NovelToon NovelToon
No Hope - System

No Hope - System

Status: sedang berlangsung
Genre:zombie / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Hidup di Dunia Apokaliptik dengan sebuah sistem di tubuhku? Jujur saja aku tidak menghendakinya. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa memiliki sistem ini?

Aku tidak tahu awal kehancuran dunia ini, tetapi aku akan mencari tahu kebenarannya. Aku akan mencari keberadaan ibu, ayah dan kakakku yang terpisah selama lima tahun ini.

Yang aku ingat, aku diajak oleh ayah untuk memperlihatkan hasil karya ciptanya. Saat berada di dalam perjalanan menuju ke tempat yang tidak kuketahui, ayahku memberikan sebutir pil. Katanya pil itu adalah vitamin.

Setelah aku telan, beberapa menit kemudian aku tidak sadarkan diri. Aku terbangun dengan Infomasi yang membingungkan. Tahu-tahu, sebuah sistem sudah berada di tubuhku.

Aku dibantu oleh seorang wanita yang bernama Veronica, dia adalah sistem itu sendiri. Dia menjelaskan semuanya perubahan di dunia.

Aku masih belum mempercayai apa yang terjadi, sebab kehancuran dunia ini ada kaitannya dengan ayah dan diriku. Tapi, aku pasti mencari tahu kebenaran ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gedung Laboratorium.

Bab 31. Ketegangan di Gedung Laboratorium.

Rudal-rudal Monster Jalanan berjatuhan di titik target, menghancurkan zombie-zombie yang mengepung Tentara Unicorn. Tentara Unicorn jelas kaget karena bala bantuan meledakkan gedung-gedung penting. Tetapi mereka juga senang karena gelombang zombie banyak yang dihancurkan.

Setelah banyak zombie-zombie bertumbangan, dan rudal tidak lagi datang, Tentara Unicorn menembaki yang tersisa. Mayor Grimm segera menghubungi pangkalan militer di gurun Gobi untuk meminta penjelasan. Namun, dia tidak mendapatkan jawaban dari pusat komando.

Karena tidak mendapatkan tanggapan dari pimpinan militer, Mayor Grimm memutuskan untuk keluar dari gedung komando untuk membantu anak buahnya. Mayor Grimm semakin marah ketika helikopter tempur kembali ke pangkalan pusat tanpa perintahnya...

Aku melihat Belevia tidak menghancurkan gedung laboratorium yang dihuni oleh mahkluk berbahaya, dan juga gedung komando. Aku jelas ingin tahu alasannya.

"Why weren't those two buildings blown up? (Mengapa kedua bangunan itu tidak diledakkan?)"

"We need to investigate the laboratory building. As for that major, I want that person to die in agony! (Kita perlu menyelidiki gedung laboratorium. Adapun mayor itu, saya ingin orang itu mati dalam penderitaan!)" Alasan Belevia.

Alasan kedua aku bisa menerimanya, sebab banyak orang yang ingin membalas dendam kepada Mayor Grimm. Untuk alasan kedua, jelas aku tidak bisa menerimanya karena akan banyak masalah yang mengancam jiwa.

"Destroy the laboratory building! (Hancurkan gedung laboratorium!)" Perintahku.

"No, we need an in-depth investigation first! (Jangan, kami perlu penyelidikan mendalam terlebih dahulu!)" Tolak Belevia dengan tegas.

"The risk is too big, I don't want to gamble! (Resikonya terlalu besar, aku tidak mau bertaruh!)" Aku jelas bersikukuh karena tidak mau ambil resiko mengorbankan anak buah.

"I am responsible! (Saya yang bertanggung jawab!)" Belevia bersikukuh dengan keputusannya.

"Whatever. The important thing is I warned you! (Terserah. Yang penting aku sudah peringatkan kalian!)" Aku tidak mau berdebat dengan Belevia.

Perdebatan kami disaksikan oleh beberapa orang yang ada di dalam kontainer. Aku pergi keluar meninggalkan Belevia. Aku menduga keputusan Belevia terkait dengan keinginan Dokter Agatha Marcos dan Doktor Kristine yang ingin melanjutkan penelitiannya.

"I like it when the boss argues with Belevia, (Aku suka ketika bos berdebat dengan Belevia,)" kata Eva, lalu tertawa lirih.

"Little girls know what about adult affairs! (Gadis kecil tahu apa tentang urusan orang dewasa!)" Aku menegur Eva, lalu mengambil dua kaleng bir untuk menghangatkan tubuh.

Eva ikut mengambil dua kaleng bir dan mengikutiku. Aku duduk di tepi tebing melihat ke arah kobaran api di area markas musuh, membuka satu kaleng bir dan perlahan meminumnya. Eva duduk di sebelah kiri.

"I asked that the laboratory building not be destroyed, (Aku yang meminta agar gedung laboratorium tidak dihancurkan,)"

Aku mendengar dari belakang suara Dokter Agatha Marcos.

"Hati-hati!" Pesanku dengan menggunakan bahasa Indonesia tanpa melihat Agata Marcos.

Karena aku dianggap tidak diperlukan, maka aku lebih baik di sini saja, dan akan menyusul mereka jika Monster Jalanan bergerak sesuai perintah dari Belevia. Aku mendengar suara langkah kaki Agatha Marcos yang menjauh.

"Doctors and scientists are annoying. Their intelligence is the cause of the destruction of this world! (Dokter dan ilmuwan itu menyebalkan. Kecerdasan mereka penyebab kehancuran dunia ini!)" Bisik Eva karena takut terdengar oleh Dokter Agatha Marcos dan Doktor Kristine.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Apa yang dikatakan oleh gadis kecil ini bisa dikatakan benar dan juga tidak. Jika melihat dunia saat ini, sudah pasti ilmuwan dan dokter yang disalahkan. Kontribusi ilmuwan dan dokter pada ilmu pengetahuan sangat besar, tanpa mereka melakukan penelitian dimana-mana, kita tidak memiliki ilmu.

Aku mendengar mesin Jeep, motor trail, ATV menyala, lalu mereka pergi ke markas musuh. Aku keheranan karena Eva tidak ikut, justru duduk santai di sisiku. Tidak seperti biasanya gadis kecil ini.

"Why don't you come along? (Mengapa kamu tidak ikut?)" Tanyaku.

"Along with the Street Monsters! (Bersama dengan Monster Jalanan!)" Jawab Eva, dan segera berdiri, berlari ke kontainer.

Aku tersenyum tipis melihat keaktifan si Eva. Eva membuatku teringat dengan kenangan masa kecil. Saat aku usia 8 tahun, ayah pernah mengajak bertamasya ke Bali selama seminggu. Waktu itu aku jelas bahagia. Namun, itu juga tamasya terakhir, sebab ayah sibuk dengan kerjaannya.

Eva kembali dengan membawa karpet, meletakkannya di sampingku. Dia telungkup di atas karpet dan menggunakan binokular memantau situasi di markas musuh. Eva bergeser karena aku juga ingin bergabung.

Datang Polina membawa kue kering dan beberapa kaleng bir. Duduk di sampingku. Aku fokus melihat pergerakan istriku di sana. Beberapa anak buahku di belakang sibuk membereskan perabotan di luar. Mereka harus siap bergerak jika diperintah.

Kedatangan Belevia dan 300 anak buahnya mengejutkan Tentara Unicorn yang sedang melawan zombie-zombie. Belevia dan anak buahnya melawan dua musuh sekaligus. Mayor Grimm yang akan melawan segera dilumpuhkan oleh penembak jitu sehingga tidak bisa berkutik lagi.

Penembak jitu memberikan dukungan kepada Belevia dan rekan-rekannya yang berada di barisan terdepan, menembak siapapun yang ingin melawan dengan senjata, zombie juga tidak dilewatkan jika terlalu dekat dengan kelima istriku itu.

Tidak kurang dari 2 jam, area markas Tentara Unicorn diamankan, musuh yang menyerah dilucuti senjatanya, dan dibiarkan pergi tanpa membawa bekal dan senjata. Seperti yang dikatakan oleh Belevia, Mayor Grimm disiksa oleh anak buahku yang menjadi korbannya. Sudah dipastikan kematian Mayor Grimm sangat menyakitkan.

Sedangkan Belevia, Tasya Kanya, Dokter Agatha Marcos dan Kristine menuju ke gedung laboratorium. Mereka dikawal oleh 50 orang dengan senjata berat. Mereka membawa tabung masker anti gas beracun.

Gedung laboratorium itu diterangi oleh cahaya remang-remang yang berasal dari lampu peringatan warna kuning. Melalui radio komunikasi, aku mendengar Belevia memberikan perintah kepada anak buahnya untuk menghidupkan generator listrik gedung laboratorium.

Mereka belum berani masuk sebelum penerangan dinyalakan. Suasana begitu tegang karena adanya mahkluk mutan yang belum teridentifikasi jenisnya. Aku yang jauh ada di sini ikut tegang melihatnya, sebab suasana begitu mencekam.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah masuk ke dalam gedung laboratorium itu, hal ini yang membuat aku tegang. Mungkin yang aku rasakan juga dialami oleh istriku dan anak buahku di sana.

Aku melihat Belevia tetap tenang sebagai seorang pemimpin. Dokter Agatha Marcos dan Kristine memeriksa tempat terakhir Nemesis Beast tergeletak. Mereka dikawal oleh 20 anak buahku.

Boom...

Aku dikejutkan dengan suara ledakan dari ruang generator listrik. Belevia dan semua orang kaget, lalu berganti panik karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan dua anak buahnya yang ditugaskan itu. Mereka menuju ke ruang generator listrik.

Aku menghela napas berat karena kehilangan dua orang sebelum mendapatkan apa-apa. Tetapi, kematian seperti ini peristiwa yang biasa. Aku kembali fokus melihat mereka.

Entah apa yang sedang dibicarakan oleh Belevia, Dokter Agatha Marcos dan Kristine. Setelah beberapa saat berbicara, mereka memutuskan untuk tetap masuk ke gedung laboratorium tanpa adanya penerangan lampu.

"Belevia, do you copy? Do not enter! There are other opportunities that are less risky! (Belevia, kau dengar? Jangan masuk! Masih ada peluang lain yang tidak terlalu berisiko!)" Aku mencegah mereka sebelum masuk ke pintu gedung. Firasatku malam ini kurang nyaman dipikiran.

"We have to go in, this is very important for research! Over and out! (Kami harus masuk, ini sangat penting untuk penelitian! Selesai dan keluar!)" Balasan dari Belevia, dan mematikan komunikasi radio sepihak.

Aku jelas jengkel karena tidak dipatuhi. Karena kesal, aku mengucapkan kata-kata kotor dalam bahasa daerah di negaraku. Eva dan Polina tidak mengerti arti bahasaku.

"I told you, scientists and doctors are annoying, all they want! They only realized that they had been eaten by zombies! (Sudah kubilang, ilmuwan dan dokter itu menyebalkan, semaunya sendiri! Mereka baru menyadari jika sudah mati di makan zombie!)"

Eva ikut kesal karena Belevia bertindak atas keinginan ilmuwan dan dokter. Walaupun Belevia, Kanya dan Tasya memakai Robot Raptor, belum tentu bisa menghadapi Nemesis Beast, apalagi melawan mahkluk yang belum teridentifikasi jenisnya.

Dokter Agatha Marcos dan Kristine tidak memakai Robot Raptor, alasannya tidak perlu sebagai seorang dokter dan ilmuwan. Mereka hanya memakai perlengkapan anti radiasi.

Belevia dan semua orang bersamanya masuk ke gedung laboratorium. Pikiranku semakin gelisah karena tidak bisa melihat mereka. Aku segera menggunakan radar System Adam walaupun tidak berfungsi secara maksimal. Setidaknya aku masih bisa melihat pergerakan mereka melalui tanda-tanda kehidupan manusia.

Gedung laboratorium itu berlantai tiga. Saat ini Belevia dan rombongannya berada di lantai satu ruangan resepsionis pasien. Mereka bergerak perlahan, menandakan sangat berhati-hati saat melangkahkan kaki.

"We'll follow (Kita menyusul!)" Perintahku kepada semua orang agar masuk ke dalam Monster Jalanan. Eva, Polina, dan anak buahku segera masuk. Aku yang akan mengendalikan Monster Jalanan ini.

Monster Jalanan melaju kencang ke gedung laboratorium. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tujuan. Ketika tiba di markas, aku melihat anak buahku masih menembaki zombie-zombie yang tersisa. Eva, Polina dan anak buahku di dalam kontainer ikut menembaki zombie-zombie itu.

Aku berteriak keras kepala semua anak buahku, "gathered in the laboratory building. Secure the outside area! (berkumpul di gedung laboratorium. Amankah area luar!)"

Semua anak buahku mematuhi perintah, mereka segera menyisir area luar gedung laboratorium. Aku tiba terakhir karena Monster Jalanan tidak selincah kendaraan mereka. Body depan Monster Jalanan tepat berada lurus ke pintu utama gedung laboratorium, dan lampu sorot menerangi apa yang ada di dalamnya.

Dua orang mendekat untuk melapor. Salah satu orang berbicara, "there are three entrances apart from the main door, two of the entrances collapsed. One door leads to the parking basement. (ada tiga pintu masuk selain pintu utama, dua pintu masuknya roboh. Satu pintu mengarah ke ruang bawah tanah parkir.)"

"200 people remain on guard here. If there is danger coming from outside, immediately take refuge in Road Monster. We split the rest in half, one team went into the basement door, the rest came with me. Replenish ammunition immediately! (200 orang tetap berjaga di sini. Jika ada bahaya yang datang dari luar, segera berlindung di Road Monster. Kami membagi sisanya menjadi dua, satu tim masuk ke pintu ruang bawah tanah, sisanya ikut dengan saya. Segera isi kembali amunisi!)"

Aku membuat pengaturan kepada anak buah. Mereka terlihat ikut tegang karena tidak tahu apa yang akan dihadapi. Mereka segera mengisi ulang amunisi.

"I'm on your team, Boss! (Aku ikut di timmu, Bos!)" Pinta Eva.

"You and Polina are staying here because your colleagues still need your help. You are reliable! (Kamu dan Polina tetap di sini karena rekan-rekan masih membutuhkan bantuanmu. Kamu bisa diandalkan!)" Aku tidak ingin Eva terjadi kenapa-kenapa saat berada di dalam gedung laboratorium.

Terbukti ucapanku membuat Eva berbangga hati karena diandalkan. Aku segera memimpin anak buah masuk ke pintu utama gedung laboratorium, tim lain yang dipimpin oleh Miroslav menuju ke basemen.

1
ri
thor kelanjutan dewa mana aku cerita para dewa
Dewa~jodoh
semangat thorr🔥🔥🔥
permana2579
basmi semua zombi, lanjut thor 👍🏻
permana2579
makin seru ceritanya, lanjut thor 👍🏻
permana2579
mantap lanjut thor 👍🏻
umar aryo
mantaf thor, detail secara ilmiah
umar aryo
mantap thor
Rina Afrianti
msntap
kriz
Luar biasa
ShinRo
nahloh masa saudara kandung di sikat juga thor...🫣
adib
nunggu update
adji ahmad
Luar biasa
Dikha Pratama
thor 8 batu keabadian 2 kok hilang thor?
ShinRo
kok aneh Thor uda 3 hri sebelum diculik masa tuh amplop kga dibuka / cari tau isinya apa sih??🫣🤔🤔
ShinRo
ditunggu kelanjutannya thor... semangat ya...🫰
bubur ayam
hmmm sedikit mengecewakan, tapi tak apa, tetap suka
bubur ayam
wow, sebuah masterpiece, aku suka nih, moga gak mengecewakan, semangat thor
ShinRo
thor kok blum ada up lgi kelanjutannya..🥲sdh ku tungguin setiap hari terlewat sdh 8 hri 😪 masih blom ada yg di up lgi kelanjutannya termasuk 8 batu keabadian ke 2 juga 🫣
Wih Novel Baru Guyss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!