Pria yang bertengkar dengannya di kafe adalah calon suaminya...
sorenya bertengkar malamnya bertunangan.
Mereka adalah Raka dan Vyora, CEO muda dan gadis SMA. Mereka dijodohkan karena alasan masing-masing kedua orangtuanya, itupun tanpa sepengetahuan mereka berdua.
Saat sedang menikmati masa lajangnya, Rashaka Abumi Shankara atau kerap disapa Raka, tiba-tiba dimintai untuk menikah dengan gadis pilihan kedua orangtuanya. Tidak main-main, gadis yang dipilih mereka adalah gadis yang masih duduk di bangku SMA. Raka awalnya mengiyakan saja permintaan mereka kemudian akan meninggalkannya, namun siapa sangka gadis pilihan kedua orangtuanya adalah gadis yang selama ini Raka cari.
Setelah mengetahuinya, akankah Raka akan meninggalkannya seperti rencana awalnya? ataukah ia akan mempertahankan nya?
Apakah kisah perjodohan mereka akan berjalan mulus?
Baca selengkapnya!!
Jangan lupa follow, like, komen, dan subscribe. Gift nya juga ya teman-teman...
Happy reading all🥰💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rock star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mabuk
"Baiklah, kita mulai perkenalan dengan diriku. Aku Kevandra Rhory Geovan. Kamu bisa memanggilku Kevan."
"Oh.. Kevan. Kamu orang yang mendirikan rumah sakit ini bukan? Haha, kamu yang mengundangku untuk datang ke pesta peresmian ini, tapi kamu sendiri tidak mengetahui namaku."
Ya maklum, setiap ada acara pertemuan dengan klien atau investor lain, Kevan jarang hadir. Ia sudah memberikan tugas khusus kepada teman kerjanya. Siapa lagi kalau bukan Damar.
"Ah, maaf. Bukan aku yang mengatur undangan."
"Aku mengerti, orang seperti kamu tidak akan memperhatikan hal yang besar seperti diriku, karena orang seperti kamu menyukai hal hal kecil, jadi kamu tidak perlu memperhatikan ku, karena aku orang besar," ucapnya meracau.
Kevan tau jika orang lain dalam keadaan seperti ini, artinya orang itu hanya membutuhkan perhatian lebih. Maka Kevan menanggapinya dengan seulas senyuman.
"Jadi, siapa namamu?"
Wanita itu berdiri dengan sigap namun lemah gemulai hendak memperkenalkan dirinya. "Aku Selen Hermione, aku menyokong beberapa alat medis untuk rumah sakit ini," ucapnya dengan bangga.
Ahh, ternyata dia anak perempuannya pak Hermi yang mengelola anak perusahaan.
Kevan pun ikut berdiri untuk menjabat tangan dengan selen, Selen pun menyambut ramah tangan Kevan meski dengan sempoyongan.
Mulai malam ini mereka resmi saling berkenalan.
...****************...
Vyora dengan kedua pipinya yang memerah karena efek mabuk. Dan Raka setia menemaninya. Ya walau Vyora ini sangat merepotkan.
Saat dansa berakhir, Vyora diam-diam meminum alkohol milik Raka. Vyora tergoda melihatnya, dan dia pun sangat ingin merasakan seperti apa minuman orang dewasa. Saat Raka sedang lengah Vyora langsung meminumnya, dan sampai sekarang ia masih mabuk. Padahal hanya beberapa teguk.
Kalo kadar alkoholnya tinggi, meski satu tegukan juga tetep bakalan bikin mabuk kepayang.
Sekarang mereka sedang berjalan-jalan di luar karena keinginan Vyora, katanya di dalam sumpek, Vyora ingin mencari udara segar.
"Kamu jangan sekali-kali lagi meminum alkohol, terutama saat sedang tidak bersama saya."
"Emangnya kenapa? Terserah aku dong, kan aku yang minum," ucapnya dengan nada bicara yang tidak stabil.
Lihat diri kamu, jika bukan bersama saya mungkin kamu sudah diperkosa. Ini saya juga nahan buat ga khilaf.
"Kamu ga kuat minum, buktinya sekarang kamu mabuk hanya dengan beberapa tegukan. Nyusahin saya."
Nyusahin nafsu ya Ka?
"Ya udah pergi aja sana, aku juga ga butuh kamu. Pergi pergi pergi, sana. Hus hus"
Tadinya malam ini Raka berencana untuk banyak minum sampai hilang akal, dan nyatanya malah Vyora yang kehilangan akalnya. Semesta tidak mengizinkan dan menggantinya dengan menjaga Vyora yang mabuk. Sangat merepotkan.
Akan merepotkan lagi jika Raka sama-sama hilang akal.
"Saya antar kamu pulang"
Vyora menggeleng, "engga. Katanya aku nyusahin kamu."
"Akan lebih menyusahkan jika kamu diantar orang lain"
"Euhm... Ya udah, tapi naik apa?"
"Mobil."
"Ih ga mau naik mobil."
"Lalu kamu mau naik apa?"
"Naik.... Kamu," ucapnya dengan nada menggemaskan sambil menunjuk pada Raka. Tanpa disadari ujung bibirnya terangkat sebagai respon alami.
"Serius kamu mau menaiki saya?" Vyora mengangguk.
Kalau sudah begini Raka mana tahan. Raka ingin mencabik-cabik dunia beserta isinya.
Ini terlalu menggemaskan.
Sadar. Dia belum cukup umur.
Raka menarik nafas dan mengeluarkannya secara perlahan, supaya dia bisa fokus sebisa mungkin.
Raka berjongkok mempersilahkan Vyora untuk naik ke atas punggungnya. "Sini naik Vyora."
Vyora menggeleng, "engga mau, kalo aku naik ke punggung kamu nanti cone heels aku copot."
"Ya udah lepasin, nanti saya belikan kamu yang baru."
"Gak mau! Aku sukanya yang ini, aku ga mau yang lain. Pokoknya aku suka cone heels yang ini."
Lantas Raka membalikkan badannya dan membantu Vyora melepas cone heels yang dipakai.
"Ihh kamu jangan ngebuangnya!"
"Tidak, saya tidak akan membuangnya. Saya akan membawanya untukmu," ucap Raka sambil memperlihatkan cone heels yang dipegangnya.
"Janji jangan sampe dibuang." Pinta Vyora untuk janji kelingking
"Iya, saya janji," Raka mengaitkan jari kelingkingnya.
"Ayoo gendong akuuu."
Raka membalikkan badannya dan berjongkok lalu ia mendapat sambutan dari Vyora yang menempel padanya.
"Sudah?"
Vyora mengangguk, "ayo jalan!"
"Okeyy"
"Pesawat akan meluncur, tutt tutt." Raka terkekeh mendengarnya.
Dengan penuh hati-hati Raka menggendong Vyora, membawanya berkeliling di sekitar taman. Sedangkan Vyora tidak berhenti mengoceh sedari tadi, walaupun bicaranya melantur namun masih bisa dimengerti oleh Raka.
"Ada orang yang bikin aku kesal, kamu tau ga?"
Mungkin maksudnya ada seseorang yang bikin Vyora kesal.
"Siapa?"
"Pokoknya kesal, kesal banget aku pas ketemu sama orang itu, apalagi pas denger namanya aja udah bikin aku kesal, apalagi pas ketemu sama orangnya."
Intinya Vyora kesal dengan orang itu.
"Orang itu baru datang ke hidup trus ngerusak semua rencana rencana yang udah aku bikin nanti di masa depan." Loh Ra, kok yang ini ngomongnya jelas ya?
Raka terdiam, merasa dirinya lah yang dibicarakan oleh Vyora.
Saya?
"Memangnya siapa, Ra?" Tanyanya penasaran.
"Aku ga mau nyebut namanya, aku alergi."
Huekk
Vyora mulai merasa mual dan ingin muntah, Raka yang menyadarinya langsung menurunkannya. Dan benar saja, saat turun dari gendongan Raka, Vyora langsung muntah. Untunglah Raka segera menurunkan Vyora, jika tidak bisa berabe.
Raka baru sadar ternyata mereka sudah berjalan sejauh ini, lumayan jauh jika Raka kembali dengan berjalan kaki ke your house. Raka juga tidak bisa meninggalkan Vyora dalam keadaan seperti ini.
Tidak ada pilihan lain, Raka harus menghubungi Devon. Raka merogoh sakunya mengambil ponsel dan langsung menghubunginya.
"Ada apa?"
"Jemput saya."
"Bukannya kamu membawa mobil sendiri?Ada apa dengan mobil mu?"
"Situasinya sedang rumit, cepat jemput. Saya share lokasinya."
Raka membantu Vyora berjalan dengan memapahnya untuk duduk di kursi taman yang telah disediakan. Setelah mereka duduk, Raka membiarkan Vyora tertidur di dekapannya dan Raka terus memeluk tubuh mungil Vyora. Agar tidak kedinginan katanya.
Halah alasan.
Selama menunggu Devon datang, Raka hanya memandangi wajah Vyora yang sedang tertidur lelap sesekali mengusap wajahnya dengan lembut. Ternyata kecantikan Vyora bertambah jika sedang tenang seperti ini. Beda halnya disaat bertemu dengan Raka dalam keadaan sadar, Vyora akan cosplay menjadi reog.
"Kalau kamu tidak mabuk, kamu tidak akan menemplok pada saya seperti ini. Tapi saya juga tidak suka kalau kamu mabuk, hilang kendali sampai kelelahan seperti ini. Gadis nakal," Raka mencubit ujung hidung mancung milik Vyora, membuat sang empunya meringis kecil.
Tidak lama kemudian Devon datang dengan mobilnya, lalu menghampiri mereka.
"Kamu terlalu cepat datang," tukas Raka.
Loh?
Bukannya tadi? Dia yang nyuruh aku buat.... Ah sudahlah.
"Kamu apain anak orang Raka? Sampe nempel gitu," ucapnya.
"Vyora meminum alkohol tanpa sepengetahuan saya."
Devon meng-oh mengerti, "sini aku bantuin"
"Ga usah, ga perlu," Raka menggendong Vyora dengan ala bridal style lalu membawanya ke mobil. "Devon. Bukakan pintunya, jangan hanya diam."
"Tadi bilangnya ga perlu bantuan"
"Cepat Devon."
"Iya," Devon pun membukakan pintu belakang mobil untuk Vyora.
"Untuk apa kamu membuka pintu belakang?"
"Untuk Vyora lah."
"Pintu depan."
Devon membanting pintu mobil sekuat tenaga, "baik tuan."
Raka melotot pada Devon karena perbuatannya membuat Vyora sedikit tersentak.
Dengan hati-hati Raka meletakkan Vyora ke dalam mobil, ia ingin Vyora merasa nyaman dan tidak terganggu dalam tidurnya. Setelah meletakkan tubuh Vyora, Raka beralih pada kursi kemudi.
Loh, trus Devon gimana?
"Rak, Rak," Devon mengetuk-ngetuk kaca mobil.
Kaca mobil itu pun turun memperlihatkan Raka yang sudah siap melajukan mobilnya, "apa?"
"Kamu yang nyetir?"
"Ya"
"Kalau gitu aku duduk di belakang," Devon mencoba membuka pintu belakang mobil, namun Raka sudah lebih dulu menguncinya.
"Rak, maksudnya apa?"
"Kamu pikir saya akan memintamu untuk duduk di belakang dan saya menjadi supir kamu, begitu?"
"Ya engga. Trus aku gimana?"
"Begini saja, kamu pakai mobil saya yang ada di your house, ini kunci mobilnya." Raka melempar kunci mobilnya pada Devon, dan melajukan mobilnya.
"Sumpah, Raka kamu... Arghh" Devon mengusap kasar wajahnya.
Dia udah jatuh cinta ma Vyora.
gimana mau happy ending, Ethan.
Vyora aja udah jadi tunangan laki-laki lain.