menjadi janda di usia yang tak lagi muda memang bukan pilihan yang bijak menurut orang lain.
tapi bagi Wulansari itu pilihan yang terbaik, bagaimana tidak, pernikahan yang begitu dia jaga di rusak oleh suaminya sendiri.
pria itu menghianati dirinya, dengan berselingkuh dengan seorang wanita yang memang lebih muda tapi sayangnya tak lebih cantik darinya.
apa status itu menganggunya?
apa dia akan bisa bertahan hidup dengan status yang sering di pandang sebelah mata itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meidina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketakutan
Juragan Baron menahan tawanya, dia tak mengira karena cemburu atau apa, istrinya bisa melakukan hal seperti itu bahkan tanpa rasa jijik.
"kamu berpikir jika aku selingkuh dengan bu Imas kan sayang," bisik juragan Baron yang memeluk dan membisiki istrinya itu.
Dengan polis Wulan mengangguk, karena gemas dia menggigit pepaya istrinya gemas.
"mas..."
"tidak sayang, sebenarnya aku sudah tau jika Bu Imas itu punya hubungan dengan tetangga sebelah, tapi selama dia tak membuat masalah aku tak akan memecatnya," kata juragan Baron.
"owh begitu, ya sudah aku mau masak ya sayang," kata Wulan pamit.
"tunggu dulu sayang, tanggung jawab," kata juragan baron menunjuk adik kecilnya.
setelah melakukan tugasnya, dia kembali ke dapur untuk mulai menyelesaikan masakannya.
Untungnya masakannya tak gosong karena di tinggal main benar, dan dia membuat mie goreng dan juga membuat cumi goreng tepung juga.
Setelah semua masakan selesai, dia mau memanggil juragan batin, ternyata pria itu pamit menjemput Ryan.
kebetulan dia bisa mandi untuk membersihkan diri, karena dia merasa tak nyaman.
juragan baron sekarang semakin terlihat muda dan wajahnya berseri-seri.
bahkan saat duduk di atas motor untuk menjemput putranya, malah beberapa kali di mintai nomor telpon oleh anak-anak SMA.
Dia menolak dengan sopan karena tak ingin melakukan hal aneh, karena sekarang sudah tak butuh lagi toh sudah punya istri yang sempurna.
Ryan keluar dari sekolah dengan semangat saat melihat siapa yang menjemputnya.
"ayah!!"
"Ryan, putra ayah yang ganteng, bagaimana sekolahnya," tanya juragan Baron.
"semuanya baik ayah, dan aku dapat nilai sembilan puluh saat tes matematika tadi,"
"itu bagus nak, sekarang ayo pulang yuk,mama sudah buat masakan ayam kecap keinginan mu,"
"yey!!! Ayam kecap," kata bocah itu semangat.
Di warung Mak tun, wanita itu sedang sibuk menggoreng pisang goreng.
saat putrinya itu sedang bengong, "eh Ajeng, itu di layani para pelanggannya, kamu itu dari kemarin kok melamun terus, memang apa yang terjadi soh," tanya Mak tun yang melihat putrinya itu langsung bangkit.
"tidak apa-apa kok Mak, aku sedang berpikir keras bagaimana aku bisa menikah dengan seorang pria,"
"lah kok gitu, kamu itu tak jelek loh, memang kamu mau cari yang bagaimana lagi, asal kaya dan mapan kan sudah selesai," kata Mak tun.
"aku tau itu Mak, tapi aku butuh yang pintar goyang juga,karena aku tak suka jika suamiku tak berguna," kata Ajeng.
"haduh mulut mu nduk, sudah sana antar kopinya jangan melamun lagi,"
Ajeng tak mengira jika ibunya begitu tak peka, padahal dia sedang marah dan galau karena kekasihnya itu tak ada kabar.
Di rumah Farid, pria itu hanya keluar saat ke tempat kerja saja, setelah itu langsung pulang dan mengiring diri.
Dia seperti tak percaya dengan apa yang terjadi, karena dia baru saja ingin mengejar Wulan malah sekarang sudah keduluan orang.
"dek berhenti bertingkah seperti itu, kaku kok kayak pacar yang di tinggal nikah, padahal pacar bukan, kenal juga baru dua kali,"
"ya meski begitu aku baru niat untuk mengejarnya, eh taunya malah keduluan sama juragan Baron, bikin kesal saja,"
"sudah yang sabar saja, mbak yakin mungkin ada gadis lain yang ditakdirkan untuk mu,"
"iya mbak," jawab Faris yang sebenarnya juga kecewa saat tau jika Ajeng ini tidak perawan.
Itulah kenapa dia perlahan-lahan menjauhi wanita itu, karena tak ingin kenal lagi.
Entahlah dia tak menyukai saat dia melihat bagaimana Ajeng begitu dekat dengan juragan Sukoco yang terkenal sebagai pria tua bangkotan yang suka kawin cerai.
"cukup ya dek, ngapain gitu loh, jangan diam saja di rumah,keluar sana," usir kakak Farid yang kesal.
"memang kenapa sih kok menyuruhku keluar, aku mah mau di rumah saja," jawab Farid ketus.
Sedang di tempat juragan Sukoco, pria itu tampak melamun dan memikirkan sesuatu, beberapa orang kepercayaan pria itu pun merasa aneh.
"juragan sedang memikirkan aia, sabar juragan,jika kita jalan sekarang bukankah itu akan mencurigakan?"
"kamu benar sekali, tapi aku juga tak mau berlama-lama karena aku tak suka jika dia sampai punya anak dengan Baron sialan itu,"
"sabar juragan, kami sudah menyiapkan bom besar yang akan menghancurkan semuanya," kata Dikin yang tersenyum.
Ya dia tau apa yang di inginkan oleh juragannya itu, itulah kenapa dia menyelidiki semuanya.
sedang di rumah juragan Baron, keluarga kecil itu sedang menikmati makan siang bersama.
Wulan tersenyum senang karena melihat suami dan anaknya begitu lahap saat makan masakan yang dia buat.
"mama... boleh minta ayam paha lagi," kata Ryan yang sudah habis dua paha ayam.
Wulan melihat suaminya, juragan Baron malah membuang muka, karena wanita itu ingin pria itu melarang Ryan karena terlalu banyak makan
"nanti lagi ya nak, kamu sudah habis nasi dan dua paha ayam, nanti kalau kekenyangan perutnya sakit," kata Wulan dengan lembut memberi pengertian.
"tapi Ryan masih mau mama,"
"biarkan saja ya dek," kata juragan Baron yang langsung mendapatkan tatapan maut dari istrinya.
juragan Baron pun tiba-tiba merinding di buatnya, bagaimana tidak batu kali ini dia melihat Wulan dengan wajah ketus begitu.
"begitu ya mama, ya sudah deh nanti ndldm Ryan makan lagi, tapi nanti malam Ryan minta dua lagi ya, sama mau sayur tumis pare,"
"iya cintaku, sekarang Ryan selesai makan kita belajar,"
"siap mana, dan ayah kalau makan itu di kunyah bukan di pelototi," kata Ryan yang lari dari dapur.
"ya bocah ini, kenapa berani becandain ayah!" kata juragan Baron kaget.
"iya ayah kalau makan itu di kunyah," kata Wulan yang menirukan putranya.
juragan Baron hanya bisa menghela nafas, dia tak menyangka ibu dan anak ini kompak mengusili dirinya.
Dia membantu Wulan merapikan meja lagi, dan setelah itu duduk sambil mengawasi putranya yang sedang belajar bersama istrinya.
"jadi sekarang Ryan sudah SD, mau punya adek tidak," tanya juragan baron penasaran.
"mau tapi cewek ya," jawab Ryan.
"kenapa harus cewek, kalau nanti yang keluar adiknya cowok gimana?"
"em ... Ryan gak suka,"
"kenapa nak? Bukankah kamu bisa mengajaknya main bola, nanti adek juga bisa pakai baju lungsuran mas Ryan juga,"
"aku tidak suka karena pasti nanti ayah dan mama lebih suka adik baru di banding Ryan,"
"tentu saja tidak seperti itu nak, meskipun ada adek batu, Ryan tetap putra pertama ayah, dan akan terus begitu sampai kapan pun, tak ada yang bisa menyangkalnya, benarkan mama,"
"iya ayah, kamu tetap putra pertama kami," kata Wulan tersenyum pada putranya itu.
apa mereka selingkuh atau othor yang salah tulis?