pada suatu waktu terjadi suatu tragedi berdarah yang didasari dari perebutan harta dan kekuasaan, dengan adanya tragedi tersebut seorang ayah menyuruh isterinya untuk membawa pergi anak pertama mereka, akibat ketakutan sang isteri pun membawa anak tersebut ke sebuah kampung dan menyimpan anak tersebut di sebuah pematang sawah karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.. sang ibu pun berencana kalau nanti sudah selesai krisis yang terjadi dia akan pergi kesana... sang ibu pun menyimpan anak tersebut disebuah box bayi dan sebuah kalung pemberian ayahnya, sang ibu pun menulis surat disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E'Ngador Together, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian yang tak terduga
Selesai makan, evan pun ikut bersama ibu marni dan ella, mereka naik taxi menuju perumahan elit. Sesampainya disana mereka turun dari taxi, lalu masuk ke sebuah rumah yang besar dan mewah, setelah masuk ke rumah evan merasa lingkungan rumah ini tidak asing. Evan juga bingung kenapa ibu marni dan ella naik bus padahal di rumah itu ada mobil dan pastinya ada sopir juga.
Mereka disambut sama pelayan, ibu marni pun memperkenalkan evan kepada para pelayan.
" kak evan istirahat aja dulu di kamar sana." kata ella
" iya nak anggap saja ini rumah kamu sendiri ya." kata ibu marni yang merasa bahwa evan tidak asing dengan evan. Evan pun masuk ke kamar yang di tunjukan ella. Lalu dia pergi ke kamar mandi bersih bersih dan berganti pakaian lalu tiduran dikasur yang empuk, karena merasa nyaman dia pun tertidur, disaat tidur evan bermimpi masuk ke dalam rumah mewah, disana evan dipanggil sama seorang bapak.
" Nak, kamu sudah datang, ayah merindukan kamu, ayah minta maaf karena tidak bisa menjaga kalian." kata bapak tersebut
" bapak siapa?" kata evan
" ini ayah nak, peluk ayah sayang, ayah sangat merindukan kamu. Ternyata kamu sudah besar sekarang." kata bapak tersebut
" ayah.. Apa benar bapak ayah saya, saya tidak mengenal bapak." kata evan
" waktu kamu lahir, ayah menyuruh ibu mu membawa kamu untuk pergi karena rumah kita dirampok nak, dan kata ibu mu kamu di simpan di sebuah pematang sawah di suatu kampung karena ibu mu takut orang yang mengejar ibu kamu akan mencelakai kamu juga." kata bapak tersebut
" ibu mu melakukan itu karena sangat sayang kepada kamu, ayah juga enggak bisa menyalahkan tindakan ibu kamu, karena keadaan yang membuat ibu kamu bertindak seperti itu." lanjut bapak tersebut
" terus bapak sekarang dimana, saya sekarang sedang mencari kalian." kata evan
" kata ibu kamu, dia menulis surat bahwa setelah umur 17 tahun kamu diperbolehkan mencari kami, karena ibu kamu yakin kamu akan menjadi anak yang kuat dan bisa menjadi pelindung keluarga ini." kata bapak tersebut
" terus ibu dimana pak, evan kangen sama ibu, evan mau lihat wajah ibu." kata evan sambil menangis
" kamu akan mengetahuinya sebentar lagi, peluk ayah nak." kata bapak tersebut sambil merentangkan kedua tangannya seperti ingin memeluk. Disaat evan menghampiri bapak tersebut bapak itu menghilang.
" pak....... Pak..... Pak..... Pak...... Bapak pergi kemana." kata evan, evan pun terbangun dari tidurnya, tak lama terdengar suara yang memanggilnya.
" tok... Tok.. Tok... kak... Kak... Kak evan... Makan dulu, ayo kita makan bersama kak." kata orang yang mengetuk pintu
" iya sebentar." kata evan, lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi, setelah itu dia pergi ke jendela kamar melihat keluar bahwa sudah gelap, jadi karena nyenyak dia terridur begitu lama.
" kak, ayo kita makan dulu." kata ella yang ternyata yang mengetuk pintu kamar tadi itu ella
" iya ella, terimakasih ya." kata evan, evan dan ella pun pergi ke ruang makan, disana ibu marni sudah menunggu.
" ayo nak makan dulu, ini sudah malam, dan tadi makan siang." kata ibu marni
" iya bu, terimakasih banyak." jawab evan, ibu marni pun mengambil nasi dan lauknya, lalu mengambilkan nasi buat evan dan ella. Evan pun mengambil lauknya lalu makan dengan lahapnya. Dia pun sambil berfikir tentang mimpi yang baru saja, " apakah ini sebuah petunjuk." fikir evan.
" ayo nak tambah lagi makannya." kata ibu marni
" iya kak, pasti kakak lapar tadi habis menghajar perampok itu." kata ella
" kalau boleh tau, nak evan ini berasal dari mana." kata ibu marni
" saya dari kampung C bu, saya dari kecil disana." kata evan
" Kampung C." kata ibu marni merenung
" kalau ibu dari mana." kata evan
" ibu dari kampung S." jawab ibu marni
" kalau dari kampung saya ke kampung S lumayan jauh tapi orang orang kampung S juga suka lewat kampung C kalau sudah sore karena lebih aman dari pada lewat jalur biasanya." kata evan
" betul nak," kata ibu marni
" kenapa ibu sama ella enggak naik kendaraan sendiri aja." kata evan
" tadinya untuk menghindari perampokan, eh malahan naik bus ketemu perampok, untung ada kamu nak." kata ibu marni
" iya kalau enggak ada kak evan, ella enggak tau gimana dibawa perampok." kata ella
" kalau boleh tau ibu ke kampung S mau bertemu keluarga." kata evan
" enggak kak, kita kesana hanya mampir aja, tadinya malahan kita mau ke kampung C," kata ella
" memangnya di kampung C ibu ada saudara. Kalau boleh tau siapa bu mungkin saya kenal." kata evan
" enggak ada saudara disana, tapi ibu sedang mencari seseorang, ceritanya panjang, tapi kebetulan waktu itu...." kata ibu marni terpotong ucapannya dia pun meneteskan air mata. Suasana pun menjadi sunyi. " bu udah jangan menangis, ella jadi sedih, nanti kakak pasti ketemu kok." kata ella
ibu murni pun pamit duluan, dia enggak melanjutkan makannya, evan dan ella pun menyudahi makannya, ella membawa evan ke halaman belakang disana terdapat kolam dan air terjun serta ada gazebo di dekatnya.
" kak evan, tinggal disini aja ya, jadi kalau ada apa apa ella dan ibu bisa tenang karena ada kakak yang bisa jagain kita." kata ella
" kalau boleh tau ella umurnya berapa tahun." kata evan
" aku 15 tahun kak, mungkin kalau kakak aku ada umurnya sama kaya kak evan 17 tahun." kata ella
" memangnya kakak ella kemana gitu," kata evan
" kata ibu waktu kakak lahir rumah ini dirampok orang, ibu disuruh ayah pergi membawa kakak, tapi sampai saat ini kakak belum ketemu dimana, makanya kita selalu cari kakak, dan tadi itu kita mau mencari kakak, katanya waktu itu ibu meyimpan kakak di kampung C, karena mau ke kampung S terlalu jauh dan ibu khawatir akan kondisi ayah jadi ibu kembali kesini." kata ella sedih
" maaf ya membuat kamu sedih. Kalau enggak keberatan kakak bisa jagain kalian kok." kata evan
" kita enggak keberatan kok kak, malahan ella seneng bisa ada teman dan memiliki kakak yang jagoan, jadinya enggak akan khawatir kalau kalau terjadu sesuatu sama ibu dan ella." kata ella.
" kakak bisa jagain ibu dan ella kalau memang diizinkan tinggal disini." kata evan
Disaat sedang duduk di pinggir kolam, tiba tiba genteng gazebo jatuh dan menimpa badan evan. Evan pun meringis kesakitan dan kaos evan pun robek. Kejadian yang tak terduga itu membuat bahu evan terluka.