~ Zifara Meisha Rabbah ~
" Hidup ini harus berdasarkan keyakinan bukan? bagaimana bisa aku yang seorang putri seorang Pendakwah kondang tak memakai hijab??? tidak hanya satu kali dua kali Ummi dan Abi mengingatkanku namun aku tetap merasa belum yakin akan sebuah hijab.
sehingga suatu hari Abi menjodohkanku dengan salah satu jamaahnya dari kesatuan tempat militer di mana Abi berceramah. Dari sanalah aku mengenal Ahmad Sulaiman Al Faroby. Dia mulai membuatku berubah namun dengan proses tak mudah tentunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Sengaja
" Assalamualaikum tan ... " sapa Sulaiman pada Tantenya itu. Si empunya nampak mengernyitkan alisnya.
" Waalaikumsalam ... Hampir ku tinggal jika tidak datang," jawabnya dengan ketus. Namun sulaiman tak menanggapinya malah mengatakan hal lain.
" Cepatlah sedikit ukur dia!" serunya dengan wajah lempeng. Seketika wajah tantenya tersenyum.
" Sini cantik!" panggil tante.
Mau dress code hijab gak? Tuh lihat di patung tante bagus sayang! New ... Baru selesai di rancang kemarin.
" Gimana sayang? Kurang cantikkah?" tanya tante dengan menatap calon mantunya juga. Zifa menatapnya sangat mewah sekilas dia melirik ke arah Sulaiman untuk menemukan jawaban. Jujur saja ini cantik sekali tapi khawatir Sulaiman tidak suka. Ternyata pemuda itu malah tak melihat ke arahnya.
" Untuk Dress akadnya tante yang mana?" tanya Zifa mulai bersuara untuk menarik perhatian Sulaiman agar menoleh ke arahnya.
" Taraaaaa ... Tante tahu kamu body-nya cantik sekali. Ini gaun pasti bermakna kalau kamu pakai cantik," ujar tante membuat sulaiman menatap gaun - gaun itu.
" Bagaimana? Apakah bagus?" tanya Zifa pada Sulaiman. Dia sadar bahwa pemuda itu tak ingin memaksa Zifa masalah hijab.
" Cantik jika kamu mengenakannya," jawab Sulaiman tak panjang lebar.
" Tante yang ini saja dia menyukainya," jawab Zifa membuat Sulaiman mengernyitkan Alisnya.
" Kita pas - kan ya ukurannya cantik!!!" ajak tante membuat sulaiman tersenyum kecil. Saat Zifa berganti pakaian untuk mencoba. Ponselnya yang ada di samping Sulaiman hidup karena ada Pesan masuk.
Beib ... Jawab dong! Kenal di mana dengan dia???? Kamu gak pernah pacaran loh, lihat tadi mukanya lempeng amat beib🥲 yakin nikahnya sama dia????? Jawab dong beib kamu kemana sihhhhh🤔
Sulaiman yang melihat Pesan dari seseorang itu yang dia yakini gadis tadi di kantin membuat bola mata Sulaiman melotot. Muka lempeng .... Pesan sebelumnya kanebo kering.
Anak ini! Ponselnya gak di kunci pula. Aku malah tertarik membukanya.
30 menit berlalu nampaknya ritual mencoba sudah selesai. Nampak Zifa bercanda dengan tante Sulaiman itu.
" Sudah tan?! Kita harus pulang. Jangan mengajaknya ngobrol terus," protes Sulaiman.
" Astaga anak ini .... Pelit amat! Ya sudah sana ... Bawa zifa pergi sekarang! Hati - hati di jalan cantik ... Dia itu serem," ujar tante membuat Zifa tersenyum kecil namun Sulaiman tampak tak peduli.
Mereka pergi dari sana dalam keadaan belum makan. Hari sudah menjelang maghrib. Dia menatap Zifa yang melihat ke arah jalanan.
" Mau makan di mana?" tanya Sulaiman.
" Terserah kamu saja," jawab Zifa.
" Kami prajurit terbiasa makan - makanan sederhana layaknya kaki lima. Kamu seorang dokter pasti makanmu di jaga sampai kulitmu saja sebersih dan sekenyal itu," jawab Sulaiman dengan jujur. Zifa menoleh jadinya pada Sulaiman.
" Tidak! Makan di mana saja aku mau," jawabnya lagi.
Tanpa banyak drama perempuan cantik pada umumnya Sulaiman mengajak Zifa berhenti di sebuah Kedai yang tak begitu bagus. Tertulis Pecel Bunga Turi, Nasi Jagung Ikan Asin, Nasi Campur, Soto Ayam Telur Muda.
" Ayo Turun! Apa mau pindah?" tanya Sulaiman.
" Bukan itu ... Tapi sabuk pengamannya macet!" serunya dengan wajah memelas. Sulaiman menghela nafasnya dengan payah.
Terpaksa dia harus membantu Zifa membuka sabuk pengamannya dengan posisi sangat dekat. Untung saja kaca mobilnya tak dapat menembus ke dalam mobil. Sehingga ada yang mengatakan tak senonoh pada posisi saat ini.
Cup.
Tanpa sengaja Sulaiman menarik sabun dan bibirnya itu mengecup pipi Zifa. Zifa langsung melotot bahkan degup jantungnya seakan melompat ke sana kemari. Sulaiman pun menelan ludahnya sendiri karena bibirnya itu lancang.
Astaga dia mengecup pipiku! Ini tidak pernah ku lakukan. Aku selalu menjaganya.
" Ma .. Maaf Zifa ... Aku tidak sengaja sungguh! Sabuk pengamannya sulit di lepaskan. Maaf .. " ucapnya segera keluar setelah sabuknya lepas.
Apa yang ku lakukan??? Kenapa tidak hati - hati???? Tapi Kulitnya begitu halus dan kenyal sekali. Astaga Sulaiman!!!! Pikiranmu ....
semangat Nara 💪💪