mau menemuimu" ucap Diego.

Diego lalu berbalik untuk mengambil ponselnya yang terletak di atas meja, tapi Theresa kemudian memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur dan pergi menuju kantor Jason.

"Aku harus bertemu dengan Jason, aku yakin dia hanya berpura - pura membenciku. Selama ini dia selalu tersenyum manis dan bersikap baik padaku. Kalau bukan karena dia memiliki perasaan khusus denganku, tidak mungkin dia bersikap baik padaku" batin Theresa sambil terus berlari menghindari kejaran Diego dan beberapa anak buahnya dibelakangnya.

Sesampainya diluar rumah sakit, Theresa segera menghentikan taxi yang melintas dan memberi tahu alamat kantor Jason.

"Apa yang kalian lakukan, cepat ambil mobil dan kejar dia!!!!" teriak Diego pada anak buahnya.

"Theresa.. Kenapa kau senekat ini" lirih Diego.

****

Sesampainya di kantor Jason dengan masih menggunakan pakaian rumah sakit dan tanpa menggunakan alas kaki. Theresa berlari menuju ruangan Jason, dirinya sempat dihentikan oleh petugas keamanan tapi karena Theresa melihat Gilbert dia pun berteriak - teriak memanggil nama Gilbert membuat pria itu mau tak mau membawa Theresa ke ruangan Jason daripada menimbulkan keributan lebih lama lagi.

Apalagi kehadirannya yang hanya memakai pakaian rumah sakit tanpa alas kaki cukup menjadi pusat perhatian orang - orang yang ada di lobby kantor.

Selama didalam lift, Theresa banyak bertanya apakah benar Jason akan segera menikah kepada Gilbert. Tapi tak satupun pertanyaan itu dijawab oleh Gilbert.

Sekilas Gilbert melihat Theresa seperti menggenggam sesuatu ditangannya, tapi dia tidak tahu apa itu yang pasti itu bukanlah sesuatu yang berbahaya pikir Gilbert.

"Aku dengar dia sedang dirawat dirumah sakit karena masalah kejiwaan, lalu kenapa dia ada disini? Apa membawanya kepada Jason adalah keputusan yang benar?" pikir Gilbert.

"Tapi Jason sudah mengatakan kalau dia bisa menemui Theresa, seharusnya tidak akan ada masalah bukan" terus terang Gilbert menjadi sedikit khawatir, apalagi jika sesuatu yang buruk terjadi diantara mereka bukan hanya akan berdampak pada Jason tapi juga pada seluruh reputasi Jason.

Mereka pun akhirnya tiba di depan ruangan Jason, tampak sekretaris Jason berdiri menyambut Gilbert. "Nona Theresa, tolong tunggu disini sebentar" kata Gilbert.

Selama menunggu, Theresa larut dalam khayalan - khayalannya tentang Jason, selama ini dia selalu mengharapkan perhatian Jason tanpa kenal putus asa. Semua dia lakukan untuk menarik perhatian laki - laki yang terkenal memiliki banyak hubungan dengan wanita, apapun akan dia lakukan selama Jason bisa memandang dirinya saja.

Dia merasa semuanya akan berjalan sempurna dan baik - baik saja saat  sejak 7 tahun lalu Jason tiba - tiba tidak lagi memiliki hubungan dengan wanita manapun kecuali dirinya yang memang adalah adik dari Diego teman Jason sejak kecil. Theresa merasa bahwa akhirnya apa yang dia inginkan akan segera terkabul yaitu menikah dengan Jason.

"Nona Theresa silahkan masuk" ucap Gilbert kemudian.

Theresa merapikan rambut dan pakaiannya, "Kenapa aku berpakaian seperti ini? Tapi aku pasti masih terlihat cantik dihadapan Jason" batinnya dengan penuh percaya diri.

"Theresa, untuk apa kau kemari? Bukankah seharusnya kau berada di rumah sakit sekarang. Aku sudah menghubungi Diego untuk menjemputmu. Kau tunggulah disini" ucap Jason tanpa menoleh sedikit pun kearah Theresa yang menatapnya penuh harap.

"Aku merindukanmu brother Jason. Kau tahu kan kalau aku mencintaimu, kenapa kau mempermainkan perasaanku? Apa kau senagaj melakukan ini agar aku berusaha lebih keras untuk mendapatkanmu?" tanya Theresa.

Jason menutup lembar laporan yang sedang dia baca, melepas kacamata miliknya dan menoleh kearah Theresa.

Ditatap seperti itu membuat Theresa kepalang senang dan berbunga - bunga, "Akhirnya dia menatapku" batin Theresa yang sekali lagi menyisir rambutnya dan berusaha terlihat secantik mungkin.

"Lihatlah aku bahkan membawa cincin untuk kau sematkan di jari manisku" ucap Theresa seraya menunjukkan cincin yang sejak tadi dia genggam ditangannya.

Jason terdiam sejenak, "Theresa, aku sudah cukup lama mengenalmu karena kau adalah adik dari Diego teman dekatku tapi aku tidak tahu kalau kau adalah orang yang tidak memahami apa yang orang lain katakan meskipun dia sudah mengatakannya langsung secara terang - terangan padamu"

"Apa kau tidak tahu kalau aku benar - benar muak dengan sikapmu ini?" tanya Jason lagi.

"Aku juga muak dengan sikapmu yang memutar balikkan fakta yang ada sesuai dengan khayalanmu" meskipun sudah mendengar langsung apa yang dikatakan oleh Jason, Theresa masih saja tersenyum seolah - olah Jason masih berpura - pura membencinya.

"Jason, kau tidak perlu menikah dengan perempuan lain. Aku akan bersikap jauh lebih baik daripada wanita - wanita murahan yang kau kencani. Bahkan aku bisa menjadi lebih baik daripada wanita yang akan kau nikahi itu" kilah Theresa lagi.

Tak tahan dengan sikap Theresa, Jason pun menatap tajam kearah Theresa. Tatapan yang mengerikan dan siap untuk menghabisi Theresa kapanpun itu, "Theresa, jangan menguji kesabaranku lebih dari ini. Pergilah sebelum aku semakin membencimu, aku akan membiarkan apa yang kau lakukan hari ini. Tapi aku tidak akan membiarkannya untuk yang kedua kalinya" ucap Jason.

"Dimana Theresa.... Dimana adikku?" Tepat saat itu juga Diego sudah sampai di kantornya.

Laki - laki itu menatap adiknya yang tertunduk sementara Jason tampak seolah tidak peduli dengan kondisi Theresa. Penolakan Jason menghancurkan hatinya setelah Theresa tahu bahwa saat ini telah ada wanita lain di hati Jason dan wanita itu bukanlah dia.

"Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan untuk bisa dicintai oleh Jason, tapi kenapa justru aku yang semakin terluka" pikirnya.

"Aku membenci hidupku, aku membenci Jason yang tidak membalas cintaku" pikiran - pikiran buruk berkecamuk didalam otak Theresa.

Sedetik kemudian gadis itu berlari dan mengambil sebilah cutter. Tanpa menghiraukan teriakan Diego, gadis itu menya*yat lehernya sendiri dan membuat da*rahnya mengucur deras.

"THERESA.....!!!!!!" Teriak Diego yang segera merampas cutter dan membuangnya asal.

Disela - sela kesadaran Theresa yang mulai menghilang dirinya menatap Jason yang masih saja menatapnya tanpa perasaan, "Ah akhirnya dia tersenyum melihatku disaat seperti ini" batin Theresa sebelum akhirnya dia benar - benar tidak sadarkan diri.

Kejadian itu menimbulkan kekacauan yang luar biasa, apalagi setelah Theresa berhasil dibawa kerumah sakit dan nyawanya berhasil diselamatkan meskipun saat ini kondisinya cukup kritis akibat kehilangan banyak darah.

****

"Apa yang harus kita lakukan? Aku yakin Diego dan keluarganya akan menuntut penjelasan" tanya Gilbert cemas.

"Biarkan saja, mereka tidak akan bisa melakukan apa - apa. Karena pada kenyataannya Theresa lah yang menerobos masuk kemari dan mencoba untuk bunuh diri" balas Jason.

"Sebentar lagi kejadian ini pasti muncul diberbagai media online ataupun cetak" Gilbert menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gampang, tinggal kau atur saja seperti biasanya" jawab Jason santai.

Gilbert menatap Jason kesal, "Aku pergi dulu menemui Melody untuk menyelesaikan soal ini" ucapnya sambil bersungut - sungut karena beban kerjanya jadi bertambah.

Sebelum pergi Jason memanggil Gilbert sekali lagi untuk memberi tahu sesuatu, "Oh ya Pastikan kalau...."

"Iya ... iya aku mengerti. Aku pastikan Lily dan Si kembar tidak mengetahui soal ini" potong Gilbert sebelum Jason selesai menyelesaikan ucapannya.

"Good... Aku tahu, kalau aku bisa mengandalkanmu" kata Jason sambil tergelak.

"Tutup mulutmu sialan. Kau selalu saja merepotkanku" maki Gilbert yang mengacungkan jari tengahnya kepada Jason, sementara Jason hanya menanggapi dengan senyum lebar.

...****************...