Berhenti Di Kamu

Apa yang paling menyedihkan dalam hidup?

Tentang waktu yang terus berjalan pada jalurnya, tapi aku bingung arahnya kemana.

Pagi ini gio sedang menemani zee ditaman rumah sakit untuk menghirup udara segar, agar Zee sedikit bisa merasakan kesegaran dalam tubuh dan juga pikirannya.

" Ekhemmm maaf mengganggu" suara raja seketika membuat atensi gio dan Zee beralih.

" R..Ra..raja?" seketika tubuh zee bergetar tangannya langsung menggenggam lengan gio dengan kuat, ada rasa takut dan sedih yang kini bercampur.

Gio yang memahami situasi saat ini langsung menguasai agar tidak ada keributan, apalagi kondisi Zee saat ini yang cukup lemah.

" Apakah ada masalah yang belum terselesaikan sampai anda datang kemari?" gio mencoba untuk tenang jarinya mengusap lembut punggung tangan zee dan itu tidak luput dari pandangan raja.

Zee maaf seharusnya aku adalah orang yang bisa menjadi garda terdepan, tapi karena rasa egois aku bahkan menjadi sumber kesedihan kamu.

" Mmmhh saya hanya ingin meminta maaf atas sikap saya selama ini kepada Zee, saya menyadari bahwa emosi dan amarah yang tidak seharusnya ditujukan kepada Zee" raja menjeda ucapannya, tenggorokannya terasa kering melihat gio yang memperlakukan zee dengan sangat baik.

Raja menjelaskan atas sikap dan emosi yang selalu ditujukan kepada zee padahal seharusnya raja melakukan hal tersebut kepada papa zee dan bundanya.

" Baik, saya mewakili Zee sebagai calon suaminya tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda menerima permintaan maaf yang anda tujukan kepada calon istri saya. Namun, untuk saat ini lebih baik untuk tidak bertemu dulu karena saya rasa yang terluka bukan hanya keluarga anda saja tapi keluarga Zee juga sama sakitnya" Zee menatap sendu wajah gio, hatinya benar-benar menghangat mendengar ucapan sang kekasih.

" Bisa anda bayangkan bagaimana sakit hatinya seorang anak perempuan yang dikhianati oleh cinta pertamanya? Dimasa kecilnya dia harus mengurus sang mama yang sakit atas perbuatan sang papa? namun saya paham semua butuh proses dan pembelajaran hidup, sayang menghargai dan berterima kasih atas niat baik anda" gio melanjutkan ucapannya namun tangan kanannya masih mengelus punggung tangan Zee.

" Saat ini zee membutuhkan waktu untuk istirahat dan saya rasa semua sudah cukup jelas dan setelah ini mari kita lanjutkan perjalanan hidup kita masing-masing"

Mendengar ucapan gio entah mengapa hari raja sedikit tidak ikhlas, bagaimana bisa dia menjalani kehidupannya sedangkan perasaannya masih tertinggal dihati zee.

Bagaimana bisa aku harus merelakan kamu Zee, sedangkan kita sudah selesai sebelum memulainya dan itu terjadi karena kebodohan yang selama ini aku lakukan. Batin raja terus bergumam.

" Baiklah terima kasih atas waktu yang telah kalian berikan untuk saya, semoga lekas sehat kembali Zee dan saya titipkan zee kepada anda tolong jaga dia lukanya terlalu banyak saya harap anda memahami itu" tanpa rasa malu raja menitipkan Zee kepada gio, bukankah selama ini dialah yang menyakiti Zee?.

" Tidak perlu khawatir dan tidak mengajariku untuk menjaga zee, karena saya pastikan bahwa wanita saya sembuh dari lukanya jangankan luka seekor serangga pun tidak akan pernah saya izinkan untuk meninggalkan luka pada kulitnya" gio tersenyum tipis memberikan arti yang cukup tajam kepada raja.

" Mas.. Aku lelah ingin istirahat" Zee sebenarnya sudah tidak nyaman akhirnya memilih untuk kembali keruang rawatnya.

Gio dengan telaten menyiapkan Zee dengan kembali merapikan rambut yang sejak tadi terbang oleh angin dan itu terjadi dihadapan raja yang membuat hati raja semakin sesak.

Setelahnya gio berpamitan kepada raja untuk kembali menuju ruang rawat Zee dengan mendorong kursi roda yang kini diduduki oleh Zee.

🍉🍉🍉

Ceklekk...

" Sayang, kamu dari mana?" sang mama ternyata sudah berada diruangan zee ditemani papanya.

" Maaf Tante tadi gio ajak zee untuk berjalan sebentar ditaman agar Zee bisa menghirup udara segar pagi ini" gio langsung menyalami calon mertuanya dengan sopan.

" Ahh tidak apa gi, om malah seneng terimakasih banyak sudah memperlakukan zee dengan sangat baik" papa zee menepuk pelan pundak gio dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Zee, papa tidak khawatir karena gio akan menjadi obat luka yang telah papa goreskan kepada kamu. Mungkin kamu telah memaafkan perbuatan buruk papa, tapi kamu tidak akan pernah bisa melupakan kejadian saat itu. Maaf yang papa ucapkan tidak akan pernah bisa mengobati luka hati kamu nak.

Sang papa belum berani untuk menghampiri anak gadisnya, padahal dulu zee adalah anak papa sekali namun sejak saat itu dia berubah menjadi anak perempuan yang dingin, tertutup dan sangat menjaga jarak dengan sang papa.

" Sudah nyaman?" gio benar-benar mengurusi zee dengan sangat baik, seperti saat ini gio membantu zee untuk tidur dan mengatur bangkar agar zee nyaman.

" Hmm udah mas, makasih yaa" zee benar-benar menunjukkan sisi manjanya yang selama ini dia pendam.

Tangan zee masih menggenggam jemari tangan gio, seolah-olah takut jika gio akan pergi meninggalkan dirinya padahal diruangan ada kedua orangtuanya.

" Tidur ya, nanti bangun lagi siang" gio tidak merasa keberatan atas sikap Zee, tangan kiri digenggam tangan kanan mengelus rambut zee memberikan ketenangan agar Zee bisa tidur nyenyak.

" Jangan pergi yaa, mas udah janji kan mau nemenin Zee hari ini?" suara lirih dan sangat lemah itu terdengar bergetar sepertinya zee menahan tangis.

" Engga dong, mas disini aja liat nih tangannya udah kena borgol cinta hehe" gio mengangkat tangan kirinya yang sedang digenggam oleh Zee.

" Adek gapapa kan ada mama sama papa, gio ke kantor dulu ya sore kesini lagi" sang mama yang merasa tidak enak mencoba untuk membujuk Zee.

Zee menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak ingin diringg oleh gio apalagi sempat berjauhan beberapa hari kemarin membuat Zee merasa sangat rindu.

" Tidak apa-apa Tante, tadi gio sudah izin papi dan hari ini papi yang ke kantor" gio yang kali ini menjawab, ia tidak ingin zee semakin tidak nyaman apalagi baru saja bertemu dengan raja.

" Terimakasih banyak maaf ya gi, jadi merepotkan"

Gio hanya tersenyum tidak ingin menjawab karena Zee sudah mulai memejamkan matanya, ia tidak ingin suaranya mengganggu waktu tidur sang kekasih.

Sebanyak apapun luka yang kamu punya aku berjanji bahwa akulah obat yang akan menyembuhkan lukamu sayang. Gio yang masih setia mengelus surai sang kekasih dengan lembut batinya terus berucap janji.

Tidak apa-apa untuk menangis, berteriak, dan mengeluarkan semuanya saat dirasa terlalu berat dan hatimu terasa sesak.

Ingatlah bahkan dilangit awan melepaskan hujan ketiak mereka menjadi lebat, dan kemudian matahari muncul yang memungkinkan kita bisa melihat pelangi.