andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu mamanya kenand
"Sekali lagi terimakasih ya ken?" ujar Nadira saat kami sampai diresto.
"Tidak masalah ... kamu tidak memiliki siapa-siapa disini, Nad."
"Jadi ... jika kamu butuh pertolongan kamu bisa mengatakannya padaku."
"Terimakasih sudah baik terhadapku, Ken? Aku berhutang banyak padamu."
"Untuk hari ini kamu bisa pesan apapun yang kamu suka, aku yang traktir." ujar Nadira.
"Aku tidak akan menolak." balas Kenand.
Kenand tidak seburuk yang aku fikirkan seperti diawal pertemuan kami, dia pria yang sangat angkuh dan kaku seperti beruanb kutub.
Saat kami tengah menikmati makanan, seorang wanita paruh baya tapi terlihat sangat elegan itu menghampiri kami.
"Kenand ... wanita itu memanggil nama Kenand.
"Mama! Kok mama bisa disini?"
"Mama ada urusan dikota ini, kenapa kamu tidak mengangkat telpon mama?"
"Mama barusan dari apartemen kamu, tapi kamu tidak ada disana, jadi mama mapir kesini dulu." ujar mama.
Aku meraba kantong celanaku, ternyata ponselku tidak ada.
"Sepertinya ponselku ketinggalan diapartemen deh ma." Kenand meringis menatap kearah mamanys.
"Kebiasaan sekali! Jadi siapa wanita yang bersamamu sekarang?" Mamanya kenand menatap kearahku, setelah mendudukan bokongnya dikursi disebelah Kenand.
Aku berdiri lalu mengulurkan tanganku untuk memperkenalkan diri.
"Nadira tante." aku mencium punggung tangan mamanya kenand.
"Kamu hamil?" Mamanya kenand menatap kearah perutku, Lalu menatap kenand penuh tanya.
"Kamu menghamili anak orang?"
Aku syok saat melihat Kenand bersama wanita hamil, ini pertama kalinya aku melihat putraku bersama dengan seorang wanita setelah ditinggalkan kekasihnya beberapa tahun yang lalu.
"Mama! Mana mungkin putra mama seperti itu." Kenand melotot kearah mamanya.
"Nadira hanya sekretarisku."
"Yang dikatakan pak Kenand benar tante dan ini bukan anaknya pak kenad." sepertinya mama Kenand salah paham.
"Sekretaris?" keningku mengkerut, sejak kapan putraku menjadikan wanita sebagai sekretarisnya, selama ini dia selalu menjaga batasan terhadap para wanita.
"Ken ... Sejak kapan kamu memiliki sekretaris seorang wa ..."
Kenand langsung membekap mulut mamanya, kenapa mama jadi bawel sekarang, aku melotot kearah mama."
Ada apa dengan ibu dan anak ini, kenapa mereka berbisik-bisik? aku sangat canggung dihadapan mamanya kenand.
"Maafin tante ya sayang?" aku menatap kearah wanita yang bernama Nadira ini, kesan pertamaku saat bertemu dengannya sangat baik, dia wanita yang sopan, dan memiliki daya pikat yang menarik saat menatapnya.
"Ti-tidak apa-apa kok, tante." aku tersenyum canggung kearah mamanya Kenand.
Berbagai pertanyaan muncul dikepala mamanya Kenand, kenapa Kenand bisa mendekati wanita yang jelas-jelas telah memiliki suami, dan dia tengah mengandung sekarang.
"Kamu berhutang penjelasan sama mama." mama berbisik ditelingaku.
Kenand hanya melirik sekilas kearah mamanya.
"Ya sudah ... Kalian lanjutkan saja mengobrolnya mama ingin beristirahat dahulu."
"Mama menginap diapartemen kamu selama disini ya, Ken?" tanya mama.
"iya, ma." Kenad mengulurkan kartu akses masuk keapartemen miliknya.
"Senang bertemu denganmu, Nadira." mamanya Kenand tersenyum kearahku.
Wanita yang bernama Nadira itu menyalami dan mencium punggung tanganku, aku tersentuh sekali dengan sikap santunnya.
"Maaf ya ken ... Mamamu jadi salahpaham begitu." setelah mamanya kenand pergi.
"Seharusnya aku yang meminta maaf atas ucapan mamaku, kamu jangan tersinggung ya, Nad?" Kenand merasa tidak enak dengan ucapan mamanya barusan.
"Tidak apa-apa, Ken!" aku menanggapi ucapan Kenand dengan senyuman.
"Jadi setelah dari sini kita kemana Nad?" kembali keapartemen atau kita pergi jalan-jalan dulu."
"Sepertinya jalan-jalan dulu deh, Ken! Aku bosan diapartemen terus."
"Baiklah ... Aku akan membawamu kesuatu tempat, aku yakin kamu pasti suka?"
"Kalau begitu aku bayar dulu ya, Ken?" yang dibalas dengan anggukan oleh Kenand.
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92