Find You Again

Hana kini telah berada di kamarnya, setelah seharian ia di rumah maya kini ia pun membaringkan tubuh lelahnya pada kasur empuk miliknya.

Memejamkan mata berniat untuk tidur sebentar sebelum jam makan malam datang, namun tiba-tiba hana teringat dengan percakapannya bersama mario siang tadi di cafe.

Ia ingat jika mario menanyakan padanya apa dia punya saudara lain.

Hana bangkit, dan mendudukan dirinya di tepian kasur sembari berfikir kembali dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Kemudian ia pun bangun dan membawa langkahnya pada sebuah meja kerja yang ada di kamarnya, hana membuka laci yang ada di meja tersebut dan mengambil sebuah map berwarna merah.

"Ini surat kelahiran aku sama kartu keluarga, kok malah di campur-campur sama berkas lain gini bunda nyimpennya." Gumam hana sembari membereskan berkas-berkas yang tercampur.

Ketika hana tengah memilah-milah berkas untuk merapikannya sebuah amplop putih dari dalam map tersebut jatuh ke kakinya.

Hana yang melihat itu kemudian membungkukkan badannya dan meraih amplop tersebut.

Di bukanya amplop putih tersebut sembari ia mendudukkan badannya pada kursi yang ada di belakangnya.

Hana membulatkan matanya seakan matanya akan keluar dengan mulut yang ikut sedikit terbuka, bisa di pastikan bahwa hana terkejut dengan sesuatu yang sedang di bacanya sekarang.

"Aku, gak mungkin?" Ucap hana lemas dan menjatuhkan amplop beserta isinya itu.

--------------------------------------

Mario kini tengah serius berkutat dengan pekerjaan yang sedari kemarin menumpuk di mejanya, mejanya itu kini penuh dengan dokumen yang harus ia tandatangani, membuatnya sangat sibuk saat ini.

Tentu saja di sela kesibukannya ia masih tetap memikirkan hana, memikirkan tetang siapa sebenarnya hana dan apa hubungannya dengan gina.

Ponsel milik mario berdering di tengah kesibukan yang sedang ia kerjakan, sekejap membuat mario teralih untuk melihat pada ponsel miliknya, ia melihat layar dan tertera nomor tak di kenal menelpon dirinya.

Walau sempat ragu mario pun akhirnya menjawab telpon tersebut.

"Hallo." Ucap mario

"Hallo mar." Jawab seseorang di telpon tersebut, suaranya begitu enak di dengar menurut mario

Mario sepertinya mengenal suara si penelpon, dan ia merasa sedikit terkejut.

"Hana?" Ucap mario ragu

"Iya ini aku hana, aku ganggu gak mar?." Ucap hana basa basi

"Oh enggak, kebetulan aku lagi senggang....Ada apa?" Bohongnya, lihat saja tumpukan pekerjaan yang belum selesai ia kerjakan masih menantinya untuk segera di selesaikan

"Mmm....gini, apa kamu punya waktu?

Aku mau ketemu buat bicarain sesuatu sama kamu." Ucap hana menyampaikan maksud dirinya menelfon mario

"Ya tentu, kapan kamu mau ketemu?" Senang mario, ingat kan mario untuk menyelesaikan terlebih dulu pekerjaannya atau jean akan memarahinya nanti

"Sepulang kamu dari kantor aja, di cafe yang kemarin."

"Tentu, nanti aku kabarin kalo aku udah disana."

"Ya udah, kalo gitu lanjutin kerjaan kamu, dah....." Ucap hana mengakhiri telponnya

Mario sangat senang karna hana menelfon dan mengajaknya bertemu lebih dulu, ia tak tau kenapa ia bisa sesenang itu.

"Sadarlah mario dia bukan gina, dia hana." Gumamnya pada diri sendiri

Namun seperti tak peduli pada kenyataan, mario tak bisa berhenti tersenyum karna merasa sangat senang akan bertemu dengan hana lagi sepulang kerja nanti.

"Kira-kira apa yang mau di omongin sama hana ya?" Tanya mario pada dirinya sendiri

Kemudian ia melihat ke arah jam tangannya yang menunjukan pukul 10.00,

Itu membuatnya sedikit memanyunkan bibirnya karna kesal, itu berarti masih sangat lama untuk menuju jam pulang kantor.

"Baru jam sepuluh? Waktu cepatlah berlalu." Ucapnya dramatis

Mario sadar, ia merasa senang dan bersemangat karna akan bertemu kembali dengan hana, tapi apa rasa senang itu karna hana atau karna hatinya yang merindukan gina dan kebetulan hana punya wajah yang sama dengan gina.

Untuk sekarang mario sedang tak ingin memikirkan sesuatu yang berat, ia hanya merasa bahagia, karna ada hana ia merasa ginanya hidup kembali.

*

*

*

*

*

Waktu pulang kantor pun tiba, mario yang sudah menunggu sedari tadi pun langsung bergegas meninggalkan kantornya menuju tempat janjiannya bersama hana.

Sesampainya di sana kemudian ia masuk, tak lupa ia menyapa chris sepupunya yang seperti biasa berdiri di balik meja kasir cafe.

"Udah di tungguin tuh." Ucap chris menujuk ke arah seseorang yang menunggu mario dengan dagunya, mario hanya menganggukan kepalanya dan melempar senyum pada sepupunya itu.

Ternyata hana telah sampai lebih dulu dan menunggu kedatangan mario.

"Maaf aku telat ya." Ucap mario nada menyesal

"Oh, nggak kok, aku kebetulan lagi lewat daerah sini jadi aku sampai duluan." Jawab hana

"Silahkan diminum, aku udah pesenin ice coffe buat kamu." Sambung hana

"Hmm..? Kamu tau dari mana kalo aku suka ice coffe?" Tanya mario heran

"Terakhir kali kita ketemu kan kamu pesan itu." Jelas kana

"Ohhh...." Terdengar nada kecewa disana, sejenak ia mengharapkan hal yang tak mungkin

"Kenapa?" Tanya hana bingung melihat ekspresi mario

"Gak papa, kamu bilang ada yang mau kamu omongin, apa itu?" Tanya mario penasaran

Hana yang sedikit gugup mengeluarkan sebuah amplop putih dari tas kerjanya dan memberikannya pada mario.

Mario yang menerima amplop tersebut bingung dan lajut dengan membuka amplop tersebut namun setelah di buka, isi di dalamnya justru membuat mario sangat terkejut.