Winarsih, seorang gadis asal Jambi yang memiliki impian untuk bekerja di ibukota agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk ibunya yang buruh tani dan adiknya yang down syndrome.
Bersama Utomo kekasihnya, Winarsih menginjak Jakarta yang pelik dengan segala kehidupan manusianya.
Kemudian satu peristiwa nahas membuat Winarsih harus mengandung calon bayi Dean, anak majikannya.
Apakah Winarsih menerima tawaran Utomo untuk mengambil tanggungjawab menikahinya?
Akankah Dean, anak majikannya yang narsis itu bertanggung jawab?
***
"Semua ini sudah menjadi jalanmu Win. Jaga Anakmu lebih baik dari Ibu menjaga Kamu. Setelah menjadi istri, ikuti apa kata Suamimu. Percayai Suamimu dengan sepenuh hati agar hatimu tenang. Rawat keluargamu dengan cinta. Karena cintamu itu yang bakal menguatkan keluargamu. Ibu percaya, Cintanya Winarsih akan bisa melelehkan gunung es sekalipun,"
Sepotong nasehat Bu Sumi sesaat sebelum Winarsih menikah.
update SETIAP HARI
IG @juskelapa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juskelapa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Where Are You?
Dari Penulis :
Dengerin lagu Breath - Sam Kim, untuk scene Dean yang berjalan mengikuti Winarsih.
*******
Hampir seminggu lebih ini Dean sibuk di kantor mengurusi kliennya yang merupakan satu perusahaan asing besar bertempat di Indonesia. Perusahaan itu memiliki perselisihan antara investor asing dan lembaga keuangan yang bersinggungan dengan peraturan di Indonesia.
Klien kantor advokasi Dean umumnya adalah perusahaan multi-nasional skala besar dan berbagai lembaga keuangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kantor advokasi Dean fokus mengurusi klien dengan transaksi dalam jumlah terbesar di Indonesia seperti privatisasi, merger, akuisisi, restrukturisasi perusahaan dan utang-piutang perusahaan.
Kantor Advokasi bernama The Danawira's Law Firm itu juga memberikan jasa kosultasi dalam bidang energi dan sumber daya alam, serta memberikan nasihat hukum dalam sektor perminyakan, gas dan pertambangan.
Awal Dean mendirikan kantor, Pak Hartono yang ingin anaknya fokus terhadap usaha tambang miliknya di Kalimantan, menentang habis-habisan karir yang dipilih putranya itu.
Tapi saat melihat kemajuan The Danawira's Law Firm begitu pesat beberapa tahun terakhir ini, akhirnya Pak Hartono mengakui kemampuan anaknya itu dan berhenti menuntut Dean mengurusi perusahaan miliknya.
Di saat awal bulan seperti ini biasanya Dean sangat sibuk dengan kasus-kasus baru klien. Beberapa kali Disty mengajaknya pergi keluar untuk sekedar makan siang, tapi Dean yang merasa belum siap untuk bertemu dengan wanita yang beberapa waktu lalu mengancamnya itu masih menolak.
Hingga ketika Dean hendak bersiap-siap keluar dari kantor, tiba-tiba Disty muncul di depan pintu ruangannya.
Ryan, sekretarisnya yang sedang tidak berada di meja, tak bisa mencegah wanita itu untuk masuk.
"Kamu ngindarin aku ya? Kamu tuh udah ngelamar aku Dean!" semprot Disty yang begitu datang langsung memasang tampang angker.
"Engga, engga. Kamu kenapa sih sayang? Aku bener-bener sibuk di kantor. Ini awal bulan, masa kamu ga ngerti?" Dean memasukkan beberapa map ke dalam laci meja kerjanya.
"Jadi kenapa semua pesan aku cuma dibaca aja? Kamu nggak punya jari apa untuk ngetik balesan? Tiap di telepon kamu selalu sibuk. Kalau enggak didatengi ke sini kamu juga nggak bakal ngunjungin aku!" Disty menghentakkan kakinya ke lantai. Kedua tangan wanita itu telah menyilang di depan dadanya.
Beberapa kali melihat Winarsih memakai pakaian yang sangat sederhana tapi mampu memancarkan kecantikan yang begitu mempesonanya, membuat Dean melihat cara berpakaian Disty sangat berlebihan malam hari itu.
Padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul 8 malam, tapi Disty datang dengan pakaian seperti hendak akan pergi ke sebuah acara resepsi pernikahan.
Dari ujung kaki hingga ujung kepala semua yang dipakai wanita itu tampak berkilau.
"Aku sibuk. Harusnya kamu ngertiin, kalo semua yang aku lakuin ini untuk kita Dis. Ini udah malem, aku nggak mau ribut. Sekarang aku akan anter kamu pulang. Akhir minggu nanti, aku akan dateng ke tempat kamu." Dean kemudian berjalan melewati mejanya menuju ke arah Disty dan memeluk wanita itu untuk mengajaknya pulang.
"Tapi aku mau malam ini kamu bermalam di tempat aku. Besok 'kan bisa kerja dari sana. Baju-baju kamu juga ada di tempat aku." Disty menyandarkan kepalanya ke dada Dean.
Wanita itu sangat merindukan kekasihnya, sudah satu minggu lebih dia dan Dean tidak bertemu.
"Malam ini aku nggak bisa, papa ada di rumah. Besok pagi kami pasti sarapan bareng. Dan kamu juga tau kalo aku adalah satu-satunya anak orang tuaku yang masih tinggal di rumah. Mustahil kalau papa ada di rumah nggak nyari aku meski kami sedang ribut," ucap Dean sambil mengusap-usap lengan kanan kekasihnya itu.
Saking sibuknya Dean minggu ini, pikirannya belum kembali fokus mencari video yang digunakan Disty untuk mengancamnya.
Hari ini pun Dean benar-benar lelah, dia hanya ingin pulang ke rumah. Ada sesuatu hal yang mengganjal di pikirannya sejak percakapan bersama Winarsih beberapa waktu yang lalu.
Entah karena merasa bersalah atas ucapan yang kemudian dinilai Dean terlalu kasar kepada wanita itu, atau entah karena memang dirinya yang memang tidak bisa menjanjikan apa-apa kepada Winarsih yang telah dilukainya.
Dean suntuk, pikirannya kalut, kesal entah pada siapa, dan juga sebenarnya dia sedang rindu.
Iya. Dean rindu pada Winarsih yang sekarang selalu menghindarinya.
Beberapa kali Dean sengaja pulang dari kantor lebih cepat agar bisa makan malam dan bertemu dengan wanita itu, tapi nyatanya dia tak pernah melihat Winarsih berada di ruang makan ataupun di dapur.
Bahkan Dean juga sempat mengendap-endap di sekitar kamar pembantunya itu hingga nyaris dipergoki oleh Mbah yang saat itu ada keperluan dengan Winarsih.
Penerimaan Winarsih yang tegas akan kata-katanya beberapa waktu lalu malah membuat Dean gelisah.
Dia hanya ingin melihat Winarsih meski wanita itu hanya melintas mengantarkan teh bunga untuk papanya. Tapi wanita itu seperti raib. Padahal mereka tinggal di bangunan yang sama.
Setelah berhasil mengantarkan Disty pulang ke apartemen dengan beribu janji dan alasan yang dibuat olehnya, Dean langsung mengarahkan mobilnya untuk kembali ke arah Menteng.
Sepanjang perjalanan Dean melamun sambil berkendara. Beberapa kali mobilnya harus diklakson mobil lain di lampu merah untuk segera maju karena dia tak menyadari lampu yang telah berganti hijau.
Saat hampir tiba di depan gerbang rumahnya, Dean melihat sosok perempuan dengan pakaian yang sudah tak asing lagi.
Winarsih.
Wanita itu terlihat menyetop sebuah bajaj berwarna biru yang melintas.
Penasaran dengan tujuan pembantunya itu di malam hari, Dean mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk mengikuti bajaj yang ditumpangi Winarsih.
Dean menyadari tingkah konyolnya yang kini seperti memata-matai seorang pembantu yang notabene bukan siapa-siapa baginya.
Tapi Dean juga tidak bisa mencegah rasa keingintahuannya. Dalam hati Dean berjanji akan segera pulang jika sudah memastikan arah tujuan wanita itu.
Dalam pengintaian itu, setidaknya Dean lega karena melihat Winarsih pergi hanya menggunakan sebuah tote bag berukuran sedang.
Setidaknya, Winarsih tidak kabur dari rumahnya dengan membawa pakaian.
Beberapa menit berjalan yang terasa sangat lama bagi Dean, dia melihat bajaj yang ditumpangi Winarsih menepi di daerah Kota Tua.
Dean menepikan mobilnya di bahu jalan. Yang tadinya berniat hanya ingin mengetahui tujuan Winarsih kini rasa penasarannya semakin menuntut.
Dean memarkirkan mobilnya terburu-buru, kemudian setengah berlari mengejar wanita itu.
Setelah menjaga jarak amannya berada di belakang Winarsih, Dean melangkah santai di belakang pembantunya.
Malam itu, Dean yang sudah lelah bekerja hampir seharian masih tampak sangat tampan dengan sebuah kemeja biru muda yang lengannya tergulung hingga ke siku.
Sepatu kulit hitam yang bagian tapaknya masih penuh guratan karena jarang terseret aspal terlihat sangat mengkilap.
Penampilan Dean sangat kontras dengan keadaan sekelilingnya yang dipenuhi kios-kios dagangan murah.
Tujuan Winarsih ternyata adalah pasar malam Kota Tua yang banyak menjual pakaian serta asesoris-asesoris murah.
Sesekali langkah Dean ikut berhenti saat Winarsih melihat-lihat sepotong pakaian yang tergantung di salah satu kios. Hatinya miris. Ternyata pembantunya itu berniat berbelanja pakaian di sana.
Ah.... Dean hampir lupa. Ini adalah awal bulan. Winarsih baru saja menerima gaji hingga dia pergi ke sini untuk membelanjakan uangnya.
Saat sesekali Winarsih berhenti memegang sepotong pakaian yang dirasa Dean tak cocok untuknya, pria itu ikut menggeleng di kejauhan, berharap jika Winarsih tak menjatuhkan pilihannya terhadap pakaian itu.
Begitu pula ketika Winarsih menyentuh sebuah pakaian yang dirasa Dean cukup manis untuknya, mata Dean berbinar antusias, berharap kalau pembantunya itu segera membelinya.
Tak terasa Dean mengikuti Winarsih hingga ke sebuah kios yang menjual pakaian dalam murah. Wajah Dean berubah murung. Mengingat pakaian dalam sederhana milik Winarsih yang telah dilucutinya malam itu.
Dean memalingkan wajahnya seolah tak tega melihat wanita itu saat sedang menimbang-nimbang dua buah bra yang terlihat sangat murahan. Seketika Dean mengalihkan pandangannya ke sebuah kios mainan yang ada di depannya.
Karena membutuhkan alasan untuk berada di depan kios itu beberapa saat, akhirnya Dean membeli tiga buah mainan bayi yang dia juga bingung akan ia dikemanakan nantinya.
Setelah melihat Winarsih memegang beberapa bungkusan dan berjalan ke arah dari mana dia datang tadi, Dean juga ikut melangkahkan kakinya menuju jalan raya.
Saat Winarsih celingukan seperti hendak mencari bajai untuk kembali, Dean berjalan mendekatinya.
"Ayo kita pulang sama-sama," ucap Dean yang sudah berdiri di sisi kanan pembantunya.
Winarsih yang manis membulatkan mata menatapnya heran.
Rasanya, sekali lagi Dean ingin menarik wanita itu ke dalam pelukannya.
To Be Continued.....
Please kindly give Winarsih Likes or comments 😘😘
kok malu ya😂😂
apa ada di lapak lain?
Ada Dr Firza juga /Rose//Wilt//Rose//Wilt//Kiss//Kiss//Kiss/
Pinter bener tuh Pakde klo ngeles..Ampe Bude winar manut aj
untuk bisa tau besarnya Arus sungai..
#catat dech