No Hope - System
Bab 01. Perang Nuklir Biokimia.
Pada 19 September 2045, satu minggu sebelum perang nuklir biokimia terjadi.
"Shimo, hari ini kamu tidak usah masuk kuliah, Ayah membutuhkan bantuanmu!"
Di pagi hari saat sarapan, suara serak dan tegas dari ayahku sedikit mengejutkan kami; ibu, kakak perempuanku, dan tentunya aku. Pasalnya, ayah sangat disiplin, dan tidak memperbolehkan aku dan kakakku satu hari pun melewatkan mata pelajaran di kampus. Bagi kami bertiga, ayahku hari ini sangat serius dan berbeda dari biasanya.
Ayahku adalah seorang profesor ahli biokimia, fisika dan virus, namanya sudah dikenal di dunia ini. Walaupun beliau orang yang sangat sibuk, tetapi tidak pernah melewatkan kewajibannya sebagai seorang kepala rumah tangga, dan selalu memantau perkembangan aku dan kakak perempuanku.
Yang membuat aku salut kepada ayah, dia tidak pernah membicarakan pekerjaannya saat berada di rumah. Kami tahu ayah orang yang super sibuk, dan jelasnya berbagai macam kendala dalam pekerjaan selalu ada. Tetapi, ayah tidak pernah membicarakannya.
Aku melihat wajah ceria ibuku yang pagi ini menjadi suram karena permintaan ayahku. Dia bertanya sebelum diriku, "apakah ini terkait dengan proyek WZ?"
Aku dan kakakku tidak tahu apa itu Proyek WZ, membuat kami menjadi penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan oleh ayah, dan kenapa ibu bisa mengetahuinya?
"Bukan, tetapi ini terkait dengan System Adam!" Jawab ayah tanpa melihat reaksi ibuku yang mengerutkan keningnya.
Aku dan kakak saling bertukar pandangan karena tidak tahu apa yang dibicarakan oleh kedua orang tua kami. Tetapi, mendengar nama System Adam, aku yakin ini terkait dengan teknologi (IT), dan sesuai dengan jurusan mata kuliahku saat ini.
"Proyek apalagi yang Ayah kerjakan? Anak-anak kita sibuk di kampus, janganlah menganggu aktivitas mereka!" Teguran ibuku, yang juga disiplin dalam pendidikan akademi.
Ayahku meletakkan sendok dan garpu di samping piringnya, lalu menatap wajah cantik ibuku. Dia berkata dengan tegas, "proyek ini akan membantunya dalam menyelesaikan skripsi. Luangkan waktu satu hingga dua hari untuk mempelajari System Adam!"
Ayah melihatku dan melanjutkan ucapannya, "setelah ini, kita pergi bersama-sama!"
Ayah kembali makan dan membuat ibuku segan untuk bertanya, dan kami melanjutkan serapan. Kakakku tersenyum tipis melihat ke arahku karena bersama dengan ayah tidak bisa membuat kami bersantai.
Aku hanya menghela napas secara perlahan dan sesegera mungkin menyelesaikan sarapan ini. Tetapi, ayah lebih dahulu menghabiskan makanannya, dia dengan terburu-buru beranjak dari duduknya. Mau tidak mau, aku pun mengikutinya.
"Ibu, aku pergi dulu!" Pamitku.
Lalu seperti biasanya, aku mencium pipi kanan dan kiri ibuku sebelum meninggal kediaman. Setelah itu, aku mencolek pipi kiri kakakku dan kabur sebelum dipukul.
"Awas kau?!"
Ibu dan aku hanya tertawa karena kemarahan kakak. Aku dan ayah meninggal rumah dengan menggunakan mobil. Setelah jauh dari rumah, ayah memberikan sebutir pil.
"Itu vitamin, minumlah."
Tanpa curiga dan khawatir, aku menerima pil yang tidak kuketahui dan segera menelannya tanpa dukungan air putih. Setelah 15 menit, aku merasakan ngantuk berat yang tak tertahankan. Aku pun tidur di kursi tanpa peduli mau dibawa ke mana oleh ayahku.
"Maaf, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu! Suatu hari nanti, kamu dapat memperbaiki apa yang telah Ayah ciptakan!"
Entah berapa lama aku tertidur. Terbangun saat merasakan guncangan. Kedua mataku buram, tidak bisa melihat tempatku saat ini. Samar-samar, aku melihat langit-langit lorong dan mencium aroma obat. Aku menduga, saat ini berada di rumah sakit.
Ingin rasanya aku duduk, tetapi seluruh tubuhnya sangat lemas dan kepala pusing. Di sebelah kiriku, samar-samar melihat wajah ayahku yang begitu serius. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku sehingga berada di sini. Yang aku ingat, pil vitamin pemberian ayah yang membuatku seperti ini.
Aku kembali memejamkan mata karena pengaruh pil itu begitu hebat. Aku kembali membuka mata saat merasakan punggung nyeri seperti disayat. Tetapi, kedua mata mengkhianatiku, sulit untuk dibuka.
"Uji coba ini harus berhasil, tidak boleh gagal! Ini menyangkut masa depan Putraku dan dunia ini!"
Aku masih mendengar suara ayahku, tapi tidak tahu dia berbicara dengan siapa. Yang kutahu, posisi tubuhku menghadap ke bawah dan melihat kaki dari beberapa dokter. Aku juga mengenakan masker tabung oksigen.. Kembali aku menutup mata. Aku dibius total dan berada di ruang operasi...
Tetap pada 19 September 2045, dini hari waktu Asia bagian tenggara. Akhirnya, bom nuklir biokimia diluncurkan oleh tiga negara adidaya. Perang dunia ke-3 pun terjadi seperti yang telah diramalkan.
Meledaknya bom nuklir biokimia jelas mengejutkan seluruh dunia. Dampak terbesar dari serangan itu dialami oleh Benua Asia yang menjadi titik pusatnya ledakan.
Dalam waktu semalam, tak terhitung jumlahnya kota-kota dari berbagai negara di Asia luluh lantak. Yang mengejutkan dunia, dampak biokimia itu sangat mengerikan bagi umat manusia, dan menyebar seperti hembusan angin.
Dan, dunia yang indah, kini menjadi dunia apokaliptik; bencana kehancuran dunia dan kiamat. Bumi, kembali ke masa silam...
Entah berapa lama aku terbaring. Saat membuka mata, aku berada di sebuah tabung kaca berukuran besar. Di dalam tabung itu berisi air, dan banyak selang yang tidak kuketahui tertancap di tubuhku.
Kesadaranku belum sepenuhnya pulih, tapi bisa melihat dengan jelas apa yang ada di luar; di luar tabung ini, aku melihat ruangan kosong yang dipenuhi dengan monitor komputer, masih menyala. Tidak ada satupun orang di ruangan ini.
Aku melihat salah satu monitor. Seketika terkejut saat melihat waktunya, aku sudah melewatkan waktu selama lima tahun ini. Karena panik dan berbagai macam pikiran muncul akibat melewatkan waktu selama ini; aku mengkhawatirkan ibu, kakak perempuanku, ayah, dan juga kuliahku.
Aku berusaha untuk melepaskan selang diseluruh tubuhku. Tetapi, aku tidak memiliki tenaga untuk bergerak; benar-benar lemas. Aku berusaha menenangkan diri, kembali melihat tubuhku yang telanjang dan selang aneh ini.
Tiba-tiba muncul layar hologram di depan mataku, dengan jelas aku melihatnya. Lalu muncul suara wanita dan tulisan di layar hologram itu.
[Sistem Adam, telah aktif. Pengunduh ulang Infomasi terbaru, harap menunggu beberapa detik. Setelah pengunduhan selesai, Sistem Adam akan dimatikan ulang]
Jelas aku sangat bingung apa yang dikatakan oleh wanita yang berasal dari layar hologram. Tetapi yang jelas, kata-kata System Adam membuatku teringat perkataan ayah di hari terakhir di meja makan saat itu.
Tidak peduli melihat pengunduhan bergerak dengan cepat, aku kembali untuk keluar dari dalam tabung air. Sayangnya, seluruh otot dan tenaga mengkhianatiku. Dengan terpaksa, aku hanya bisa melihat System Adam dalam proses pemuatan Infomasi terbaru.
"Apakah aku dijadikan sebagai bahan uji coba System Adam oleh ayahku sendiri?" Batinku semakin berkecamuk.
Aku tidak menyangka ayah begitu tega mengorbankan putranya sendiri sebagai bahan uji coba proyek ini. Yang membuatku merasa keanehan, kenapa ibu dan kakak tidak mencari keberadaanku, ke mana mereka?
[System Adam, selesai mengunduh. Sistem akan dimatikan ulang. Tunggu beberapa detik untuk hidup kembali]
Segala pikiran berkecamuk dibuyarkan oleh suara System Adam. Sebelum aku bereaksi, kedua mataku menjadi buram dan kembali tertidur. Sebelum benar-benar memejamkan mata, aku masih sempat melihat air di dalam tabung surut, lalu selang yang menancap di tubuhku terlepas dengan sendirinya.
Aku terbaring lemah di lantai yang dingin. Setelah itu, tidak tahu apa yang terjadi pada diriku...
Di luar angkasa. Sebuah satelit luar angkasa yang bernama Unicorn, ukurannya sangat besar, mampu menampung jutaan jiwa. Telah melayang di luar angkasa selama lebih dari lima tahun ini.
Satelit Unicorn itu berbentuk bundar pipih. Dari tanah di Bumi, satelit itu seperti bulan, berwarna putih keabu-abuan.
Seorang wanita usia 25 tahun berjalan di lorong koridor di dalam Satelit Unicorn; tampak terburu-buru sambil membawa sebuah tablet. Wanita itu masuk ke dalam sebuah ruangan pimpinan tertinggi di Satelit Unicorn.
"Mr. Presiden, ciptaan Profesor Felix menunjukkan sinyal aktif!"
Wanita itu melihat kursi pemimpinnya berputar, memperlihatkan seorang pria tua usia lima puluh tahunan. Pria tua tidak sedikitpun terkejut mendengar laporan asistennya.
"System Adam...! Kerahkan mahkluk-mahkluk bermutasi menuju ke titik sinyal. Dan, kau pilih orang-orang terbaik untuk mengambil sistem itu. Alice, kau pimpinan ekspedisi ini, jangan sampai gagal mendapatkannya! Kau tahu konsekuensinya jika gagal!"
Perintah pria tua itu. Lalu mengulurkan tangan kirinya dengan maksud meminta tablet yang dibawa oleh Alice. Alice memberikan tabletnya kepada Presiden Unicorn.
"Sesuai perintah!"
Alice tidak punya pilihan untuk menolak perintah untuk turun ke Bumi. Dia segera keluar dari ruangan kepresidenan, menuju ke barak militer unicorn. Di sana, Alice memilih orang-orang terbaik yang mampu mengatasi mahkluk-mahkluk bermutasi di Bumi.
Selama ini, mereka sering turun ke Bumi untuk mengasah kemampuan bertahan diri; melawan mahkluk-mahkluk bermutasi yang jumlahnya lebih banyak dari manusia di Bumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Indra zoker
halu Thor, gw mampir lagi .. moga Lo masih inget sma gw Thor /Sleep/
2024-08-20
0
Ardi Muhammad
oke
2024-06-13
1
Zoelf 212 🛡⚡🔱
mampir
2024-06-10
1