Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.
Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.
Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.
Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.
Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.
Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.
"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Lea baru saja kembali setelah mengantarkan makanan kepada pelanggan di luar sana.
"Lea, kemarilah," panggil salah seorang pelayan senior di cafe itu.
Lea segera mengambil wanita itu setelah meletakkan nampannya. "Ya, ada apa kak Ana?"
"Tolong ambilkan daging ayam dan beberapa sayuran di ruangan pendingin. Pesanan pelanggan biar aku saja yang antarkan."
Gadis cantik berkacamata itu mengangguk dengan sopan lalu pergi untuk melakukan apa yang seniornya suruh.
Lea masuk ke dalam ruangan pendingin untuk mengambil daging dan sayur.
"Tadi kak Ana bilangnya daging ayam atau daging sapi ya?" Oh tidak, ingatan Lea memang benar-benar buruk. Mungkin ia harus segera kembali menemui Ana untuk memastikan daging apa yang harus ia ambil.
Namun saat Lea membalikkan badannya, ia dibuat terkejut dengan keberadaan dua orang pria berbadan besar berdiri menjulang dihadapannya.
"Maaf, apa yang sedang kalian lakukan disini? Selain pegawai, orang lain dilarang untuk masuk kemari jadi tolong kalian segera pergi sebelum saya memanggil penjaga untuk mengusir kalian."
Jujur saja Lea merasa takut, apalagi ketika kedua pria itu tersenyum miring ke arahnya, seolah-olah mereka ingin melakukan sesuatu hal yang jahat kepadanya. Oh, ataukah mereka memang ingin melakukannya?
Grep,,,
Lea sangat terkejut saat tiba-tiba salah satu dari pria itu meraih tangannya dan mencengkramnya dengan kuat.
"A_apa yang kamu lakukan?! Lepaskan aku!" Lea memberontak, berusaha melepaskan dirinya dari genggaman kedua pria yang kini sudah menggenggam kedua tangannya.
"Ikutlah dengan patuh jika tidak ingin celaka," ancam salah satu dari mereka.
Lea menolak, ia malah semakin memberontak saat orang-orang itu hendak menariknya ke pintu lain dari ruang pendingin. Pintu yang biasa digunakan untuk memasukkan barang ke ruang pendingin, dan juga pintu yang akan membawa mereka ke area belakang Cafe dimana mobil Van hitam telah terparkir apik disana seolah menanti kedatangan mereka.
"Tidak!! Lepaskan aku!!" Lea masih berusaha memberontak, ia tak mau dibawa pergi oleh orang-orang jahat itu.
BUGH,,,BUGH,,,
Sebuah balok kayu besar memukul satu persatu kepala laki-laki itu hingga kedua jatuh pingsan seketika.
Lea menoleh dan mendapati Ale yang tersenyum ke arahnya dengan sebuah balok ditangan laki-laki itu.
"Aku tidak terlambatkan?"
Grep,,,
Sebuah pelukan Ale dapatkan sebagai jawaban atas pertanyaannya barusan.
Ale mematung, tubuhnya terasa kaku kala menerima dekapan hangat dari sang pujaan hati.
Dua puluh tiga tahun Ale hidup dan baru kali ini ia dibuat mematung hanya karena pelukan dari seorang perempuan.
Lea mengeratkan pelukannya entah ia sadar ataupun tidak dengan tindakannya itu. Ale pun membalasnya walaupun tubuh laki-laki itu masih berdiri kaku, takut jika sedikit saja ia salah bergerak maka pelukan itu akan dilepas oleh Lea.
...***...
Aellyn sudah membereskan barang-barang yang akan ia bawa ke Jepang nanti seperti dompet, jaket dan barang-barang penting lainnya.
Aellyn dan Re tidak membawa baju karena mereka berencana untuk membeli baju di Jepang saja supaya tidak perlu repot-repot membawa banyak barang.
"Penerbangannya masih lusa, kenapa kamu sudah prepare dari sekarang?" bisik Re di telinga sang istri. Kedua tangan laki-laki itu melingkar dengan apik di perut rata Aellyn, dagunya diletakkan di bahu sempit wanita yang sangat ia cintai.
"Gapapa, nanti pasti pas hari-H biar gak keteteran."
Aellyn menutup tasnya lalu berbalik untuk membalas pelukan Re.
Mereka terdiam dalam posisi itu untuk beberapa menit, menikmati kehangatan dari tubuh satu sama lain dengan mata terpejam.
"Kira-kira bagusnya anak cewek dulu atau cowok dulu ya? Atau dua-duanya aja langsung?"
Pertanyaan Re itu sontak membuat Aellyn terkejut dan langsung melepaskan pelukan mereka lalu menatap tajam sang suami yang malah menunjukkan senyuman lebarnya.
"Satu-satu dulu!" seru Aellyn, kesal.
"Kalau bisa dia, kenapa enggak?" Re menaik turunkan alisnya, berniat menggoda sang istri.
"Kalau gitu kamu aja yang hamil!"
Aellyn yang kesal pun langsung pergi dari kamar meninggalkan Re yang masih terkekeh lantaran gemas dengan respon yang Aellyn berikan.
Re sama sekali tidak serius dengan ucapannya, tapi ia suka saat melihat Aellyn kesal seperti itu karena Aellyn jadi terlihat lebih imut dan menggemaskan.
...***...
Ale sedang dalam perjalanan untuk mengantarkan Lea kembali ke rumah Aellyn dan Re setelah hampir dua jam lebih ia menemani gadis itu di cafe.
Awalnya Ale sudah menawari Lea untuk langsung pulang paskah kejadian di ruang pendingin, namun gadis itu menolak karena ia masih ingin menyelesaikan separuh pekerjaannya yang belum selesai.
Malahan Lea meminta Ale untuk pergi saja dan tidak perlu menunggunya, namun Ale yang cemas tentu saja tak menghiraukan perintah sang pujaan hati dan memutuskan untuk menunggu disana sembari mengerjakan tugas kantornya ditemani beberapa camilan lezat.
"Nanti gak usah cerita apa-apa sama Aellyn dan suaminya ya," ucap Lea ragu-ragu melirik Ale yang tengah fokus menyetir.
"Kenapa gak boleh? Kejadian tadi itu aku yakin banget pasti ulah dari si Jho tua bangka itu. Nyonya muda dan Tuan Re harus tau soal ini dan aku akan memberitahu mereka."
Lea menggeleng, melarang Ale untuk melakukan apa yang ingin laki-laki itu lakukan. "Jangan."
"Mereka sedang merencanakan bulan madu. Jika Aellyn sampai tau soal ini, aku yakin, dia pasti akan membatalkan rencana bulan madu mereka karena khawatir padaku," ucap Lea lagi ketika Ale menoleh padanya saat mereka berhenti di lampu merah.
Laki-laki tampan itu terdiam, memikirkan ucapan Lea.
Benar juga, jika nyonya muda sampai membatalkan acara bulan madu mereka, tuan Re mungkin akan memotong gajiku sampai habis.
Ale menatap Lea lagi, kemudian mengangguk saat mendapatkan tatapan memohon darinya. "Baiklah, aku akan tutup mulut untuk kejadian hari ini. Lain kali jika terjadi sesuatu, langsung telpon aku saja. Kamu sudah menyimpang nomorku kan?"
Gadis itu mengangguk dengan cepat, membuat Ale tak tahan ingin mengigit pipinya lantaran merasa gemas.
...•Bersambung•...
Setahun gak up🤭
yok baca juga juga karyaku
Legenda Shen junga☺
seakan akan dia sedang sakit keras,dan mau pergi ninggalin lea.
Kok kayak gak nayambung ya