Erlan Trijaya adalah seorang perawat dan suami dari Yasmin Suryoprojo. Pernikahan mereka tidak direstui karena Erlan hanyalah seorang pria miskin. Tapi, cinta Yasmin yang besar kepada Erlan membuat wanita itu tetap mempertahankan Erlan disisinya.
Erlan selalu dihina oleh Sonya Ningrum, ibu dari Yasmin karena statusnya yang hanya sebagai pegawai rendahan. Bahkan Sonya berusaha memisahkan Yasmin dan Erlan.
Hinaan dan fitnahan terus Erlan terima dari keluarga sang istri. Namun, suatu ketika karena sebuah peristiwa membuat Erlan memiliki ingatan dokter genius. Dan, setelah itu, semuanya berubah. Erlan dari seorang perawat menjadi dokter yang dikenal dan disegani.
" Aku akan membalas sakit hatiku, bukan hanya itu. Siapa yang merendahkan aku dan istriku, kalian akan menerima akibatnya."
Bagaimana kisah Erlan?
Author baru pertama kali membuat genre Fiksi Pria, jika ada saran dan kritik silakan komen dengan sopan 🙏
Yook diikuti. Jangan lupa Like, komen, dan subscribe ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menantu Terhina 31
Dini hari pukul 01.00, Erlan membawa Yasmin ke ruang operasi. Di sana sudah ada Willy, Ardit, dan juga beberapa perawat yang 1sudah di ultimatum oleh Willy untuk merahasiakan apa yang mereka lihat.
" Jika kejadian ini bocor, aku pastikan kalian tidak kan bisa berbicara dan melihat, meskipun matahari begitu terang bersinar."
Semua mengangguk patuh. Meskipun sedikit takut, tapi itu sepadan dengan bonus yang diberikan kepada mereka semua. Bahkan DP komisi pun sudah ditransfer ke rekening pribadi mereka.
Yasmin disambut di ruang operasi, Willy tersenyum dan mengatakan bahwa semuanya akan berjalan baik. Hal sama yang dikatakan oleh Erlan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Lampu menyala, Yasmin mulai tertidur dan operasi pun di mulai. Awalnya Willy menawarkan untuk melakukannya dan Erlan hanya akan melihat saja. Akan tetapi Erlan menolak, sesuai apa yang diminta oleh Yasmin bahwa istrinya itu meminta dia lah yang melakukan operasi.
" Bor, semua fokus. Jangan sampai ada miss."
Ardit yang baru tahu bahwa pasien yang ada di meja oeprasi adalah istri dari Erkan sungguh terkejut. Tapi, dia langsung harus fokus dengan apa yang dihadapi.
" Lan, itu tumornya sudah terlihat!"
" Ya ayo ambil itu dan selesaikan dengan cepat."
Erlan sangat fokus dengan apa yang ia kerjakan. Dia jelas tidak mau membuat kesalahan sedikitpun dan juga harus memastikan tumor itu benar-benar bersih dari kepala sang istri. Di setiap gerakan yang ia lakukan, Erlan selalu berdoa. Memastikan bahwa semuanya berjalan dengan lancar.
6 jam berlangsung, dan operasi tersebut pun usai. Yasmin lalu dipindahkan ke ruang ICU. Willy menepuk bahu Erlan pelan, sebuah kalimat selamat diucapkannya karena operasi berjalan dengan lancar.
" Istirahatlah Lan, kau dari kemarin sudah tidak tidur."
" Aku akan menunggu di dalam, khawatir Yasmin bangun dan mencariku."
Willy mengerti, ia kemudian pergi depan ruang ICU, sedangkan Erlan masuk ke dalam mengambil posisi di sebelah Yasmin. Ia menggenggam erat tangan sang istri dan menciumnya.
" Segera bangun sayang, semuanya berhasil. Operasimu berjalan lancar, dan kamu tidak perlu khawatir lagi dengan semuanya."
***
Sakti kembali menghubungi Haryo , menanyakan bagaimana perkembangan soal rencana mereka. Jelas ia ingin Erlan segera bisa ditekan dan satu hal yang bisa dilakukan adalah menggunakan istrinya.
" Oh tenang saja Tuan Sakti, kami sudah melakukan yang terbaik."
" Bagus, senang bekerja sama dengan Anda, Tuan haryo Suryoprojo."
Setelah menutup teleponnya, Sonya yang ada di sebelah haryo langsung melayangkan tatapan yang tajam. Bagaimana suaminya itu bisa bicara seperti itu. Jangankan untuk melaksanakan rencana, untuk menemukan Yasmin saja mereka belum biasa.
" Jangan sembarangan bicara begitu mas. Kita bisa kena masalah kalau berbohong kepada orang itu. reputasi Sakti Sasmita sangat menakutkan. Dia begitu tega terhadap orang, lha wong sama anaknya saja dia tega."
" Sudah Sonya, jangan membuatku pusing. Sementara ini biarlah seperti ini dulu."
Haryo memijit keningnya yang mulai berdenyut. Ia lalu memanggil Bejo. Saat Bejo masuk ke ruangannya sebuah vas langsung melayang dan tepat mengenai kepala pria bertubuh tinggi besar tersebut. Bejo bergeming, ia sama sekali tidak mengaduh kesakitan ataupun berbicara sepatah kata pun.
" Dasar tidak becus, mencari seorang bocah saja tidak bisa. Apa yang sudah kamu kerjakan selama ini Bejo!!"
" Maafkan saya tuan, semua informasi mengenai Nona Yasmin sungguh tertutup. Saya bahkan sudah mencari kesemua fasilitas publik tapi tidak ada sosok nona di sana."
Apa yang dikatakan oleh Bejo tentu membuat Haryo semakin geram. Namun, Haryo tidak bisa berbuat banyak. Ia lalu meminta Bejo untuk keluar dari ruangannya.
" Haaaah, kau tidak mendidik Yasmin dengan baik sehingga dia bisa berbuat sedemikian, Sonya."
" Apa kau bilang mas, dia anakmu bukan anakku! Kau yang seharusnya mendidiknya, beruntung aku mau menganggapnya sebagai anakku."
" Ya kalau waktu itu kamu tidak mau menerima Yasmin, maka kau lah yang akan diusir dari sini. Secara kau memang tidak bisa punya anak. Dan ini, bukankah kau yang memintanya? Jangan lupakan itu!"
Sonya marah, ia memilih segera keluar dari ruangan Haryo sambil membanting pintu dengan keras hingga pintu itu bergetar, dan ruangan Haryo menggema. Sedangkan Haryo hanya acuh, ia mengacak rambutnya kasar karena Yasmin belum bisa ditemukan.
" Sialan, anak itu persis seperti ibunya. Selalu membuatku tidak bisa melakukan apa-apa."
TBC
memangnya itu punya nenek moyangmu 😡😡😡😡