Sungguh kesialan bagi gadis yang bernama Lestari karena dia harus menikah dengan gurunya sendiri yang bernama Mattew. Guru killer yang sangat di benci Lestari.
Semua itu berawal saat mereka kepergok bermesraan oleh seorang pria paruh baya di dalam mobil saat hujan deras. Pria paruh baya itu tidak lain adalah Paman Lestari sendiri.
Lalu bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Mengingat Mattew juga mempunyai kekasih yang sangat di cintainya, di tambah lagi Lestari masih sekolah. Akhirnya mereka sepakat untuk menyembunyikan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Spesial
Sam patah hati ... eh, tepatnya hatinya remuk setelah mengetahui kalau Lesta dan Pak Mattew menjalin hubungan asmara. Pemuda tersebut tertunduk lesu di kursi taman, merenungi kesedihannya setelah Lesta dan Mattew pergi dari sana.
"Lagian kayak nggak ada cewek lain aja sih!" ketus Evelyn sembari mendudukkan diri di samping Sam. Dia sejak tadi sudah mendengar obrolan Sam dengan Pak Mattew dan Lesta. Pantas saja selama ini gurunya itu sangat membela Lesta, ternyata oh ternyata ada udang di balik bakwan, kesalnya.
Sam mengangkat kepalanya, menatap Evelyn dengan jengah.
"Lu lagi!" Sam seolah muak dengan gadis yang selalu mengejarnya itu.
"Sebenarnya apa sih yang lu lihat dari si udik itu? Dan apa kurangnya gue? Gue tuh cinta berat sama lu, Sam!" Evelyn menatap Sam dengan lelah.
"Lesta kalau dibandingin sama lu jelas beda! Kayak langit dan bumi ..." Sam menjeda ucapannya, akan tetapi Evelyn langsung menyambung perkataannya dengan percaya diri.
"Oh ... ya, jelas. Gue dan Lesta memang nggak se-level. Gue langit sedangkan si udik itu bumi!" balas Evelyn sangat sombong.
"Kebalik oneng! Lu yang bumi sedangkan Lesta adalah langit ke tujuh!" seru Sam seraya beranjak berdiri meninggalkan Evelyn yang berteriak mengumpatinya.
"Sam sialan!!" umpat Evelyn sembari memandang punggung pria tersebut yang semakin menjauh. "Apa sih kurangnya gue. Gue ini cantik, bohai, kaya, dan juga pinter nyontek, tapi masih mendingan lah dari pada si udik itu, tapi kenapa Sam nggak pernah melirik gue sedikit pun!" Evelyn gregetan sendiri sambil mematut wajahnya di cermin kecil yang selalu setia di dalam kantong seragam sekolahnya.
*
*
"Maafkan aku," ucap Mattew menyesal karena sudah membuat tangan Lesta cidera. Saat ini mereka berada di dalam mobil. Mattew duduk di balik stir sedangkan Lesta duduk di sampingnya, tapi sejak tadi Lesta tidak ingin menatapnya. Istri kecilnya lebih memilih melihat ke arah jendela menatap pemandagan di luar sana.
"Kamu kasar! Sakit tahu!" Lesta merengut sambil memegangi tangan kanannya yang sangat sakit, sepertinya pegerlangan tangannya terkilir.
"Sumpah demi Tuhan, aku nggak berniat sama sekali untuk nyakitin kamu." Mattew memengang tangan Lesta yang sakit dengan penuh kelembutan. "Sepertinya tanganmu terkilir, aku akan memijatnya, tahan ya ..." Mattew mengurut tangan Lesta sedikit kuat, membuat membuat gadis itu menjerit akan tetapi dia segera membekap bibir Lesta dengan ciumannya.
Dan akhirnya mereka berciuman dengan lembut, dan tangan Mattew tetap memijat tangan Lesta.
Hayo, gimana tuh membayangkannya, ciuman sambil memijat tangan. wk wk wk.
Lesta melepaskan ciuman tersebut, saat suaminya sudah tidak fokus memijat tangannya, kedua tangan Mattew malah merabat naik menyentuh dadanya.
"Jangan nakal!" Lesta mendelik lalu menepis tangan Mattew dengan kasar.
"Yah, pelit!" Mattew mendengus lalu kembali memijat tangan istrinya lagi sambil memonyongkan bibirnya lima sentimeter.
"Sudah mendingan, nggak sakit lagi." Lesta menarik tangannya yang masih di pijat oleh suaminya.
"Yakin, sudah nggak sakit?" Mattew menarik tangan istrinya lagi untuk memastikan.
"Iya, sudah sembuh. Makasih Bapak Tukang urut," ucap Lesta sembari tersenyum pada Mattew yang juga tengah menatapnya.
"Tukang urut plus-plus khusus buat adek Lesta," bisik Mattew tepat di dekat pipi istrinya yang tiba-tiba merona.
"Ish, dasar mesum!" Lesta mencubit pipi suaminya dengan gemas.
"Mesum sama istri sendiri itu berkah." Mattew tersenyum lalu memeluk tubuh Lesta dengan sangat erat, lalu mengecupi pucuk kepala Lesta dengan penuh kasih dan sayang.
Lesta yang mendapatkan perlakuan lembut dari suaminya merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia. Padahal di awal pernikahan dia tidak pernah berpikir kalau hubungannya dengan Mattew akan sampai sejauh ini.
"Btw, hadiah spesialku mana?" Lesta melepaskan pelukan tersebut, seraya mendongak menatap suaminya yang juga tangah menatapnya.
Mattew membuka laci dasboard, mengambil sesuatu dari sana dan memberikannya kepada Lesta.
"Loh, ini 'kan ..." Lesta tercengang saat melihat sebuah anak kunci beserta gantungannya yang tidak asing di matanya.
"Iya, ini hadiah spesial untukmu." Mattew mengusap air mata Lesta yang menetes deras, membasahi pipi.
"Makasih, banyak." Lesta terisak lalu menubruk dada bidang suaminya, dan terus mengucapkan banyak terima kasih. Dia tidak menyangka akan mendapatkan kejutan sebesar ini.
"Kamu suka?" tanya Mattew mengusap punggung istrinya yang terasa bergetar.
"Sangat, sangat menyukainya." Lesta mengurai pelukannya, lalu melabuhkan kecupan-kecupan kecil di wajah Mattew tanpa ada yang terlewat sama sekali.
"Sekali lagi terima kasih," ucap Lesta memandang wajah tampan suaminya dengan dalam.
"Berterima kasihlah dengan benar, Sayang. Misalnya berterima kasih dengan cara ..." Mattew melanjutkan ucapannya dengan cara menatap sela paha istrinya yang tertutup rok abu-abu.
"Dasar mesum!" Lesta mengatupkan pahanya lalu menurunkan roknya yang sedikit terangkat.
"Tapi kamu juga seneng kalau di mesumin sama suami. Hayooo ... ngaku!!!" goda Mattew sambil mencubit kedua pipi istrinya yang merona seperti buah tomat.
"Ih, enggak!"
***
Gemes ya sama mereka berdua 🤣🤣