Ingin berbuat baik, Fiola Ningrum menggantikan sahabatnya membersihkan apartemen. Malah menjadi malam kelam dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesuciannya direnggut oleh Prabu Mahendra, pemilik apartemen. Masalah semakin rumit ketika ia dijemput paksa orang tua untuk dijodohkan, nyatanya Fiola sedang hamil.
“Uang yang akan kamu terima adalah bentuk tanggung jawab, jangan berharap yang lain.” == Prabu Mahendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Perhatian Suami (2)
Sepertinya Ola menyukai sofa ruang tengah di apartemen itu. Nyaman untuk dia bersandar dan berbaring. Bahkan saat Maya sibuk mengerjakan tugasnya ia menunggu di sana.
“Masih lama nggak?”
“Woi, kayak nggak pernah kerja begini aja. Masihlah, gue belum beresin kamar kalian. Tapi masih rapi ya, emang semalam nggak ada gempa lokal?”
“Apaan sih. Kerjanya nanti aja, sini kita ngobrol.”
“Sambil makan ya, itu sarapannya belum lo sentuh. Pak Prabu tahu bisa-bisa gue dipecat.” Maya membawa box berisi sarapan sehat yang dibeli di resto tidak jauh dari apartemen. “Perjuangan gue beli ini luar biasa meski uangnya punya laki lo. Ini mahal dan sehat. Sekarang makan lo terjamin, nggak ada lagi makan paket lima belas ribu.” Maya meletakan makanan di meja sofa lalu mengambil air minum dan salad dari kulkas. “Ini juga dihabiskan.”
“Belum n4fsu, masih mual.”
“Sama gue juga nggak n4fsu, mending makan nasi kuning. Udah ah, dimakan. Gue temenin sambil ghibah.”
Kedua wanita itu pun berbincang random, sesekali mereka tertawa. Ola menceritakan pertemuannya dengan orangtua Prabu.
“Serius?” tanya Maya dan dijawab dengan anggukan.
“Terus gimana, lo nggak ditunjuk-tunjuk apalagi suruh ngaca ‘kan? Apa dikasih uang banyak terus disuruh pergi kayak di drakor.”
“Nggak, nggak ada kayak gitu. Asli ini badan udah mau semaput sangking takutnya, taunya mereka baik dan ramah. Gue lega banget.”
“Syukur deh, gue ikut seneng.”
Sebenarnya Ola ingin mengejek Maya, jarang-jarang dia merespon serius. Biasa selalu ada saja candaannya.
“tapi gue heran May, keluarga sendiri kayak asing, ini baru kenal udah sayang sama gue.”
“Ya baguslah. Tuhan juga kasihan sama lo, kalau kesana sini toxic yang ada lo stress.
Maya kembali mengerjakan tugasnya, saat Ola tertidur di sofa. Paham dengan kondisi sahabatnya yang sedang hamil muda, mudah lelah dan mengantuk belum lagi efek morning sickness. Prabu pun sudah menyampaikan hasil pemeriksaan dokter saat mereka berpapasan tadi pagi. Agar ia mengawasi dan memastikan kesehatan Ola.
Hampir jam dua belas siang. Maya sudah selesai dengan tugasnya. Fokus dengan ponsel sambil meneguk air mineral. Terdengar sensor pintu, ternyata Gama yang datang.
“Eh, mas Gama,” sapa Maya.
Gama menghela nafas memandang Maya lalu berdeham.
“Banyak amat bawaannya.”
Gama membawa trolly dimana banyak paper bag dan kantong belanja. Menyerahkan lunch box pada Maya.
“Ibu dimana?” tanya Gama. Karena Ola sudah menjadi istri bosnya, ia merubah panggilan untuk wanita itu.
“Di kamar, lagi istirahat. Tapi di kamar yang satunya, yang itu tadi saya bersihkan,” tunjuk Maya ke arah kamar utama.
“Bantu saya!” titah Gama mendorong trolly menuju kamar Prabu. Maya mengekor langkah pria itu.
“Bantu ngapain? Lah kok ke kamar. Eh, jangan macam-macam ya.”
Entah apa yang dipikirkan Maya, Gama sampai berbalik lalu menyentil dahinya. “apa isi kepalamu ini?”
“isinya … Mas Gama,” sahut Maya lalu tergelak sedangkan Gama menarik nafas memandangnya Maya kembali mendorong trolly ke dalam walk in closet.
“Bantu pindahkan ini ke lemari.”
Ternyata Gama belanja kebutuhan Ola. Pakaian, sepatu dan sandal bahkan tas. Meski hanya beberapa pcs.
“Masih ada yang harus saya beli, tapi butuh bantuan kamu. Nanti sore saya jemput.”
“Nggak gratis loh, saya ‘kan nggak kerja untuk Mas Gama.”
“tapi atasan kita sama.”
“Kalau hati kita … sama juga nggak?” Maya terkekeh sendiri dengan pertanyaannya. Lagi-lagi Gama hanya bisa menghela nafasnya.
“May, Maya,” panggil Ola.
“Disini.”
Terdengar langkah mendekat. “Loh, kalian ngapain?”
“Beberes La, nggak mungkin gue sama dia kencan di sini. Nggak romantis amat.”
Karena semua barang sudah tersusun di lemari, Gama mendorong trolly keluar dari kamar. Diikuti oleh Ola dan Maya.
“Makan siangnya tolong dihabiskan, bapak juga pesan kalau vitamin tidak boleh lupa. Ah, satu lagi,” tutur Gama lalu mengeluarkan ponsel dan charger dari jasnya diserahkan pada Ola. “Kartu yang lama sudah saya pindahkan ke sini, juga dokumen dan file.”
Ola menerima ponsel itu. Sudah pasti semua seauai arahan Prabu. Benar-benar suami siaga, padahal baru berencana membeli ponsel baru dan akan mengajak Maya, nyatanya sudah disiapkan.
“Hubungi kalau butuh sesuatu. Supir akan standby mulai besok.”
“Hm, saya boleh ke kosan ya. Pake taksi juga nggak pa-pa.”
“Mau ngapain?” tanya Maya.
“Ambil barang gue May, laptop juga masih di sana. Mau lanjut skripsi, biar cepet lulus.”
“Kalau laptop sih nggak masalah ya, tapi barang lain emang ada yang layak dibawa. Minder dia berjejer sama barang lain di sini."
“Biar nanti saya yang urus,” seru Gama lagi.
“Saya nggak di urus juga, mas.” Lagi-lagi celoteh Maya membuat Gama mati gaya dan mengusap dad4. Ia pun pamit, membawa trolly meninggalkan unit.
“Mas,” panggil Maya menghentikan langkah gama menuju lift.
Dahi gama mengernyit, khawatir kalau Maya lagi-lagi menggodanya. Tapi wajah wanita itu terlihat serius.
“Pak Prabu nggak akan cari orang baru ‘kan? Saya masih tetap kerja di unit dia?’
“Kami belum bicarakan itu,” sahut Gama.
“Saya jangan di off kan ya, nanti saya dapat majikan baru belum tentu baik. Tolong ya mas, bilangan bapak layanan ART nya jangan di stop.”
Gama hanya bisa mengangguk, tidak menyangka kalau Maya bisa serius.
“Ya udah sana, jangan ngeliatin saya terus. Nanti jatuh cinta.”
“Astaga,” keluh Gama melanjutkan kembali langkahnya.
makasih doble up hari ini .
nyok ☕ nya
pemberontakan ..... ngak unjuk rasa sekalian biar tawuran sama bu dokter may .....
laaaah ak, anak udah 2 cuma bisa dapet tanah dalan polibag doang aha ha ha ha semangat kk
jangan buat Ola setres ya Bu...
ehhhhhh..... biang rusuh kasih kabar apa maning ini ?