NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:808.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MATAKU TERNODA!

Jasmine menghela nafas panjang, di depan pintu ruangan Alder, Lily sudah menunggu.

"Calon istri kamu tuh," sindir Jasmine setengah berbisik.

Alder berdecak, "Apasi yank?" Sewotnya.

Jasmine berjalan mendahului Alder, lalu masuk ke ruangannya. Meski Alder sudah menjelaskan bahwa tak ada hubungan apapun di antara pria itu dan Lily, tapi tetap saja ia cemburu.

Apalagi Lily kerap tampil seksi saat menemui Alder, apa iya Alder tak tertarik melihat kemolekan tubuh Lily yang sengaja di pertontonkan untuk menggodanya.

Lihatlah Lily sekarang, gadis itu memakai rok mini warna putih, di padukan dengan atasan tanpa lengan berwarna pink. Terlihat girly sekali.

"Sayang, Al, kok tumben baru dateng?" Lily berucap manja, suaranya terdengar mendayu-dayu.

"Untuk apa kamu kesini?" Tanpa menghiraukan ucapan Lily, Alder segera memasuki ruangannya.

"Kok ngomongnya gitu sih? Buat ketemu kamu lah, aku kangen sama kamu. Dua Minggu loh kita gak ketemu, emang kamu gak kangen sama aku?"

"Gak!" Alder menjawab acuh, ia bahkan tak menoleh sedikit pun pada Lily. Lebih baik ia menatap tumpukan berkas di mejanya ketimbang menatap Lily, begitu pikirnya.

Apalagi ia ingin menjaga hati Jasmine, cukup kemarin saja ia di buat gila, takut dan cemas. Memikirkan Jasmine kabur lagi membuatnya bergidik.

"Gitu banget sih kamu," tanpa tahu malu, Lily duduk di meja, tepat di sebelah Alder yang duduk di kursi kebesarannya.

Rok yang mini bahkan sangat mini itu semakin terangkat. Mengekspos paha mulus Lily yang semakin membuat Alder risih.

"Duduk yang sopan, ini meja, bukan tempat duduk!" Ketus Alder.

Tapi Lily justru menahan senyum, ia tahu Alder pasti melihat paha mulusnya. Lily ingin tahu, sekuat apa Alder menahan diri untuk tak menyentuhnya.

Ah ya ampun, jika di ingat-ingat lagi, entah berapa kali Alder menolaknya, bahkan mengusirnya. Tapi ia tak pernah menyerah, lebih tepatnya tak tahu malu.

"Kenapa sayang? Apa kamu tergoda?" Lily berbisik. Suara di buat sensual.

"Aku muak, bukan tergoda! Apa kamu gak punya harga diri? Kamu menghalalkan segala cara agar obsesimu tercapai. Sadar Ly, kamu itu perempuan. Perempuan yang baik akan menjaga harga dirinya, akan menjaga martabat dan kehormatannya. Bukan seperti ini! Untuk apa kamu menempuh pendidikan tinggi kalau yang kamu lakukan seperti ini?"

"Ini semua demi kamu, Al. Ini juga karena kamu, karena kamu selalu menolak ku! Aku gak akan menyerah, ingat itu Al. Suatu saat nanti kamu akan aku dapatkan."

"Astaga, Ly. Sadarlah! Ini bukan cinta, tapi hanya obsesi. Kamu bukan mencintaiku, tapi terobsesi padaku."

Lelah rasanya Alder menasehati gadis itu. Bukan hanya satu tahun atau dua tahun, tapi sudah Lima tahun lebih Lily seperti itu. Semakin menjadi saat Lily mendapat dukungan dari Papa Alder.

"Aku mencintaimu! Kamu dengar, ini bukan obsesi semata, Al. Tapi cinta!"

Alder menggelengkan kepalanya, percuma bicara dengan Lily. Mungkin apa yang dia bicarakan terdengar seperti suara radio butut di telinga Lily.

"Sudahlah! Lebih baik kamu keluar, aku mau kerja," usir Alder.

"Kerja ya kerja saja Al, aku juga gak akan ganggu kok. Aku cuma mau melepas kangen, aku mau liatin kamu kerja lalu kita makan siang bersama."

"Aku gak bisa, lagi pula makan siang nanti aku sudah punya janji."

Raut wajah Lily sontak berubah, "Janji dengan siapa?" Tanyanya dengan suara dingin.

"Dengan rekan kerjaku, kenapa? Apa ada yang salah?"

"Aku bisa ikut dan menunggu kamu dari kejauhan," Lily bersikeras. Ia merasa ada yang di sembunyikan Alder.

"Jangan keterlaluan, Ly! Tolong pulang lah, atau aku saja yang pergi," Alder hendak beranjak, tapi Lily juga ikut beranjak.

"Ok ok aku pergi, kenapa ya Al, aku merasa ada yang kamu sembunyikan. Kamu mau coba-coba main kucing-kucingan, Al?"

"Apa sih, Ly? Jadi kamu mau tetap disini? Ok, aku yang pergi."

"His, kamu keterlaluan Al. Kamu tega ngusir aku?"

Alder tak menjawab, ia lebih memilih membuka laptop dan menyalakannya. Dari ekor mata, Alder dapat melihat Lily pergi dengan menghentakkan kakinya. Alder tak perduli, yang penting Lily pergi.

Bersamaan dengan pintu terbuka, Jasmine berdiri di ambang pintu hendak mengetuk benda persegi itu.

Tatapannya dan Lily bertemu, namun kemudian Jasmine segera memasuki ruangan mengabaikan Lily.

"Hey, apa kamu gak punya sopan santun?" Hardik Lily, ia berbalik dan kembali masuk, menarik bahu Jasmine hingga Jasmine nyaris terjatuh.

Hal itu membuat Alder sontak berdiri dan menghampiri mereka.

"Cuma sekretaris aja belagu kamu! Saya ini calon nyonya di perusahaan ini, hargai saya!" Pekik Lily, ia tengah kesal pada sikap Alder, di tambah lagi sikap Jasmine yang menurutnya sombong dan tak punya sopan santun, mengabaikannya tanpa menyapa dan memberi penghormatan.

Jasmine hanya menatap Lily, malas meladeni garis itu meski perasaannya sudah menggebu-gebu. Ingin dia jambak saja rambut pirangnya itu.

"Lily, saya bilang keluar!" Tegas Alder, tatapan pria itu sangat tajam, seolah ingin menusuk Lily dan membuat garis itu kapok mendekatinya. Tapi si tebal muka seperti Lily sepertinya gak akan pernah kapok ataupun takut.

"Al, kamu bela dia?" Tuding Lily.

"Saya cuma gak mau kamu membuat keributan di perusahaan saya! Dan saya tegaskan sekali lagi, kita gak punya hubungan apa-apa, yang menyetujui semuanya Papa, bukan saya! Jadi, kalau kamu mau dekati saja Papa saya."

Berbeda dengan Jasmine yang menahan tawa mendengar ucapan Alder, Lily semakin tampak kesal. Wajahnya memerah, ia menatap Jasmine dengan nyalang, "Kamu menertawakan saya?" Teriaknya.

"Pergi, Lily! Atau saya harus memanggil satpam lagi?" Alder berjalan menuju pintu, membukakan benda itu agar Lily pergi.

"Kamu keterlaluan, Al! Kamu bela dia? Harusnya kamu membelaku,' teriaknya.

"Pergi," kata Alder lagi. Ia tak berteriak, namun suaranya yang dingin terdengar menakutkan. Mampu menggetarkan sisi lemah lawannya.

Dengan menghentakkan kaki, Lily pun pergi, dalam hati Lily mengumpat sekretarisnya Alder. Menurutnya, Alder semakin kesal padanya karena sekretaris itu.

"Awas kamu!" Ucapnya sebelum ia benar-benar pergi.

Alder segera menutup pintu, menarik Jasmine dan mengunci tubuh gadis itu dalam pelukannya.

"Jangan marah lagi, please ..." Lirihnya dengan suara lembut, dari raut wajah Jasmine, Alder tahu gadis itu pasti kesal dan cemburu.

"Aku gak marah, lepas ih!" Pinta Jasmine seraya berusaha melepaskan diri. Tapi Alder semakin erat memeluknya.

"Tapi aku senang kalau kamu cemburu, itu artinya kamu cinta aku," kata Alder lagi.

"Ish, aku gak cemburu. Untuk apa cemburu? Kaya gak ada kerjaan lain aja," Jasmine memalingkan wajah saat Alder menatapnya dengan tatapan menggoda. Ia menggosok hidungnya yang mulai gatal ingin bersin.

"Ah, sepertinya sudah lama kamu gak terapi. Aku juga sudah lama gak bantu kamu, ayo terapi," kata Alder penuh modus.

"Gak, aku gak mau. Haccciiiih," Jasmine sudah tahu modus pria itu.

"Tuh kan, bersin lagi. Ayo terapi, supaya kamu cepat sembuh," Alder memaksa. Membuat Jasmine menggeleng lalu bergerak-gerak ingin melepaskan diri.

"Astaga, jangan gerak-gerak gini sayang. Ish kamu bikin dia ..."

"Dia siapa?" Potong Jasmine, ia berhenti bergerak, menatap Alder penuh curiga.

"Sssttttt, liat aku dan rileks," Alder mengalihkan pembicaraan, mana mungkin ia mengatakan pada Jasmine kalau pergerakan gadis itu membangunkan pusakanya. Sisi kelelakiannya meronta-ronta saat gadis itu bergerak di pelukannya. Sebagai pria normal, hasratnya tergugah. Tapi dia masih waras untuk tak melakukan hal itu sebelum mereka menikah.

Jasmine yang terhipnotis dengan tatapan sayu Alder terdiam, ia menatap mata Alder, berusaha tenang dan meyakinkan diri bahwa ia tak akan bersin lagi ketika jarak mereka sangat dekat.

Perlahan Alder mulai mendekat dan memiringkan kepalanya, Jasmine otomatis menutup mata dan ikut memiringkan kepala.

Bibir mereka menyatu, terasa hangat dan menggetarkan jiwa. Jasmine yang sudah hafal dengan pergerakan Alder pun mencoba ikut menggerakkan bibirnya.

Saling membalas, saling menyalurkan rasa, juga saling menyampaikan perasaan cinta masing-masing.

"Astaga, mataku ternoda lagi," pekik Oryza yang baru saja membuka pintu.

Jasmine yang terkejut hendak mendorong Alder, namun tangan Alder sigap menahannya. Pria itu tak perduli dengan suara sahabatnya, ia terus melanjutkan kegiatannya.

1
RJ 💜🐑
kasihan banget Jasmine 😢
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
RJ 💜🐑: iya betul banget aku jadi kasihan sama dion, Jasmine tu cape" cantik dan melupakan lukanya di masa lalu tapi pacaran dengan orang yang bikin luka
total 1 replies
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!