NovelToon NovelToon
Saudara Tiri

Saudara Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: ATAKOTA_

menceritakan seorang anak bernama Alfin dirinya selalu di benci bahkan menjadi bahan olok-olokan keluarganya karena dirinya tidak terlalu pintar akhirnya dirinya berjuang mengungkapkan potensinya hingga dirinya menjadi seorang pengusaha kaya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATAKOTA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tantangan keluarga

"I,i-ya bu!... tadi Alfin sendiri yang sudah membersihkan semua Piring kotor itu bu," balas Alfin dengan terbata-bata seraya menundukkan pandangannya.

Agus yang merasa aneh melihat respon kakaknya yang terlalu berlebihan, merasa ada keanehan dengan sikap mereka berdua, tatapannya tak henti-hentinya melirik sinis mereka berdua m seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Prak...

Bunyi rak lemari piring yang dibuka ibunya.

"ternyata sudah bersih ya, gitu dong kalau jadi anak tu yang taat sama perkataan orang tua. kalau kamu patuh gini ibu nggak harus sering marah-marah," balas ibunya yang tidak menyadari bahwa dirinya, masih saja seperti orang yang sedang mengomel tak jelas dengan nada tinggi.

"Iya Bu, kalau gitu Alfin ke kamar dulu," ucap Alfin yang terlihat berusaha keras langkah demi berupaya meninggalkan tempat itu.

"Tunggu!.. Ibu tadi beliin kamu obat salep, nih tapi ingat ya. Ibu membelikan obat ini bukan karena Ibu peduli sama kamu, tapi Ibu nggak mau ada orang-orang melihat kamu terluka. kalau ada yang tau nanti Ibu juga yang susah jadinya," balas ibu sembari menyodorkan obat itu ke genggamannya Alfin.

"Terima..,"

"Sudah jangan banyak omong Kamu, sudah dikasih hati malah minta jantung dasar anak tak tau diri," gertak ibunya seraya melangkah meninggalkan Alfin yang tertunduk pilu dengan sikap arogan ibunya.

"sini Fin biar kakak bantuin, Kamu jalan ke kamar sekalian nanti obatnya kakak saja yang oleskan," ucap Kak Doni menawarkan bantuan kepada Alfin dengan senyuman yang terukir indah dari raut wajahnya.

"hmm...Iya deh Kak,"

Kak Doni berusaha keras menyangga, tubuh Alfin dengan bahunya. terlihat dirinya mengambil langkah pelan demi bisa mengantarkan saudaranya dengan baik tanpa merasa kesakitan.

Alfin yang pada saat itu terlihat menyangga ke tubuh kakaknya Doni dengan menyekap dengan baik pergelangan leher Kakak, dengan bahunya. Se-sekali Alfin mengintip wajah kakaknya, yang terlihat sangat menghawatirkan dirinya. Alfin merasa sangat bersyukur karena ada kakaknya, yang selalu saja membantunya dikala dirinya selalu dilanda kesusahan.

Bagi Alfin kakaknya Doni bagaikan malaikat yang sengaja dikirimkan tuhan, untuk membantunya di saat-saat genting. meskipun kakaknya tidak bisa berbuat banyak, karena tekanan dari keluarga. Alfin tetap saja bersyukur dengan kepedulian saudaranya, terlihat Alfin tersenyum bahagia, karena tidak ada anggota keluarga di rumah ini yang menghawatirkan dirinya selain kakaknya Doni.

Pelan-pelan tapi pasti, akhirnya mereka telah sampai di depan pintu kamarnya Alfin. sembari Kak Doni membantu saudaranya untuk duduk diatas kasurnya.

"Kamu istirahat ya. oh i-ya, Kakak bisa sekalian bantu oleskan obat salep ini ya," balas kak Doni menawarkan bantuan kepada Alfin.

"Tidak usah deh kakak, terimakasih banyak sudah bantuin Fin, jalan sampai sini. Fin bisa oleskan sendiri obat ini kak. Kakak sekarang bisa fokus lagi belajarnya. Oh i-ya kak? kalau kakak lama-lama disini! nanti dek Agus bisa ngambek Lo kak," Balas Alfin sangat berterimakasih pada kakaknya seraya menolak halus tawaran itu

...****************...

Malam pun sedikit-sedikit mulai menjelang, Bersaman dengan biasan cahaya mentari sore yang mulai meredup-redup hingga menampakkan indahnya biasan cakrawala malam. yang membentang luas ke segala arah, bagaikan terurai bersamaan dengan kemerah-merahan Awan yang Terpancar jelas menerangi ufuk barat.

Terlihat kelurga mereka sedang berbincang satu sama lain, sembari menyantap menu makan malam diatas meja. semua menu yang dihidangkan terlihat sangat lezat. saking lahapnya mereka makan, suara kebisingan sendok mereka terdengar ber desas-desus sampai keruangan belakang.

"Ini sambalnya Ayah," ucap Ibu kepada suaminya, sembari menuangkan air minum ke gelas Suami dan anak-anaknya, tampak di meja makan itu hanya ada mereka berempat yang sangat lahap makan bersama. kecuali Alfin yang memang tidak di perbolehkan duduk Disana bersama mereka dengan alasan teguran pada putra keduanya itu dikarenakan dirinya tidak mendapatkan nilai yang baik di sekolah.

Doni yang biasanya tidak terlalu mengindahkan hal tersebut lama-kelamaan mulai merasa sangat kesal! sekaligus keheranan, dengan perlakuan keluarganya yang seolah-olah seperti sangat membenci saudaranya Alfin. apalagi lagi setiap waktu makan, selalu saja saudaranya itu disuruh makan paling akhir guna menghabiskan sisa-sisa makanan mereka diatas meja. Timbul banyak pertanyaan dibenak Doni untuk ditanyakan kembali kepada keluarganya?

"hmm.. ibu..Doni mau bertanya Bu?"

"Ya Doni mau tanya apa?" Balas ibu yang sedang lahap menyantap makanannya.

"Tapi ibu jangan marah ya!" Balas Doni yang semakin ketakutan membayangkan seperti apa respon ibunya nanti, setelah ia melontarkan pertanyaan itu.

"Kenapa ibu harus marah? kalau anak kesayangan ibu butuh sesuatu, tanya saja nak, ibu tidak akan marah kok,"balas ibu yang berusaha meyakinkan putra sulungnya itu.

"Ibu, kenapa cuma kita saja yang selalu makan bersama-sama di rumah ini? setiap malam kita selalu saja makan bersama-sama. sedangkan masih ada, satu anggota keluarga kita lagi yang setiap hari selalu saja makan paling akhir, dia kan, anggota keluarga kita juga Bu?" tanya Doni dengan ragu-ragu Kepada ibunya.

Ibunya yang sebelumnya terlihat sangat bahagia, melihat keluarganya makan dengan lahap. seketika terdiam sejenak, setelah mendengarkan pertanyaan itu! tampak wajahnya merah padam setelah mendengarkan pertanyaan yang tidak mengenakkan itu.

"Doni! udah berapa kali ibu bilangin! jangan pernah bawa-bawa masalah anak itu kesini! apalagi kita sedang makan. kamu tau juga kan kalau dia itu anak paling bodoh dirumah ini. anak yang bodoh adalah anak pembawa sial, camkan itu baik-baik," Balas ibu yang menegur Doni dengan suara tinggi.

Seketika Doni terdiam dengan perkataan kasar dari ibunya, wajahnya terlihat sangat kesal karena tidak terima atas perlakuan yang tidak mengenakkan itu dikarenakan ibunya yang cenderung selalu pilih kasih kepada saudaranya Alfin yang tidak pernah mendapatkan perhatian penuh dari keluarga.

"Kakak sih pake nanya-nanya yang gak penting, jadinya ibu jadi marah-marah gini kan,"balas Agus menegur kakaknya.

"Tapi Bu?.."

"Ngak ada tapi-tapi!..."balas ibunya yang terlihat sudah marah besar dengan pertanyaan itu.

Keharmonisan keluarga mereka yang sebelumnya, terlihat sangat bahagia satu sama lain. seketika menjadi dingin setelah mendengarkan kemarahan ibu yang sudah sangat tersulut emosi. Seketika membuat ayahnya yang sedang makan tiba-tiba kehilangan selera makannya. sontak ayah, tanpa sepatah kata apa pun langsung berdiri mengayunkan piringnya dengan sangat keras kearah Diding rumah.

Swoosh...Craang...

Suara piring pecah yang seketika, membuat semua anggota keluarga terdiam. mereka semua tak berani mengeluarkan sepatah kata apa pun. setelah menyadari ayahnya, yang sudah sangat tersulut emosi meninggalkan mereka semua untuk menuju kedalam kamarnya.

"Yah.. Ayah dengarin dulu maksud ibu bukan begitu yah?" balas ibu yang berusaha membujuk suaminya yang telah hilang kehilangan selera makan.

"Kak Doni ini gimana sih! kan udah tau ibu kita ini sangat cerewet. malah kakak pancing- pancing kemarahannya, jadinya gini kan," ucap Agus yang semakin merasa kesal dengan sikap kakaknya.

"Bukan gitu maksud kakak Gus,"

"Udah kak, Agus nggak mau dengarin penjelasan kakak," balas Agus yang meninggalkan kakaknya sendiri dimeja makan.

Doni yang pada saat itu tidak menyadari pertanyaannya itu, sampai membuat keharmonisan keluarganya merenggang. hanya bisa tertunduk pilu, atas perlakuannya. Yang menurutnya apakah sudah benar atau salah ia tidak mengetahui pasti apa yang telah ia lakukan. terlihat tangannya se-sekali membilas air mata yang mulai membasahi pipi.

Pada saat solat magrib, Alfin sempat mendengarkan suara kebisingan yang sepertinya berasal dari diruang makan. Meskipun begitu, ia tetap melanjutkan sholatnya dengan khusyuk demi mendoakan kebaikan untuk keluarganya, Dengan harapan supaya mereka tidak terjadi apa-apa. setelah mendoakan kebaikan untuk mereka semua Alfin langsung mengambil tongkat sebagai alat bantu berjalannya, sebagai tumpuannya untuk membantu berdiri, demi bisa memastikan asal bunyi suara itu?

Terlihat Alfin melangkah pelan sampai di depan pintu meja makan. Tak berselang lama dirinya mendengar suara tangisan yang sepertinya berasal dari sana, suara tangisan itu terdengar menangis tersedu-sedu. sontak dirinya sangat terkejut! Setelah mengetahui asal suara itu berasal dari kakaknya Doni. Dengan sigap Alfin melihat kakaknya yang tampak menangis pilu menyandarkan kepalanya diatas meja makan.

"Loh kakak kenapa?" balas Alfin yang sangat keheranan dengan kakaknya, dirinya juga dikagetkan dengan pecahan piring dan lauk pauk yang bertebaran dimana-mana. sontak membuat Alfin melangkah cepat mendekati kakaknya .

Doni yang mengetahui asal suara yang menghawatirkan nya, itu adalah Alfin dengan sigap membersihkan wajahnya yang sudah basah oleh air mata.

"Eee... Alfin!.. Kakak nggak papa kok Fin, Kakak baik-baik saja," balas Doni yang terlihat berusaha membohongi saudaranya Alfin supaya tidak terlalu menghawatirkan dirinya.

"Loh kakak kok gitu sih?

"Bukannya kakak kan yang sering ngingetin Alfin, untuk selalu jujur kalau ditanya. Kakak ngak boleh gitu, kalau anda masalah apa-apa Fin juga siap dengarin semua keluh kesah kakak," balas Alfin yang mengingatkan kakaknya sembari mengusap-usap pelan punggungnya.

Seketika kak, Doni dengan tatapannya yang tajam. memegangi kerah baju Alfin yang pada saat itu berusaha membujuknya! Seketika Alfin dikagetkan dengan tatapan serius kakaknya seperti sedang dirasuki sesuatu?

"Loh kakak ngak papa kan," tanya Alfin yang sangat keheranan dengan perubahan sikap kakaknya.

"Fin dengarin kakak, Pokoknya begini Fin! kamu harus membuktikan kepada semua anggota keluarga kita, bahwa kamu juga sama dengan kami saudaramu ini," ucap Doni dengan semangat yang sangat membara di dadanya supaya bisa mendidik saudaranya Alfin untuk lebih berprestasi dibandingkan dirinya.

1
Protocetus
Mampir ya ke novelku Bola Kok dalam Saku
ATAKOTA_: ok kak😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Ceritanya bagus, ngeri jg. Bs jd pembelajaran utk kita klo di luaran sana ada org2x kejam dan keji yg begitu tega terhadap anak2x. Anak2x butuh perlindungan dr org2x dewasa. Kita hrs selalu berdoa dan memohon perlindungan ALLAH.
Ita Xiaomi: Sama2x kk.
ATAKOTA_: terimakasih untuk dukungannya ya 😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Cepat bantu anak-anak tersebut jgn sampai jatuh korban. Gunakan semua peralatan lengkap dan canggih utk penyelamatan. Jgn sampai terlambat. Kasihan anak2x. Keji sekali mereka. Baru ini aku baca org yg begitu keji dan kejam terhadap anak2x. Ngeri.
Aulia Rahmatul Hasanah
Ya Allah lindungi alfin dan doni🥺🥺
Ita Xiaomi
Pak polisi penjahatnya malah lepas. Ndak punya helikopter ya pak utk ngejar? Aku jd mengharap ada hero lain yg bs nangkap tuh Rian. Kasihan anak2x yg jd korban.
Ita Xiaomi
Ndak kuat bacanya. Moga Doni dan Alfin selamat. Kasihan mereka dah banyak menderita. Segera lah mereka berdua bahagia.
piyo lika pelicia
wah cerita yang bagus
NoComent🇮🇩🇮🇩
/Facepalm/salah ternyata Kat Ibu.. ralat , komenku yg di atas. kalau nama boleh pake kapital
NoComent🇮🇩🇮🇩
setelah tanda koma harusnya huruf kecil tapi kalo pake titik pake kapital.
ATAKOTA_: terimakasih banyak atas sarannya 🙏 maklum pemula 😊
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Moga hingga dewasa mereka berdua tetap bersama. Mereka sukses, sehat dan bahagia.
Ita Xiaomi
Jahat sekali.
Alhamdulillah di tempat tinggal ku org2x nya ndak spt ini.
Ita Xiaomi
Ditunggu kelanjutannya kk. Semangat berkarya. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama kk.
Insyaa ALLAH.
ATAKOTA_: terimakasih banyak mohon terus dukungannya ya😊
total 2 replies
Ita Xiaomi
Sedihnya. Aku klo dah baca tentang anak2x yg teraniaya ndak kuat rasanya😭😭😭
Ita Xiaomi
Lah si emak sibuk mengutuk. Gmn hidup anak jd berkah klo disumpahi melulu.
Ryohei Sasagawa
Gak kuat nahan tawa
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
Kaede Fuyou
Pulang kerja langsung baca cerita, seru banget!
ATAKOTA_: terimakasih atas dukungannya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!