NovelToon NovelToon
Langit Nada Cinta

Langit Nada Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Bad Boy
Popularitas:107.9k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Jangan pernah sesumbar apapun jika akhirnya akan menelan ludah sendiri. Dia yang kau benci mati-matian akhirnya harus kau perjuangkan hingga darah penghabisan.

Dan jangan pernah meremehkan seseorang jika akhirnya dia yang akan mengisi harimu di setiap waktu.

Seperti Langit.. dia pasti akan memberikan warna mengikuti Masa dan seperti Nada.. dia akan berdenting mengikuti kata hati.
.
.
Mengandung KONFLIK, di mohon SKIP jika tidak sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Tragedi bukit terjaga.

Kilas senyum tersungging tipis di wajah Bang Ratanca dan Bang Langkit. Terbersit rasa yang berbeda di dalam hati mereka berdua.

Bumbu ikan amburadul tetap terasa nikmat pada lidah mereka berdua sedangkan Bang Dalu lebih memilih menikmati tempe buatan Bibi daripada harus merasakan kram perut setelah mengkonsumsi makanan dari kedua gadis tersebut.

"Kau yakin mau menghabiskan ikan itu??? Bibi buat banyak tempe penyet untuk kalian, jadi kalian tidak pernah berkorban untuk menghabiskan ikan bumbu celaka itu." Kata Bang Dalu.

"Aman, rasanya enak." Jawab Bang Langkit.

Bang Ratanca yang jauh lebih tenang kembali tersenyum. "Aku menghargai usaha adikmu. Kita tidak akan mati menghabiskan ikan ini, yaaaa.. paling hanya mulas sebentar." Bang Ratanca pun kembali melirik ke dalam rumah.

Dari sudut pandang nya. Terlihat dua orang gadis berlarian di dalam kamar, mereka sedang perang bantal hingga melompat memantul dan saling menyerang.

\=\=\=

Senin pagi cerah ceria. Para anggota kembali melaksanakan kegiatan menembak. Kecakapan dan skill prajurit harus terus di asah.

Kembali pagi ini Pak Navec memantau langsung kecakapan para prajuritnya padahal Danyon pun tidak sempat memantau kegiatan tersebut.

Namun saat tembakan meletus dari senapan laras panjang milik Letnan Ratanca, peluru tersebut menembus dada seorang gadis.

dooorr..

"Dinaaaaarr..!!" Pekik Nada ketakutan. "Aaaaaaaaaa..!!!!!!!"

"Suara opo iku Nyu??" Bang Ratanca panik dan berlari ke arah papan target.

"Ayo di cek, Reng..!!!" Ajak Bang Langkit.

Bang Ratanca dan Bang Langkit berlari menghampiri sumber suara. Pak Navec yang mendengarnya sampai ikut berlari karena merasa mengenal suara jeritan tersebut.

"Allah Ya Rabb..!!!" Bang Ratanca panik bukan main melihat Dinar pingsan di sekitar bukit lapangan tembak. Lokasi yang seharusnya di strerilkan karena memang menjadi lokasi yang berbahaya saat ada kegiatan.

"Astaghfirullah.. Nadaaa..!!" Bang Langkit tak kalah panik melihat Nada tak sadarkan diri di balik batu besar. Pelipisnya pun mengucur darah segar.

"Yaaa Tuhaaaan. Dinaaar.. Nadaaaa..!!!" Jerit Pak Navec, sebagai seorang ayah, beliau sungguh syok. "Tolong bantu bawa putri saya ke rumah sakit."

...

Raut wajah Bang Ratanca terlihat sungguh gelisah. Ia sejenak memejamkan matanya dan bersandar menunggu proses tindakan untuk Dinar.

Tak lama Pak Navec tiba bersama Bu Dindra yang sudah menangis panik.

"Bapak, ibu.. sungguh saya mohon maaf atas kejadian ini. Setelah ini saya akan bertanggung jawab atas kecerobohan saya..!!" Kata Bang Ratanca.

"Masa belum bisa di sadarkan juga?????" Protes Bang Langkit akhirnya membuat perhatian seisi lorong UGD tertuju pada Bang Langkit.

"Ranca.. Langkit.. kalian bisa tenang sedikit atau tidak??????? Saya sudah pusing, jangan di buat semakin pusing..!!" Tegur Pak Navec.

Kedua perwira muda itu duduk dengan lemas. Perasaan mereka campur aduk tak karuan.

Pintu ruang tindakan terbuka. Bang Dalu dan Bang Ratanca segera menghampiri dokter Jaka, dokter senior di rumah sakit tentara tersebut.

"Begini.. saya harus katakan, keadaan Dinar........!!!!"

"Ya Allah, jangaaan.............."

bblllgghh...

"Rancaaaaaa...." Pekik Bang Dalu.

Seisi lorong panik melihat Danton segagah dan sekekar Letnan Ratanca bisa terhuyung tumbang.

"Hanya syok saja." Ucap Dokter Jaka melanjutkan penjelasan nya yang sempat terputus.

"Bagaimana si Ranca ini." Gerutu Pak Navec.

Bang Langkit ikut duduk lemas memikirkan segala kejadian yang membuatnya ikut jantungan.

...

Beberapa orang team medis dan Bang Dalu mengipasi Bang Ratanca agar segera tersadar.

"Di_naaarr..!!" Setelah beberapa waktu Letnan sangar itu tak sadarkan diri, akhirnya kini dirinya bisa membuka matanya.

Pak Navec berkacak pinggang menatapnya dengan pandangan kesal.

"Kalau sudah begini.. kau mau apa, Danton??????" Tegur Pak Navec, seketika Bang Ratanca tersadar sepenuhnya, ia pun berdiri dengan sikap sempurna dan menegakkan punggungnya di hadapan Pak Navec.

"Siap.. salah, komandan." Jawab Bang Ratanca.

"Kedua putri saya... baik-baik saja."

Seketika Bang Ratanca lemas dan bersujud dalam tangisnya. "Alhamdulillah, Alhamdulillah Ya Allah." Gumamnya.

Kali ini denyut jantung Pak Navec berdesir, ia menyentuh punggung Bang Ratanca. "Kamu mau bertemu dengan Dinar??"

Bang Ratanca mendongak menatap kedua bola mata komandannya. "Siap.. jika komandan mengijinkan..!!"

:

Dinar dan Nada menekuk wajahnya, wajah keduanya sembab sebab ayah mereka baru memarahi keduanya habis-habisan. Bahkan Mama Dindra tidak bisa membujuk kedua putrinya yang sedang ngambek dan terlihat seperti kaca bagi dirinya.

Cckkllkk...

"Masih ngambek, Ma?" Tanya Pak Navec pada istri kesayangannya.

"Masih, yah." Mama Dindra memonyongkan bibirnya menunjuk ke arah kedua putrinya yang sedang mengunyah makanan.

Ayah hanya bisa mengusap dadanya dan membuang nafas panjang melihat tingkah kedua putrinya.

"Apa perlu ayah tegaskan sekali lagi bahwa kejadian hari ini adalah sepenuhnya kesalahan kalian sendiri. Kalian diam-diam melewati penjagaan di sekitar lapangan tembak, mengendap seperti maling lalu Dinar tertembak peluru Letnan Ratanca. Untung saja latihan kali ini pakai peluru hampa, coba kalau peluru asli. Kau bisa mati..!!!!" Bentak Ayah.

"Om Ranca saja yang tidak hati-hati. Masa Dinar segede ini tidak kelihatan????" Jawab Dinar.

"Iya, Nada jadi ikut panik sampai kepala terhantam batu." Nada ikut memprotes pada ayahnya.

"Jadi kalian bilang, semua ini salah orang di lapangan???" Ayah semakin meninggikan suara nya menghadapi kedua putrinya.

"Iya." Jawab Nada dan Dinar bersamaan.

"Rancaaaa..!!!!!" Panggil Ayah.

"Siap..!!!"

"Tembak mereka berdua pakai peluru mu..!!!!" Perintah Ayah sudah habis kesabaran.

"Si_ap. Peluru yang mana, Dan??" Tanya Bang Ratanca bingung sebab sejak tadi dirinya memang kehilangan fokus memikirkan Dinar yang sempat tertembak karena dirinya.

"Ya Allah, kepala saya kesemutan mikir kalian semuaaaa..!!!" Teriak geram Ayah mengisi seluruh ruang kamar rawat Dinar dan Nada.

Bang Langkit hanya terdiam di sudut ruangan. Matanya sempat sembab memperhatikan salah satu dari kedua gadis putri komandannya yang banyak tingkah.

.

.

.

.

1
Erna Wati
lah jgn sampai si.Slamet nyalahkan ortunya knp ksh nama Slamet
Erna Wati
lah salam si Ranca dah wassalam dluan,aha ha
Novi Jahan
Luar biasa
Cut oka Elfina
.
NauraHaikal
ceritanya selalu bagus sangat suka dg karya2 author
Yayuk Bunda Idza
jadi penasaran kak Nara jarak usia Nada dan Dinar, trus Erlangga anak keberapa?
Yayuk Bunda Idza
ini yang q maksud, walau sudah bisa menyimpulkan, tapi tetap menyesakkan hati saat baca😭😭
Yayuk Bunda Idza
berjuang untuk cinta om Ran
Denis blora
kak Nara ♥️♥️♥️♥️♥️
putri
manteeeep
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Mika Saja
perasaan bang RAN amburadul,,sy jg ikut merasakan amburadul nya,,,,entah bgaimn menata hati yg SDH dikoyak2 sprti ini Krn memng blm siap menghadapi cobaan ini,,,sabar Bang RAN,pasti ada jln nya ya
Setyaningsih
siap membaca semua karya kak Nara
NaraY_Kamanatha: Waaahh.. Alhamdulillah masih ada yang mau komentar. Terima kasih ya kak🥰🙏.

Padahal besok rencana gk up karena bab ini gk ada komennya😁
total 1 replies
Niken Ayu Wulandari
karya Nara tidak pernah gagal dr awal g pernah ketinggalan sukses terus
Denis blora
😭😭😭 Dinar
Maysuri
jngan siksa dr q unk mengeluarkan air mata lg thor.....sedih banget 😭😭😭
Sri Wahyuni Abuzar
tisuuuuu...tolooong tisuuuu aqu habis sudah tak bersisa...tapi air mata ku masih ngalir deres ini 😭😭😭😭😭😭😭
putri
🥲🥲🥲🥲🥲
Nining Dwi Astuti
😭😭😭😭
Mika Saja
mba Nara nyesek bener ya....... ternyta begini ceritanya mengapa bang RAN jd berubah sprti bitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!