Tiga tahun menjalin hubungan pernikahan, Gempita mengetahui kalau suaminya telah berselingkuh dengan wanita yang lebih muda.
Dalam situasi seperti ini, ia menghadapi kebingungan. Satu alasan yang tidak bisa diungkap. Apakah bercerai atau mendiamkan perbuatan Melvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cal Nekat
Melvin mengecup punggung belakang Gempi yang polos. Ia tersenyum, dan rasanya seperti mengulang masa bahagia di awal pernikahan.
Ini yang Melvin inginkan. Di mana Gempi tidak hanya pasrah saat ditiduri, tetapi memberikan perlawanan juga. Gempi yang disayang telah kembali, dan berharap moment ini akan terus berlanjut.
"Kelihatan lengan ini udah mulai berisi." Melvin memijit lengan istrinya itu.
Gempi yang memejamkam mata, langsung terbangun. Ia memang belum tidur. "Apa aku gendut?"
"Tidak, Sayang. Begini lebih baik. Kamu banyak makan di sini?"
"Aku enggak peduli lagi soal bentuk tubuhku. Aku menikmati setiap makanan enak."
"Jangan begitu, dong. Aku suka tubuhmu waktu pertama kita ketemu." Melvin membuat Gempi beralih padanya. "Kamu itu cantik, Sayang."
"Enggak secantik Nindi yang keturunan Timur Tengah."
"Saat kita berdua, jangan sebut dia. Aku enggak mau bertengkar. Sudah lama aku menginginkan moment ini. Terima kasih, Sayang." Melvin mengecup kening, hidung, lalu bibir Gempi. "Kita lakukan lagi, ya? Aku masih kangen sama kamu."
Gempita mengangguk, lalu memeluk Melvin. Sekali lagi melakukan hubungan mesra yang Melvin rindukan dari istrinya.
Apa dengan begini, Melvin bakal berpaling dari Nindi? Gempita akan berusaha merebut suaminya dengan memberi servis terbaik, tapi apa Melvin bisa menceraikan Nindi? Mengharapkan Cal rasanya tidak mungkin.
Gempi merasa ia dan Cal bagai bumi dan langit. Dulu mungkin saja. Tapi sekarang, Cal bukan pria biasa. Dia seorang superstar. Pergaulannya jelas berbeda dan kariernya berada di Amerika.
"Sayang ...." Melvin terengah-engah dengan terus menggerakkan tubuh.
Gempi memeluk suaminya, melingkarkan kedua kaki di pinggang Melvin, lalu mengecup bibir. Dalam keadaan begini, malah terlintas wajah Cal. Ya, pria itu sangat menggebu-gebu ketika menidurinya.
Melvin terengah, ia lekas bergeser ke samping dengan napas yang memburu. Rasanya puas dan baru kali ini bermain bersama Gempi begitu menyenangkan.
Gempi langsung turun dari tempat tidur guna membersihkan diri. Melvin hanya melihatnya, menarik selimut sampai batas perut karena terlalu lelah.
Saat kembali dari kamar mandi, Melvin sudah tertidur. Biar saja, Gempi pun lelah. Ia telah melayani suaminya dengan baik dan berharap Melvin mau diajak pulang ke Indonesia.
Cal telah kembali pulang ke Amerika. Rasanya tidak ada lagi semangat untuk melanjutkan liburan kali ini.
Mereka akan kembali ke Milan lagi, mengambil semua barang yang tertinggal di hotel sana, lalu Roma. Setelah itu, barulah terbang ke Indonesia.
Perjalanan yang melelahkan sebenarnya. Namun, tanah air begitu dirindukan. Setelah pulang nanti, Gempi yakin jika ada banyak pekerjaan yang dibebankan padanya.
Akhirnya, Melvin setuju untuk pulang. Keduanya kembali ke Milan di pagi hari, lalu bergegas ke Roma dan malamnya melakukan penerbangan ke Indonesia.
"Besok malam, kita bakal tiba di tanah air." Melvin mengecup puncak kepala istrinya itu.
Gempi cuma mengangguk, ia memejamkan mata. Terlalu malas untuk berbincang bersama Melvin saat ini.
Setelah menjalani penerbangan transit, akhirnya Melvin dan Gempita tiba di bandara internasional tanah air.
"Kamu tunggu di sini, aku ambil mobil." Melvin sengaja menitipkan mobilnya di bandara.
Tidak lama kemudian, Melvin tiba dengan mobilnya. Gempi lihat tas mahal untuk Nindi yang sengaja di simpan pada bagian kursi belakang.
Kendaraan roda empat tersebut berlalu setelah penumpangnya masuk. Dalam perjalanan, Melvin mendapat telepon dari istri kedua.
"Ya, Sayang."
Gempita langsung menoleh pada saat Melvin menyebut Nindi dengan panggilan itu. Rupanya panggilan tersebut tidak lagi istimewa. Ya, untuk apa berharap banyak pada pria yang telah memiliki dambaan hati lain.
"Oke, aku langsung kesana, ya. Kamu tunggu aku. Enggak lama. Aku antar Gempi, habis itu pulang."
Telepon langsung diputus. Fokus Melvin langsung ke jalan dan mobil melaju dengan kecepatan maksimal.
Tiba di kediaman, Gempi langsung turun. Ia juga menurunkan barang bawaannya tanpa sepatah kata pun.
"Taruh saja di sini." Gempi berucap seraya mengambil kunci dari dalam tasnya.
"Aku bantu bawa ke dalam."
Gempi membuka pintu, ia mengambil paksa koper-koper itu dari tangan Melvin, lalu membawanya masuk rumah.
"Sayang, aku harus ...."
Sebelum Melvin masuk, pintu ditutup rapat, dan dikunci oleh Gempita.
"Gempita!" teriak Melvin. Ia berdecak, lalu menyugar rambutnya ke belakang. "Sudahlah."
Melvin kembali masuk mobil, berlalu dari kediamannya sendiri. Sementara Gempi tengah duduk di sofa tanpa memedulikan telepon yang berdering. Ia lelah, sangat.
Bagaimana bisa ia tidur di sofa? Ini sudah pagi, Gempi meregangkan tubuhnya, menatap sekeliling dan ia sadar mulai saat ini akan tinggal sendirian. Ini seperti kembali pada masa gadis.
Gempi mengambil ponsel, menghubungi sahabatnya Sifa. "Halo, Sifa. Aku ingin rombak interior rumah."
"Kamu sudah pulang?"
"Tadi malam. Tolong bawa kenalanmu."
Di lain sisi, Cal tengah membuat heboh rekan serta managernya. Keinginannya hanya satu, yaitu keluar dari grup band yang membesarkan namanya.
"Apa kamu sudah gila?" kata James.
"Anggap saja begitu."
"Kamu tahu berapa kontrak yang baru saja kita tanda tangani? Apa kamu pikir, aku bisa memutus hubungan kontrak begitu saja? Kamu harusnya berpikir tentang teman-temanmu juga. Kita bisa merugi secara besar!" Judy jelas marah.
"Aku akan jalani semua kontrak yang ada. Setelah itu, aku mau keluar dari Walker High. Aku ingin tinggal di Indonesia," ucap Cal.
"Aku tahu. Pasti karena wanita itu, kan? Dia sudah bersuami, Cal."
"Kamu jangan ikut campur urusanku, James." Cal tampak kesal. "Meski aku keluar dari band ini, aku masih bisa menjadi pengusaha."
"Aku tahu kamu berasal dari keluarga berada. Tapi, jangan pikirkan keadaanmu saja. Vokalis itu bagian utama dari band. Suaramu sudah melekat di telinga penikmat musik. Kamu membuat kami vakum dengan keputusanmu yang tiba-tiba ini." James sampai tidak habis pikir akan keinginan Cal. Pria ini berubah setelah pulang liburan.
"Begini saja. Cal, aku beri kamu waktu. Kita bisa manggung satu bulan atau dua bulan sekali, asal kamu tidak keluar. Atau beri kami waktu sampai mendapat penggantimu." Judy memberikan satu solusi.
"Baiklah, aku minta managerku untuk mengatur jadwal lagi. Aku hanya perlu lebih sering pulang ke Indonesia." Cal beranjak dari duduknya, meninggalkan rekan serta manager dalam keadaan bingung.
"Dia jatuh cinta rupanya." Judy memijat keningnya yang tiba-tiba pusing.
"Aku sudah curiga. Cal membuat lagu-lagunya pasti terinspirasi dari wanita itu." James ikut menyahut.
"Untuk saat ini, kita harus tenang. Jika kita marah, maka dia bisa bertindak gila. Untungnya dia masih mau dibujuk."
Cal sudah bertekad. Ia tidak bisa jauh lagi dari Gempi. Pengorbanannya adalah karier. Ia tidak peduli soal itu. Yang terpenting bisa berdekatan dengan Gempita.