Bagi orang lain, aku adalah Prayasti Mandagiri Bhirawa.
Tapi bagimu, aku tetaplah Karmala Bening Kalbu.
Aku akan selalu menjadi karma dari perbuatanmu di masa lalu.
Darah yang mengalir di nadi ini, tidak akan mencemari bening kalbuku untuk selalu berpihak pada kebenaran.
Kesalahan tetaplah kesalahan ... bagaimanapun kau memohon padaku, bersiaplah hadapi hukumanmu!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ➖ D H❗V ➖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. PENGUNTIT
Sementara Hope dan Sabda sudah tiba kembali di Indonesia. Karena sibuk urusan bisnis, mereka hanya bisa berlibur selama enam hari. Meskipun tidak sempat hadir dan menyaksikan acara wisuda Faith, tapi mereka sempat mengantar Faith ke kampusnya sebelum acara wisuda dimulai. Setidaknya mereka sudah melihat Faith memakai perlengkapan wisuda dan memberi ucapan selamat pada Faith dan Pray.
Sabda dan Hope memutuskan untuk beristirahat saja hari itu, karena mengalami jet lag setelah menempuh perjalanan panjang dengan jet pribadi milik klan Garcia. Besok mereka akan mulai sibuk mengurus perusahaan lagi.
Hope yang sudah terbaring di ranjangnya, tiba-tiba tersenyum mengingat kejadian di mansion beberapa hari yang lalu ...
Hari itu, hari kedua Hope tinggal di mansion milik Mr. Anthony. Dia sedang berada di pavilion kecil di salah satu sudut taman belakang mansion. Hope sibuk dengan tabletnya, untuk mengadakan meeting online dengan jajaran manager di perusahaan konstruksi miliknya.
Karena kepiawaiannya, Hope berhasil membangun usaha itu merangkak dari nol. Dia berencana melebarkan sayap di bidang industri semen yang masih berkaitan dengan jenis usaha pertamanya. Semen adalah salah satu bahan baku konstruksi yang banyak dibutuhkan di seluruh dunia.
Ketika sedang focus memimpin meeting online itu, tiba-tiba dari arah samping datang serangan mendadak dari Mr. Anthony. Beruntung Hope yang konsentrasinya terbagi, masih bisa mengelak dan menghindari serangan itu.
Tentu saja para managernya ikut kaget dan tanpa sengaja berteriak dari seberang sana. Apalagi dua orang manager wanita yang ikut meeting online saat itu, mereka menjadi sangat heboh melihat kehebatan bela diri milik Hope dan Mr. Anthony. Sebuah tontonan yang tidak boleh mereka lewatkan, tontonan yang tidak akan pernah mereka lihat untuk ke dua kalinya.
"Jangan selalu sibuk dengan tablet jelekmu itu Hope. Ayo lawan grandpa!" sesungguhnya Mr. Anthony ingin menjajal kemampuan bela diri milik Hope, apakah Joanna dan Prado sudah mengajarinya dengan benar? Jangan sampai Hope sebagai cucu pertama laki-laki di klan Garcia tidak mempunyai kemampuan bela diri sama sekali.
Hope bangkit dari duduknya dan mengikuti grandpanya yang lebih dulu melangkah ke arah taman berumput. Sementara dua manager wanita di seberang sana masih sibuk memberi semangat pada Hope.
"Sebagai bentuk hormatku, silakan grandpa menyerangku dulu dalam tiga pukulan. Anggap saja welcome drink untukku di mansion ini. Bila aku berhasil menghindar atau menangkis serangan tanpa terluka, maka aku akan menyerang balik grandpa," Hope memasang sikap kuda-kuda.
Mr. Anthony sudah siap dengan serangannya, dia tidak akan main-main setelah ini. Ternyata Hope bisa menghindar, menangkis bahkan mengembalikan serangan dari Mr. Anthony. Membuat pria yang sudah berumur tapi masih berbadan tegap itu bertepuk tangan setelahnya.
"Hebat, tak sia-sia darah Garcia mengalir di tubuhmu, ayo keluarkan kemampuanmu. Jangan meremehkan grandpamu ini!"
Mereka masih melanjutkan uji kekuatan itu, sampai Prada menghentikan mereka dengan teriakannya, "Hope hentikan, jangan membuat grandpamu kelelahan. Nanti grandma mu yang repot."
Hope segera menghentikan gerakannya, sayangnya Mr. Anthony tidak ikut berhenti. Baginya tidak ada satupun yang bisa menghentikannya bila dia sedang berlatih. Akibatnya Hope terkena tendangan dari Mr. Anthony di bagian rusuk kirinya, beruntung hanya tendangan ringan karena Hope berhasil memiringkan tubuhnya sedikit ke kanan.
"Kau ini mengganggu saja Prada!" Mr. Anthony kesal keasyikannya diganggu.
"Lagian, apakah papa tidak kasian melihat Hope? Dia masih lelah karena perjalanan jauh dan sedang sibuk mengurus bisnisnya," Prada membela Hope.
"Dia tidak boleh manja sepertimu, apalagi lelaki tidak perlu dikasihani. Dia harus bisa menjaga dirinya sendiri. Ayo lanjut Hope, kita pindah tempat lain saja." Mr. Anthony segera melangkah ke pintu kayu kecil yang menghubungkan taman itu dengan ranch berkuda milik klan Garcia.
Kali ini Mr. Anthony akan menantang Hope ketangkasan berkuda. Tentu saja Hope menerima semua tantangan itu. Hope tidak ingin mempermalukan aunty Joanna dan uncle Prado. Hope masih ingat, betapa kerasnya usaha Prado dan Joanna mendidik dan melatihnya selama ini. Mereka tidak suka bila Hope terlalu focus pada game bisnis miliknya.
*
Ternyata tantangan itu masih berlanjut keesokan harinya. Setelah sarapan pagi, Mr.anthony mengajak Hope ke sasana berlatih tembak milik klan Garcia.
Hope hanya tersenyum miring, "Rupanya grandpa masih penasaran padaku."
Mr. Anthony sama sekali tidak menyangka, ternyata Hope malah semakin memperlihatkan bakat dan kemampuannya yang selama ini tidak pernah terexpose di permukaan.
Kondisi salah satu korneanya yang rusak, tidak mengurangi ketelitian dan focusnya pada sasaran tembak. Memang benar, sampai sekarang Hope masih belum berniat melakukan operasi transplantasi kornea. Joanna dan Prado hanya bisa menghargai keputusan keponakannya itu.
Sementara seorang gadis manja yang sejak kemarin mengikuti dan mengintip saat Mr. Anthony dan Hope sedang adu kekuatan, tanpa sadar bertepuk tangan pelan untuk Hope.
Mr. Anthony yang pendengarannya peka, segera menghentikan gerakan. "Keluar!!! Siapa bersembunyi di sana?"
Pray yang takut karena aksi mengintip dan menguntitnya sudah ketahuan, keluar dari persembunyiannya dengan kepala tertunduk.
"Kau boleh menonton, tapi tidak untuk menguntit dan mengintip. Jaga kesopananmu Nona!" tegas Mr. Anthony.
"Maafkan aku grandpa, aku bersalah."
"Minta maaf juga padanya!" Mr. Anthony mengarahkan dagunya pada Hope.
"Maafkan aku Kak," cicit Pray.
"Hmmmm ..." Hope sudah kehilangan selera berlatihnya karena insiden kecil itu.
Sebenarnya mata Hope yang awas sudah tahu bahwa Pray mengintip mereka. Pray meminta ijin pada Mr. Anthony dengan dalih mau ikut berlatih di sasana tembak itu. Tapi sesampainya di sana, bukannya Pray berlatih menembak, tapi malah sibuk mengintip mereka berdua.
Sepulang dari sana, Pray merengek pada Mr. Anthony untuk dilatih ilmu bela diri oleh Hope. Dia sangat terkesima melihat Hope yang memperagakan gerakan yang aneh. Gerakan yang sama sekali belum pernah dilihatnya selama Pray berlatih bela diri. Tentu saja, karena Hope memadukan seni bela diri ala barat dan ala timur, sehingga menghasilkan gerakan dan serangan yang mematikan dan sulit dihindari.
*
Hari berikutnya, Hope melatih Pray bela diri. Bukan karena ingin menuruti kemauan gadis itu, tapi karena menuruti permintaan Mr. Anthony. Hope tahu bahwa grandpa nya itu sangat menyayangi Pray.
Tapi tingkah Pray yang manja dan cengeng, seringkali membuat Hope merasa kesal.
"Kau ini mau berlatih atau main-main saja Nona?" Hope bertanya tanpa melihat ke arah Pray.
"Tentu saja aku sungguh-sungguh, kau lihat ini." Kaki kiri Pray memperagakan sebuah tendangan yang diajarkan oleh Hope. Tapi karena posisi kaki kanannya tidak stabil, membuat Pray kehilangan kesimbangan. Pray terhuyung dan hampir terjatuh. Hope menangkap tubuh Pray, mereka sempat bersitatap pandang sesaat.
Tapi melihat senyum manja Pray, Hope melepaskan pelukannya sehingga tubuh Pray jatuh di atas rumput setelahnya.
"Bangun, waktuku tidak banyak!!!" bentaknya dengan wajah datar.