NovelToon NovelToon
DITALAK Karena Mendesah

DITALAK Karena Mendesah

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dian Herliana

Dirga sangat mencintai Maya. Ia tidak ingin bercerai meski Maya menginginkannya. Ia selalu memaklumi Maya yang bertingkah seenaknya sejak Dirga kehilangan pekerjaan dan membuat keluarga mereka terpuruk.
Tapi suara desahan Maya di ponsel saat ia menghubunginya merubah segalanya.
Apa mereka akan tetap bercerai atau -lagi lagi- Dirga memaafkan Maya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Herliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Dirga, ada apa?" Dirga mengibaskan tangannya. Wajahnya berubah - ubah warna. Sebentar pucat, sebentar mengelam. Tikno menjadi khawatir.

Dirga kembali berbicara pada Maya,

"Kenapa nggak Kamu jemput aja mereka?"

"Sudah. Tapi Aku diusir!" teriak Maya. Dirga terdiam sejenak. Sepertinya Ia tidak percaya.

"Siapa yang ngusir Kamu?"

"Ya, Merekalah! Tua bangka yang udah bau tanah!"

"Maya!" Dirga merasa geram. Giginya sampai berbunyi karena ia mengancingkan dan menggertakkan giginya dengan keras.

"Kamu jaga ucapanmu, May! Dasar menantu tidak tahu diri!"

"Kamu yang nggak tahu diri, Ga! Bukan Aku!" Maya tak mau mengalah. Sudah tidak ada bahasa Papa dan Mama lagi.

"Kamu yang nggak berguna jadi suami! Kamu yang nggak berguna jadi Ayah!" Ia tidak peduli kalau setiap kata - katanya menyakiti hati Dirga.

Tikno yang memperhatikan setiap perubahan di wajah Dirga segera merebut ponsel dari tangan Dirga dan memutuskan sambungan.

Tuuut tuuut..

"Dirga! Sialan! Pakai diputus, lagi!" hampir saja Maya membanting ponselnya. Ponsel baru yang dibelikan Gerry.

Ingat Gerry, ia kembali memencet tombol memanggil. Kali ini yang nomor yang dituju adalah nomor Gerry.

Berdering..

Tidak usah menunggu lama,

"Hallo Ayang Embeb?" mesra dan menggoda, yang langsung melunturkan semua amarahnya.

"Gerry, Aku bete." ucapnya merajuk. Sangat berbeda saat ia berbicara dengan Dirga.

"Kamu di mana, Sayang?"

"Di rumah. Jemput Aku, ya. Temani Aku jalan."

"Meluncuur.."

Panggilan terputus. Maya bergegas mengganti pakaiannya dan berdandan. Ia ingin selalu terlihat cantik di mata Gerry.

Gerry meletakkan ponselnya dan bergegas merapikan berkas - berkas yang tadi sedang ia kerjakan. Lalu ia melangkah keluar dari ruangannya.

"Mau kemana, Pak?" tanya Winni, sekertarisnya, menghadang di depannya.

"Mau keluar sebentar. Notulen hari ini di cancel aja." ujarnya serius.

"Tapi, Pak. Meeting sore ini sudah dijadwalkan sejak 2 bulan lalu."

"Saya punya urusan yang lebih penting!" Gerry melotot.

"Jadwal ulang saja!"

"Tapi, Pak. Bagaimana kalau Pak Handoko bertanya?" Handoko itu pimpinan teratas sekaligus mertua Gerry. Sang pemilik perusahaan.

"Bilang aja Saya mau ngurusin Nara!"

"Baik, Pak." Winni mengangguk hormat. Kalau urusan Nara, siapa atau apapun boleh dikesampingkan.

Gerry berjalan dengan gaya elegant dan berwibawa. Wajahnya yang tampan dengan rambut yang berwarna kecoklatan, terlihat mempesona dengan kulitnya yang kuning langsat. Membuat ia digilai banyak wanita. Tapi anehnya, hatinya tersungkur pada wanita beranak 2. Masih bersuami pula.

Bersama Maya ia dapat mengabaikan Nara, wanita yang ia nikahi demi jabatannya sekarang. Wanita yang ia kira dapat dicintainya dengan berjalannya waktu.

"Maya.. Maya.." Ia mendesah saat memasukkan kunci kontak mobil hadiah pernikahan dari Nara, setahun yang lalu.

Sedang Maya sudah selesai mematut dirinya di depan cermin dan merasa puas. Lekuk tubuhnya bisa dikatakan sempurna. Body goals orang bilang. Wajah cantiknya juga begitu memancar. Tak akan ada yang menduga kalau Dia sudah memiliki 2 anak.

Ia menghubungi Gerry lagi.

Berdering..

Maya memang tidak harus menunggu,

"Hallo, Ayang Embeb."

"Kok lama?" Maya mulai merajuk.

"Aku langsung meluncur kok, begitu Kamu calling, Babe."

"Tapi kok lama? Udah hampir 1 jam, nih!"

"Masa, sih?" cinta membuat Gerry jadi tidak menggunakan otaknya. Yang penting Maya senang. Yang lain urusan belakangan.

"Kalau masih lama mendingan nggak jadi, deh!"

"E - eeh! Jangan gitu dong, Sayaang..! Lagi di jalan, nih. Sebentar lagi juga nyampe."

"Beneran?"

"Lima menit lagi. Janji." Maya tersenyum senang. Ia merasa sudah memenangkan hati CEO tampan ini.

'Peduli amat sama istrinya yang udah mau mati itu!' Maya tersenyum lagi. Senyuman smirk yang membuat bulu roma berdiri.

****************

Dirga meminta kembali ponselnya. Tikno menatapnya dengan penuh simpati,

"Are you, ok?" Dirga mengangguk. Tikno menyerahkan ponselnya.

"Pak, klien yang mau bicara sama Bapak udah datang." seorang wanita berseragam toko yang mereka datangi berbicara pada Tikno.

"Oh, ya. Di suruh kemari aja." titah Tikno.

"Di ruang meeting aja, Pak. Saya udah bilang Bapak akan ke sana." Tikno mengangkat alisnya pada Dirga.

"Mau gabung?" tanyanya. Ia tau Dirga sedang dalam suasana hati yang tidak baik.

"Aku di sini aja, ya?" pinta Dirga. Ia menyesal tidak dapat menemani Tikno menemui kliennya itu. Moodnya sedang tidak baik karena hatinya yang porak poranda.

Tikno mengangguk.

"Ok. Aku tinggal dulu, ya?" Ia menepuk bahu Dirga sebelum berlalu.

Hampir satu jam Tikno berbicara dengan kliennya itu.

Dirga menunggu dengan sabar sampai akhirnya Tikno mengantar kliennya itu keluar dan kembali ke tempat Dirga duduk menunggunya.

"Maya itu kenapa? Teriakannya sampai sini, lho." Tikno menunjuk telinganya begitu ia duduk di depan Dirga. Ternyata dia masih penasaran atas apa yang terjadi pada Dirga tadi.

"Apa harus Aku jawab?" tanya Dirga.

"Iya, lah. Itu kalau Kamu masih menganggapku sebagai sahabat."

Dirga menghela nafas sebelum menjawab.

"Aku nggak tau. Kayaknya Dia udah gila."

Dirga mengusap wajahnya. Sebenarnya ia ingin menangis, tapi harga dirinya melarangnya.

Dirga lalu memegang dadanya.

"Jika Ia mengabaikan Aku, Aku masih bisa terima, Dia juga mengabaikan anak - anak, masih dapat Kumaklumi. Tapi Dia mulai berani menyumpahi Bapak dan Ibu." Dirga menarik nafas panjang seraya melihat ke atas.

Tikno tercenung.

"Perasaan dulu Maya nggak begitu." ucapnya tanpa sadar.

"Dulu Aku bisa membuatnya bahagia. Sekarang tidak."

"Apa maksudmu?"

"Sejak Kami pacaran, Maya Kulimpahi dengan kasih sayang juga kemewahan. Tapi semua itu tidak ia dapatkan lagi sejak Aku.." Dirga berhenti. Tikno mengerti apa yang Dirga maksud. Tapi ia tidak mengerti kenapa semua itu bisa terjadi.

"Apa definisi bahagia itu harta yang melimpah?" tanya Tikno. Dirga tersenyum pahit.

"Menurut Maya begitu."

"Kamu nggak pernah cerita." sesal Tikno.

"Ini masalahku." Dirga menundukkan kepalanya. Ia malu. Sebenarnya ia tidak ingin membuka aib keluarganya. Tikno hanya tau ia sekarang hidup susah karena kehilangan pekerjaan. Tapi Dirga tidak pernah menceritakan perilaku Maya selama ini.

"Anak - anak sekarang ada di rumah Ibu." terang Dirga.

"Dan Maya ingin Aku menjemput mereka pulang." katanya lagi.

"Kenapa bukan Dia aja yang jemput? Bukannya Dia selalu ada di rumah?" tanya Tikno. Ia menjadi penasaran pada kisah Dirga.

"Sudah. Katanya Dia diusir."

"Diusir?" Tikno nyaris berteriak karena terkejut. Ia sangat mengenal orangtua Dirga. Salah satu pasangan panutan di RW mereka. Juwita yang lembut dan Pak Dedi yang hangat.

Dirga mengeleng - gelengkan kepalanya. Rasanya Dia lelah lahir batin.

"Udahlah. Aku jadi nggak enak ngumbar aib sendiri." Dirga tersenyum. Dia sudah merasa lebih tenang.

"Maaf, ya." katanya lagi.

"Kenapa orangtuamu tega ngusir Maya? Apa Dia berbuat kesalahan?"

"Fatal. Tapi kapan - kapan aja ya, Aku ceritain? Please?"

Tikno menghela nafas. Ia berusaha menahan rasa ingin tahunya. Ia harus menghargai keputusan Dirga untuk tidak menceritakannya sekarang. Tapi ia lalu teringat pada Kirana.

'Mungkin Karina tahu.' gumam hati Tikno.

******************

1
Ma Em
Thor tolong selamatkan Nara biarkan dia sembuh dari penyakitnya dan bisa lepas dari si benalu Gery biarkan Gery menikah dgn Maya dan segera jadi gembel setelah cerai dari Naya semoga pak Handoko segera tau kelicikan menantunya
Ma Em
Buat Pelajaran untuk Gery Thor dan semoga Nara menggugat cerai Gery biarkan Gery dan Maya bersatu
Ma Em
Semoga Dirga dan Nara bisa segera bertemu kembali dan untuk Nara cepat lepaskan Gery agar Nara bisa segera bersatu dgn Dirga dan biarkan si Gery dgn Maya agar Gery bisa merasakan hidup susah setelah pisah dgn Nara.
Ma Em
Sudahlaj Nara tinggalkan Gery lelaki yg tidak tau diri sdh hidup numpang
Agus Tina
pisah aja sama gery.
Dian Herliana: makasih, Kakak. love you 😍
total 1 replies
Agus Tina
bagus ceritanya
Agus Tina
Mampir, kayaknya bagus ceritanya ... lqbjut thor
Ma Em
Aku mendo,akan sekali kalau Dirga berjodoh dgn Nara biarkan si Gery dipecat jadi menantu , hidup cuma numpang sama mertua saja belagu biarkan Maya merasakan bagaimana hidupnya setelah bersama Gery
Ma Em
Dirga cepatlah ceraikan Maya dan mungkin Dirga bisa bertemu lagi dgn Nara dan berjodoh
Ma Em
Semoga Dirga mendapatkan pengganti Maya perempuan yg baik dan sayang sama keluarganya terutama anak anaknya.
Ma Em
Gery menikahlah kamu dgn Maya tapi nanti hidup mu pasti jadi pengangguran karena kala ketahuan mertuamu kamu pasti dipecat jadi menantu, Gery hidup kamu saja numpang sama mertua tapi belagu.
Ma Em
sudahlah Dirga lebih baik kamu ceraikan saja Maya pasti kamu akan mendapatkan istri pengganti Maya wanita yg baik sedangkan si Maya skrg dia lagi sama Gery yg ternyata si Gery itu menjadi CEO itu perusahaan mertuanya nanti kalau ketahuan sama istri dan mertuanya juga pasti ditendang dan Gery jadi gembel biar Maya tau rasa wanita yg tdk pernah bersyukur punya suami baik bertanggung jawab malah disia siakan
Dian Herliana: makasih Kakak supportnya
total 1 replies
Gladys
Perasaan campur aduk. 🤯
Lucielxv
terpukau dengan plot yang rumit namun teratur.
Dian Herliana: makasih, Kak/Smile/
total 1 replies
Pandaherooes
Seperti bacaan impianku! 💭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!