akibat di jodoh kan Rania memilih patuh walau dalam hatinya belum bisa menerima pernikahan ini,
siapa sangka ada insiden malam pertama yang tanpa sadar di lakukan, dan firman tak menyadari nya, membuat Rania diam dengan sejuta rasa yang tak bisa di jabarkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharian rania
Sesampainya di pesantren Rania menepikan mobilnya bahkan tidak memarkirkan nya dengan benar, dia buru-buru masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya mengucapkan salam,
Walau tidak ada yang menyahut karena umi dan abah nya Tengah berada di belakang,
Rania segera masuk ke kamarnya, dan menghempaskan tubuhnya yang terasa begitu lemas.
Tiba-tiba tubuhnya menggigil,
Rania segera meraih selimut untuk menutupi seluruh tubuh nya,dan meringkuk di atas tempat tidur, dengan bibir yang bergetar karna tiba tiba saja tubuh nya jadi menggigil padahal cuaca di luar cukup hangat.
Rania, janda muda yang ditinggalkan oleh suaminya, Ustadz Firman,
harus menghadapi hidup dengan keadaan sakit yang menghimpit. Meski hatinya hancur dan tubuhnya terluka, Rania tetap berusaha tegar menjalani hari demi hari. Sebagai janda seorang ustadz firman, ia sadar bahwa banyak orang mengharap kan dirinya kuat.
Namun, tak bisa Rania lupakan begitu saja kejadian malam yang pahit itu, saat ia merasakan kebahagiaan sebagai seorang istri untuk pertama kalinya, Namun!, kebahagiaan itu hanya berlangsung sekejap,
karna Keesokan harinya, Rania sangat terpukul saat mendengar kata talak yang dilontarkan oleh Ustadz Firman.
Rania tak sanggup berkata apa-apa, hanya air mata yang jatuh membasahi wajahnya yang pucat.
Perasaan bercampur antara kecewa, marah, dan hancur memenuhi hati Rania.
Namun, Rania terus berusaha bangkit dari keterpurukan. Ia tak ingin kehidupan yang terasa pahit ini menghentikan langkahnya. Ia ingin membuktikan kepada Ustadz Firman dan orang-orang di sekitarnya bahwa ia bisa tetap tegar dan menjalani hidup dengan baik, meski dalam keadaan sakit dan sebagai seorang janda.
Setiap hari, Rania berusaha menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, baik itu dalam menjalankan ibadah, berbakti kepada orang tua, atau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Rania percaya bahwa suatu hari nanti, ia akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dan mampu melupakan kenangan pahit bersama Ustadz Firman.
Rania akan buktikan kalau dirinya adalah seorang janda muda yang tegar dan mandiri. Setelah ditinggal cerai oleh suaminya,
Rania memutuskan untuk melanjutkan hidup dengan tetap bersemangat dan optimis. Ia melanjutkan pendidikannya di sebuah universitas terkemuka dengan harapan bisa menggapai masa depan yang lebih baik.
Setiap hari, Rania menjalani kegiatan kuliahnya seperti mahasiswa pada umumnya. Ia rajin belajar, mengikuti kegiatan kampus, dan bergaul dengan teman-temannya, terutama sahabatnya yang bernama ayana.
ayana selalu ada untuk mendukung dan menemani Rania dalam suka duka, termasuk saat Rania mengalami masa sulit saat ini.
Rania selalu berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihan yang mendalam akibat perceraian tersebut kepada orang lain, terutama kepada sahabatnya ayana. Rania ingin menjaga perasaannya agar tidak menjadi beban bagi orang yang ia sayangi. Walaupun hatinya terasa hancur, Rania selalu berusaha untuk tersenyum dan melanjutkan hidup.
Suatu hari, saat sedang berbincang dengan ayana, Rania mengungkapkan perasaannya tentang menjadi seorang janda. "Aku tahu, semua orang mungkin berpikir bahwa aku sudah melupakan Firman dan tidak setia padanya. Tapi kenyataannya, hatiku masih sangat hancur dan terluka. Aku hanya tidak ingin menunjukkannya kepada orang lain," ungkap Rania dengan mata berkaca-kaca.
ayana menggenggam tangan Rania dan berkata, "Aku tahu, Rania. Aku tahu betapa kuatnya kamu dan betapa kamu mencoba untuk melanjutkan hidup. Kau tidak perlu merasa bersalah atau khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan. Yang terpenting adalah bagaimana kamu menjalani hidup ini dengan bahagia dan mencapai impianmu."
Rania tersenyum tipis, mengangguk, dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan terus berjuang dan berusaha untuk bahagia, walaupun hatinya masih terluka akibat perceraian. Dalam perjuangannya, Rania tahu bahwa ayana akan selalu ada untuk mendukung dan menemaninya, seolah menjadi pelita yang menerangi kegelapan hati Rania
Setelah ditinggal cerai oleh Firman, mantan suaminya, ia tetap menjalani hidup dengan penuh semangat. Namun, di balik kekuatan yang ditunjukkannya, Rania selalu merindukan kehadiran Firman dalam hidupnya. Ia selalu berharap bahwa suatu saat nanti, takdir akan mempertemukan mereka kembali.
Meskipun Rania tidak yakin apakah Firman akan kembali mencintainya seperti dulu, tetapi kenangan indah yang pernah mereka jalani bersama membuat Rania sulit melupakan sosok Firman.
Sejak perpisahan mereka, Rania selalu mengenang masa-masa indah yang pernah ia jalani bersama Firman. Dalam hati, ia selalu mengagung-agungkan rasa cinta yang pernah diberikan Firman padanya. Meskipun kini mereka sudah tidak bersama, Rania masih merasa terikat pada kenangan indah yang pernah mereka ciptakan bersama.
Setiap malam, sebelum tidur, Rania selalu berdoa agar suatu hari nanti ia bisa bertemu kembali dengan Firman. Ia percaya bahwa cinta sejati tidak akan pernah hilang begitu saja, dan jika memang mereka ditakdirkan bersama, pasti suatu saat nanti takdir akan mempertemukan mereka kembali.
Pagi itu, Rania tampak gelisah. Ia terus mondar-mandir ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya yang membuatnya merasa sangat mual. Dalam keadaan lemas, Rania mencoba mengingat kapan terakhir kali ia mendapatkan tamu bulanannya. Entah mengapa, ia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
Saat itulah Rania teringat bahwa sejak malam pertama bersama mantan suaminya, Ustad Firman, tamu bulanannya tidak pernah datang. Kekhawatiran mulai muncul di benaknya, apakah ia sedang mengandung buah cinta mereka? Rania merasa sangat ketakutan jika hal itu benar terjadi, mengingat keadaannya saat ini.
Sebagai seorang wanita yang baru saja bercerai secara resmi dari Ustad Firman, kehamilan ini akan menjadi masalah besar bagi dirinya. Bagaimana ia akan menjelaskan situasi ini kepada keluarga dan teman-temannya? Apakah mereka akan menerima keadaannya dan siap membantu merawat bayi yang ada dalam kandungannya?
Rania pun semakin resah, berbagai pertanyaan dan kekhawatiran terus menghantui pikirannya. Meski begitu, ia berusaha untuk tetap tenang dan menghadapi kenyataan yang ada. Kini, ia harus mencari kepastian tentang kehamilannya dan mencari jalan keluar terbaik untuk menghadapi situasi ini.
Rania merasa cemas saat menyadari kondisi tubuhnya yang sedang tidak baik-baik saja. Perasaan khawatir dan penasaran membuatnya memutuskan untuk pergi ke apotek terdekat guna membeli tespek. Rania ingin memastikan apakah dirinya hamil atau tidak, karena jika benar, itu akan menjadi masalah tersendiri nantinya bagi dirinya dan keluarga.
Saat ini, Rania sudah bercerai dengan Firman, dan tidak mungkin ia akan meminta pertanggungjawaban kembali kepada mantan suaminya yang juga seorang ustad. Rania tahu bahwa masa lalu mereka sudah berakhir, dan ia harus menghadapi konsekuensi apapun yang akan datang sendirian.
Dalam hati, Rania berharap bahwa hasil tespek nanti akan negatif, karena ia tidak ingin menambah beban keluarga dan dirinya sendiri. Namun, di sisi lain, ia juga merasa penasaran akan nasib yang akan dihadapinya jika ternyata benar dirinya mengandung anak dari ustad Firman. Rania pun berdoa kepada Tuhan agar diberikan ketabahan dan kebijaksanaan dalam menghadapi segala kemungkinan yang ada.