My Husband Is A Werewolf

My Husband Is A Werewolf

Datang ke Bumi

"Cepat pergi!" teriak Zidan berharap Eric mau mendengarkan ucapannya sekali lagi.

Namun Eric seolah menulikan pendengarannya, ia tetap bertarung melawan anak buah Xelon.

Sementara Stephane dan Yull telah lebih dulu pergi meninggalkan pertarungan untuk menyelamatkan kubah matahari. Sebuah kubah kecil berukuran bola kasti yang dipercaya mampu membangkitkan tenaga besar yang dapat menelan energi matahari.

Eric menggunaan tenaga dalam dan sihirnya untuk melawan musuh tapi karena jumlah mereka yang begitu banyak, Eric jadi kewalahan.

Zidan yang mengetahui keadaan Eric segera mendatanginya setelah berhasil mematahkan pedang musuhnya, Leo.

"Aku akan menghadang mereka, cepat pergilah atau diantara kita tidak akan bisa menjaga kubah matahari!" seru Zidan sambil menangkis serangan.

"Tapi, bagaimana denganmu?" Eric seolah ragu untuk meninggalkan saudaranya ini. Ia menatap sekitar, para musuh terlihat begitu haus akan darahnya. Pedang miliknya saja sudah patah, bagaimana bisa ia akan melawan anak buah Xelon dalam keadaan seperti ini, kecuali ia harus menyerah. Ia bukanlah orang yang pengecut, tapi ia adalah ksatria siluman penjaga kubah matahari yang harus rela bahkan nyawanya sebagai taruhan untuk memperjuangkan umat manusia di bumi.

Zidan menunjukkan telapak tangannya ke arah musuh, keluarlah kilatan cahaya dari telapak tangannya itu dan berhasil menghalau mereka meski itu tidak bertahan lama. "Cepat Eric, pergilah!" teriak Zidan dan terus mengarahkan kedua tangannya.

"Lalu, bagaimana denganmu Kak!" Eric melihat situasi yang sedikit aman untuk kabur.

"Jangan perdulikan aku, cepatlah!"

Eric mengangguk cepat lalu mengambil kesempatan ini untuk segera pergi menyusul Stephane dan Yull yang lebih dulu pergi meninggalkan negara Phantom.

Negara Phantom adalah negara para setengah manusia dan setengah siluman tinggal. Ada 4 ksatria yang bertugas menjaga kubus matahari di sebuah piramida di Phantom. Tapi karena kelicikan Leo, kubah matahari itu hampir dicuri olehnya. Beruntung Zidan berhasil merebut kembali dan terjadilah peperangan di antara para kesatria dengan anak buah Xelon.

Eric merentangkan jubahnya lalu terbang ke awan.

Stephane dan Yull ternyata memilih bumi untuk mereka tempati dan melindungi kubah matahari.

Kedua saudara itu telah mendarat di sebuah hutan yang mereka anggap aman. Tak begitu lama, Eric mendarat juga.

"Di mana kak Zidan?" tanya Yull khawatir menatap ke arah belakang Eric yang ternyata tak ada sosok Zidan yang mengikutinya.

Eric menata nafasnya, lalu mulai bicara dengan perasaan bersalah. "Dia telah menyuruhku pergi."

"Jadi, kamu meninggalkan kak Zidan bertarung seorang diri?" Yull mencengkeram kuat kerah lehernya.

Stephane datang melerai, "Yull, ini bukan saatnya berdebat. Kita harus mencari tempat persembunyian yang aman."

Yull melepaskan tangannya. Eric bisa bernafas lega, ia membungkuk untuk menahan rasa sakitnya. Stephane peduli dan menanyakan keadaan Eric tapi tidak dengan Yull.

"Aku tidak apa-apa, ini hanya serangan kecil." ujar Eric bohong. Ia tidak ingin menyusahkan saudaranya yang lain.

Tapi Stephane peka, ia membuka pakaian Eric dengan paksa. Terlihat ada sayatan pedang. Dengan tenaga dalam dan sihirnya, Stephane mengobati Eric. Kini kondisinya membaik.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menyusuri hutan.

Sementara Zidan sudah kehabisan tenaga melawan seorang diri. Terlihat dari nafasnya yang memburu.

Leo mengambil kesempatan lalu menyerang balik. Zidan jatuh terpental.

Leo meminta anak buahnya untuk segera mengejar Eric bersaudara.

Zidan segera bangkit dan mengumpulkan sisa energinya untuk terbang menyusul Leo dan yang lain.

Leo beserta anak buahnya tiba di bumi. Ia mendeteksi kubah matahari tak jauh dari jangkauannya.

Eric dan dua saudaranya terkepung tepat di tepi hutan kota X.

"Serahkan kubah matahari itu padaku! Dengan begitu kamu bisa selamat." ujar Leo meminta.

"Tidak akan aku biarkan kubah matahari ini jatuh ditangan ayahmu yang jahat itu!" seru Yull dengan penuh amarah.

Leo tertawa dan tak ada tawar menawar lagi, ia langsung memberikan serangan kilatan petir hitam pada mereka bertiga.

Eric, Stephane dan Yull kompak melompat dan berhasil menghindari serangan.

Leo menggertakkan gigi-giginya geram. Lantas ia pun memberi aba-aba pada anak buahnya untuk menyerang mereka bertiga.

Pertempuran pun terjadi lagi di bumi yang gelap dan hanya cahaya bulan yang temaram sebagai pencahayaan pertempuran itu.

Zidan sudah tiba di bumi dan fajar hampir saja tiba.

Pasukan Leo sangat tidak menyukai cahaya matahari di bumi. Sengatan sinarnya terlalu panas berbeda jika berada di negara Phantom. Mereka bergerak lincah menyerang dan tanpa memberi celah sedikit pun untuk lawannya bernafas lega.

Nafas Eric dan yang lain terlihat naik turun, menandakan betapa dahsyatnya pertempuran mereka.

Leo berhasil merebut kubah matahari itu.

Zidan tak tinggal diam. Lantas ia memunculkan tongkat sakti. Zidan mengangkat tongkat yang baru saja ia munculkan itu dan mengarahkan dengan cepat ke arah kubah matahari. Kubah matahari pecah menjadi 4 bagian. Zidan menyebar pecahan kubah itu ke tubuh 3 saudaranya dan yang satunya entah ke mana.

Eric dan yang lainnya merasakan tubuh mereka seperti kemasukan energi yang luar biasa, tapi kendalanya mereka bertiga belum bisa mengontrol energi itu dengan baik.

Matahari sebentar lagi akan terbit. Leo pun juga memunculkan tongkat sakti. Mengayunkan tongkat sakti ke arah Eric dan yang lain dengan cepat. Mereka bertiga langsung berubah menjadi batu berukuran kecil hingga mudah digenggam.

Leo menangkap mereka bertiga. Lubang hitam terlihat di langit. Leo dan anak buahnya kabur.

Zidan memekik tak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan. Ia sudah kalah tepat di waktu matahari pagi muncul.

Seketika itu juga ia menoleh ke arah suara di balik semak - semak.

"Siapa di sana!" seru Zidan sambil mengayunkan tongkat ke arah semak - semak.

Seorang gadis cantik terlihat melayang ke udara akibat sihir yang Zidan berikan.

"Maafkan aku ! Aku tidak sengaja melihatmu." Gadis itu mengatupkan telapak tangannya dan menunduk seolah takut menatap Zidan.

Zidan menurunkan dengan pelan gadis itu. Dan barulah ia sadar jika gadis ini adalah gadis yang menerima pecahan kubah matahari. Karena hanya gadis itu yang berada di sini.

Gadis itu bernama Zoraida Rasimoon. Dia sengaja melepaskan diri dari teman - temannya yang bersepakat menunggu matahari terbit. Dan rencananya mereka akan mengabadikan momen matahari terbit itu. Sayangnya baterai hp milik Zora mati dan ia memutuskan untuk pergi menuju tenda perkemahan. Ia hanya mampu membekap mulutnya sendiri saat menyaksikan pertarungan tadi.

Zidan mencoba menerka pemikiran Zora tapi sepertinya Zidan tidak akan melepaskan Zora begitu saja, terlebih di tubuh Zora sudah tertanam pecahan kubah matahari. "Jika kamu ingin hidup lebih lama, maka tetaplah bersamaku."

Zora hanya mampu menatap tanpa sepatah katapun, terperanjat tak percaya dengan nasib yang ia alami di pagi buta ini.

.....

Hai teman - teman jumpa lagi dengan karya baru dari author favorit kalian ini. Semoga terhibur dan jangan lupa semanggi author kalian dengan memberikan komentar yang mendukung, like, vote dan hadiahnya. Terima kasih.... 😘😘😘

Terpopuler

Comments

PociPan

PociPan

wah keren ini kisah tentang sihir

2024-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!