Tania Ayuningsih( 17tahun), gadis lulusan SMP datang ke kota berniat menggantikan sang ibu menjadi pembantu rumah tangga di kediaman keluarga Kendra Ardiansyah.
Siapa sangka setelah tiba disana dirinya justru diminta untuk menjadi simpanan majikannya demi mendapatkan seorang putra.
Cantik, seksi, populer, berkelas dan baik hati. Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang Zaskia Ardiansyah bagi suaminya. Namun, satu hal yang menjadi kekurangannya, dia belum menginginkan kehadiran seorang anak.
Karirnya sebagai Diva sedang naik daun. Wanita yang selalu menjaga hati untuk sang suami berharap pria itu mau mengerti keinginannya.
" Aku mohon mengertilah. Kita masih muda dan kita bisa menundanya dua atau tiga tahun lagi. " pinta Zaskia menghiba.
" Tapi kita sudah menikah selama lima tahun! Apakah waktu yang kuberikan masih kurang bagimu? Aku kehabisan akal untuk menjelaskan pada kedua orang tuaku. Mereka sangat mengharapkan seorang cucu.
Ikuti kisah mereka ya..Selamat membaca..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
" Kau mau kemana? Kenapa pagi-pagi sudah rapi begitu? "
Kendra yang baru membuka mata seketika menatap Zaskia yang tengah berdadan didepan meja riasnya. Wanita itu sudah terlihat rapi dan cantik dini hari begini.
" Aku ada konser di mall pagi ini. Setelah itu, aku akan menjadi bintang tamu di salah satu program TVC TV. " jelas sang istri sembari merapikan penampilannya.
Kendra menghela kasar nafasnya, semakin lama jadwal istrinya semakin padat dan itu artinya intensitas pertemuannya dengan sang istri semakin berkurang.
Sebenarnya ia tak rela jika istrinya terlalu sering menghabiskan waktu demi menjalankan profesinya. Padahal sebenarnya ia masih mampu memberikan nafkah yang lebih dari cukup bagi Zaskia. Akan tetapi, melihat Zaskia yang begitu bersemangat dan bahagia menjalankan profesinya, iapun berusaha untuk menurunkan egonya.
" Oh ya, honey. Kata Bi Minah beliau berencana untuk berhenti bekerja, tetapi jika diperkenankan beliau ingin putrinya untuk menggantikan pekerjaannya di rumah ini. Putrinya selama ini hanya bekerja sebagai buruh cuci dan merawat adik-adiknya di kampung."
" Terserah kau saja. Kalau aku tidak masalah selama dia bisa bekerja dengan baik. " jawab Kendra tersenyum datar.
Melihat ekspresi sang suami yang nampak sedikit kesal, zaskiapun segera mendekati pria itu lalu memeluknya dengan manja.
" Ayolah. Jangan tersenyum kecut seperti itu. Aku berjanji akan langsung pulang setelah pekerjaanku selesai. " bujuk Zaskia.
Hati Kendra menghangat kembali, iapun ikut memeluk tubuh istrinya dengan erat.
" Kau tahu. Aku terbiasa bangun sambil memeluk tubuhmu. Aku tidak suka jika saat aku membuka kedua mataku, kau tidak berada disisiku." ungkap Kendra.
" Maafkan aku. Aku berjanji, setelah aku siap aku akan menjadi istrimu seutuhnya dan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita. " balas Zaskia.
Kendra kembali mendesahkan nafasnya mendengar ucapan Zaskia. Ucapan yang begitu manis tapi entah kapan akan menjadi nyata. Ia jadi teringat bahwa hari ini orang tuanya akan datang.
" Oh ya. Sore ini orang tuaku akan datang. Usahakan pulang sebelum mereka kesini. " pinta Kendra mewanti-wanti istrinya.
Zaskia melepas pelukannya dan menatap sang suami penuh semangat.
" Tentu saja. Siap laksanakan. Aku pergi dulu ya. Cup. "
Satu kecupan hangat mengakhiri pertemuan mereka pagi ini. Kendra masih mengamati sang istri yang menghilang dibalik pintu.
" Aku merindukan kebersamaan kita seperti dulu. " gumamnya seorang diri.
Jujur saja ia sangat merindukan istrinya dahulu. Meskipun Zaskia bukan artis terkenal seperti sekarang, tetapi istrinya begitu perhatian dan selalu ada untuknya.
***
Sorepun tiba, kedua orang tua Kendra telah tiba dikediamannya. Kendra sengaja pulang lebih awal dari kantornya agar bisa menyambut kedatangan mereka dari Bandung.
Pak Bayu dan Bu Santi menatap sekeliling rumah mewah milik putranya. Dalam hati mereka bangga karena Kendra mampu sukses atas jerih payahnya sendiri lewat bisnis properti dan perhotelan yang dirintisnya dari nol.
Ayahnya adalah pemilik salah satu perusahaan pertambangan terbesar di negeri ini. Namun, seorang Kendra Ardiansyah memilih banting stir menekuni bisnis properti. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi dirinya jika bisa sukses diatas kaki sendiri.
" Dimana istrimu? Apa dia tidak tahu kami akan datang kemari?" tanya Pak Bayu sembari mengedarkan pandangannya.
" Zaskia ada konser tadi pagi, tapi kemungkinan dia akan pulang sebentar lagi. " jawab Kendra berusaha menutupi. Ia sendiri kecewa, padahal tadi ia sudah berpesan agar istrinya cepat pulang tapi hingga sekarang Zaskia belum menampakkan batang hidungnya.
" Apa sudah ada tanda-tanda istrimu itu hamil? " Bu Santi bertanta penuh harap.
" Belum Bu. "jawab Kendra singkat.
Bu Santi membuang kasar nafasnya, dirinya sangat berharap segera mempunyai cucu.
" Apa kalian tidak pernah berkonsultasi pada Dokter? Siapa tahu saja rahim istrimu bermasalah? Atau kalian coba membeli obat penyubur kandungan atau.. "
" Rahim istriku baik-baik saja, Bu. Dan kami berdua sama-sama subur."
Belum selesai Bu Santi berbicara, Kendra langsung memotong perkataannya. Bukan Kendra tidak sopan, tetapi kalimat itu terlalu sering ia dengar dan Ibunyapun harusnya sudah tahu jawabannya. Bahwa mereka memang sengaja menunda kehamilan Zaskia meskipun sebenarnya hanya Zaskia yang belum mau memiliki anak.
Gurat-gurat kekecewaan terlukis diwajah pasangan paruh baya tersebut. Kendra rasanya sungguh tak tega melihat kesedihan kedua orang tuanya.
" Ting..Tong.. "
Bunyi bel rumah berbunyi hingga mengalihkan perhatian ketiganya. Wajah Kendra langsung bersinar, ia yakin istrinya yang datang. Tanpa menunggu pelayan, ia berlari membukakan pintu.
" Maaf. Apa ini.."
" Sepertinya kau salah alamat. Disini tidak menerima pengamen. " jawab Kendra ketus, ia kecewa sebab yang didepan ternyata seorang gadis muda dengan pakaian yang sedikit lusuh dan kampungan.
" Tapi Tuan? "
Belum sempat Tania menyampaikan maksudnya, tetapi lelaki yang sepertinya pemilik rumah langsung masuk dan menutup pintunya. Padahal sebelum masuk, security didepan membenarkan alamat yang ada ditangannya saat ini. Hanya saja ia lupa siapa nama majikan ibunya.
" Apa memang aku salah alamat ya? " batinnya kebingungan. Ia memutuskan untuk kembali bertanya pada satpam.
Sedangkan Kendra, ia kembali masuk dengan langkah yang gontai sembari mendudukkan kembali tubuhnya diatas sofa dengan kasar.
Bu Santi dan Pak Bayu melihat wajah putranya yang nampak murung setelah membukakan pintu.
" Memangnya siapa didepan? " tanya Bu Santi penasaran.
" Hanya orang salah alamat. " jawab Kendra datar. Sekali lagi istrinya telah mengecewakannya, ia bertekad menghukum wanita itu nanti malam.
Ketiganya terdiam sesaat dan larut dalam pikirannya masing-masing. Hingga tiba-tiba Bi Minah yang kondisinya masih lemah berjalan melewati ketiganya.
" Permisi, Tuan, Nyonya, Tuan Muda. " hormat Bi Minah pada ketiganya. Kebetulan Pak Bayu dan Bu Santi juga mengenal baik beliau.
" Bi? Bibi mau kemana? Kondisi Bibi masih lemah. Sebaiknya Bibi beristirahat dikamar dulu. " pinta Kendra pada wanita paruh baya yang kini nampak semakin kurus.
" I-iya, Tuan. Saya hanya mau memastikan. Putriku bilang dia akan sampai kesini sore ini, tapi sampai sekarang Tania belum juga sampai. Saya takut dia kesasar, soalnya ini pertama kali putriku datang ke kota. " jelas Bi Minah dengan wajah cemas.
Tiba-tiba Kendra teringat gadis kecil yang barusan ada didepan. Ia baru ingat, istrinya menyinggung putri Bi Minah yang akan bekerja disini.
" Ahh..Iya. Bibi tunggu saja disini. Aku akan mengejarnya. "
Bi Minah tidak mengerti maksud Kendra, tetapi pria itu terlihat berlari lagi keluar. Kendra berharap gadis kecil tadi belum pergi jauh. Ia tak enak hati karena telah mengusir putri Bi Minah.
Kendra berlari hingga keluar gerbang. Lelaki itu menengok ke kanan dan kekiri mencari keberadaan Tania. Akan tetapi, sepertinya gadis itu sudah tidak ada disana, ia jadi takut anak itu kesasar. Sebab kata Bi Minah, putrinya baru pertama ke Jakarta.
" Maaf, Tuan. Tuan sedang mencari siapa? " Tanya salah satu security ketika melihat majikannya kebingungan.
" Gadis kecil yang kesini tadi. Ternyata dia putri Bi Minah. " ungkap Kendra masih terus mengedarkan pandangannya.
" Apa yang Tuan maksud gadis yang ada di pos satpam kita? " Penjaga mencoba menahan tawa melihat wajah cemas atasannya.
Kendra langsung menengok kedalam, terlihat seorang gadis meringis sambil mengacungkan jarinya.
" Saya, disini Tuan."
Kendra langsung mendengus kesal, sudah kesal pada istrinya kini ditambah para security yang seolah sedang mengerjainya.
" Kalian, Kalian , Kalian. Gaji kalian akan kupotong bulan ini. " ancamnya dengan wajah kesal.
" Dan Kau? Ikut aku ke dalam. " menatap penuh ketegasan pada Tania.
" Ba-ik, Tuan. "
Bersambung....
karna di dalam islam itu wanita butuh wali yang nyata,jika ayah tania sudah meninggal kan ada adik"nya yg berhak jadi wali,jika adiknya tdk mau kan ada paman nya paman dari adik bpk nya,terkecuali dr kluarga tania tdk mau jadi wali dn menyerahkan spenuhnya k'pada wali hakim baru bisa,intinya harus ada k'sepakatan dn omongan,trkecuali laki"tanpa kluarganya pun klo nikah sah sebab laki"tdk butuh wali tp laki"cuma butuh saksi,sedangkan di cerita ini tania nikah tanpa 1pun kluarganya tau otomatis nikahnya tania tdk sah di mata agama,dan klo mau sah ijabkhobulnya harus di ulang,👍