The Wicery Town Story

Alvin yang duduk serius menghadapku dengan api unggun kemudian bercerita.

*************** 3 Tahun yang lalu

Di sebuah tempat, di kota Golgaria. Berdirilah sebuah bangunan yang merupakan markas utama dari Scouting Squad Division. Sebuah bangunan yang berbentuk seperti penginapan, dengan puluhan kamar yang disediakan untuk para anggota SSD, serta dilengkapi dengan tempat latihan—yang digunakan untuk mengetes kemampuan para kandidat-kandidat anggota SSD.

Diantara banyaknya anggota, ini adalah Lucky Anzfer—atau sering dipanggil dengan Kai. Seorang pemuda dengan semangat dan ambisi untuk menjadi seorang pemimpin. Dengan penampilan yang masih lugu disertai dengan rambutnya yang selalu rapi.

Pada saat latihan, instruktur mereka yang berada di atas panggung, kemudian berteriak memanggil semua calon anggota SSD untuk mengumumkan sesuatu.

“PERHATIAN SEMUANYA!!”

“Siap! Instruktur!!” Teriak dari semua anak pelatihan disana.

Dia adalah Instruktur Carlsen, seorang mantan Kapten Divisi di SSD. Dia juga merupakan salah satu legenda pada SSD. Tapi semenjak dia pensiun dari Divisinya, dia lebih memilih untuk menjadi instruktur—guna untuk mendidik para calon pendaftar SSD.

“Dengar!! Kita memiliki seorang peserta sebagai lulusan terbaik tahun ini,’ ucap Instruktur Carlsen pada seluruh peserta yang ada disana.

Lalu, instruktur Carlsen menunjuk seorang anak dan kemudian menyuruhnya naik ke atas panggung untuk memperkenalkan dirinya.

“Kamu! Naik ke sini nak!” Ucapnya sambil menunjuk anak itu.

“Wah. Beruntung banget tuh, semangat ya!” Ucap temannya yang berada disamping.

“Iya tuh. Semoga beruntung ya!” Ucap anak yang berada di belakangnya sambil menepuk punggungnya.

Terlihat semua pandangan kemudian terpusat pada satu anak itu. Terdengar juga beberapa peserta lain juga berbicara tentang anak itu. Tak lama dari itu, dia akhirnya maju dan naik ke atas panggung.

“Ini adalah anak lulusan terbaik tahun ini. Dengan hampir semua nilai A+, menjadikannya lulusan terbaik,”

“Mulai dari latihan fisik dan kognitif. Dia adalah Lucky Anzfer.” ucap Instruktur Carlsen, sambil memperkenalkan Kai.

Semua orang yang ada disana kemudian memberikan tepuk tangannya pada Kai. Kai, melihat itu sangat senang dengan pencapaiannya. Lalu, Instruktur Carlsen menoleh ke arah Kai lalu berbicara.

“Selamat atas pencapaianmu Lucky!”

“Uhm. Terima kasih pak! Tapi… anda bisa memanggil saya dengan Kai saja, pak,” jawab Kai, sambil menganggukan kepalanya pada Instruktur Carlsen.

Setelah pengumuman kelulusan itu, Kai lalu disuruh untuk membuat kartu tanda anggota SSD. Dia lalu pergi ke gedung SSD, lalu mengajukan permintaan untuk membuat kartu.

Kai, kemudian pulang ke rumah, dan akhirnya beristirahat setelah hari yang melelahkan.

Fact 015: Ras Galdia yang selama hidupnya tidak pernah sama sekali memiliki kontak pada cahaya matahari, cenderung memiliki kebiasaan yaitu “lupa waktu”. Yang dimana jadwal tidur mereka tidak tentu sama sekali, dikarenakan kulit dan mata mereka yang sensitif, mereka sangat sulit untuk bersentuhan langsung dengan sinar matahari.

***************

Keesokan harinya. Setelah kelulusannya, Kai datang ke markas utama dari SSD. Dia kemudian langsung diperbolehkan untuk bergabung ke sebuah Divisi dan mengikuti misi dengan pasukan lainnya. Ketika dia sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam loker, terdengar suara seseorang dari balik lokernya.

“Hey! Selamat ya, atas kelulusanmu”

Bingung, Kai kemudian mencari sumber suara itu. Dan ketika dia menutup pintu lokernya, terlihat seorang pemuda dengan jaket berwarna hitam dan rambut yang dikuncir bagian bawah.

“Ternyata kamu Volt?” Ucap Kai.

Itu adalah teman dekat dari Kai, yaitu Volt. Dengan nama lengkap, yaitu Voltez Brion. Dia adalah pengguna kekuatan elemental petir, sesuai dengan namanya.

“Ada apa? Kamu terlihat tidak senang begitu, apa kau tidak senang temanmu mengunjungimu juga?” Tanya Volt pada Kai dengan wajah yang santai.

“Nggak… bukan itu sih. Jelas, aku senang dikunjungi olehmu. Omong-omong ada apa kamu mengunjungiku?” Tanya Kai pada Volt, sambil memiringkan kepalanya.

“Tidak ada kok. Aku hanya ingin memberikan ucapan selamat padamu.”

Volt lalu berbalik dan kemudian melambaikan tangannya ke Kai, sambil berkata.

“Dan oh iya! Semoga beruntung ya untuk misimu kedepannya”

Kai terlihat sangat senang dengan itu. Semuanya tampak berjalan seperti apa yang dia inginkan. Kai sendiri, merupakan seseorang yang sangat ceria dan terang pada masanya.

Setelah memasukkan barang-barang di loker miliknya, Kai kemudian mengambil kartu tanda anggota resmi SSD. Kai kemudian tanpa basa-basi lagi, dia mencari Divisi yang ia bisa bergabung.

Beruntung, karena bakat dan kemampuan yang ia miliki, Kai bisa diterima di pasukan Divisi kedua. Dengan meminta izin langsung pada ketuanya, yang bernama Tenzei.

Tenzei sendiri merupakan seorang penyerang jarak dekat dengan tugas sebagai “Frontline Attacker”. Dengan proporsi tubuh yang ideal, dan perlengkapan serta seragam khas SSD. Memiliki rambut berwarna hitam dan perlawakan yang santai.

Namun, Kai masih belum menyadari ancaman yang sangat besar yang akan dia hadapi dalam hidupnya. Dua hari setelah bergabungnya Kai dalam Divisi kedua. Kai dan teman-temannya yang berada di Divisi kedua, sedang bersantai di ruang khusus Divisi kedua.

Pintu ruangan kemudian terbuka dan terlihat, Tenzei dengan selembaran kertas memasuki ruangan sambil berkata.

“Hei semuanya! Kita memiliki misi lagi!”

“Misi? Aku penasaran misi yang akan kita terima”

Tanya seorang wanita muda dengan rambut yang pirang dan seragam SSD pada Tenzei yang sedang memegang kertas itu.

“Ini adalah misi investigasi, lebih tepatnya investi…”

“Investigasi lagi? Kami udah bosan sama misi investigasi. Kasih misi lain kek?”

Jawab dari seorang pria dengan rambut yang berwarna hitam yang menggunakan jaket berwarna hitam.

“Tenang dulu, ini sedikit lebih menantang. Kita akan menginvestigasi ‘Pure White Cavern’!” Ucap Tenzei dengan semangat.

“Pure White Cavern katamu?!! Wah!! Asik nih kalau begitu” jawab pria tadi, pada Tenzei.

Seorang pria dengan rambut yang dikuncir belakang dengan menggunakan seragam SSD, kemudian menoleh ke arah Kai, dan kemudian merangkulnya sambil bertanya.

“Hei anak baru! Kamu mau ikut kami nggak?”

“Ya! Aku ingin membantu kalian juga. Untuk misi pertamaku sebagai anggota Divisi ini, aku ikut!” Jawab Kai dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya.

“Sudahlah Vio. Maaf Kai, tapi kamu sebagai anggota baru. Kami tidak bisa mengizinkanmu ikut,” jawab Tenzei pada Kai.

“Tapi… Kapten! Saya akan melakukan apa saja yang anda suruh asalkan saya ikut membantu juga! Hanya membawa barang-barang berat saja, saya tidak masalah”

Mereka kemudian saling berunding dan akhirnya, Kai bernegosiasi dan mengingatkan Tenzei tentang bakatnya dan bagaimana dia menjadi lulusan terbaik pada tahun itu.

Tenzei, yang nampaknya sudah muak. Akhirnya memilih untuk mengiyakan permintaan Kai, dan mengizinkannya ikut meski ia tahu misi ini sangatlah berbahaya.

Mendengar persetujuan dari Kaptennya, Tenzei. Kai kemudian dengan senang akhirnya ikut menjalankan misi bersama mereka.