Monica Harvey memiliki berat badan hampir 100 kg karena kebiasaan makannya yang tidak teratur, dia tak peduli meski dia sering di bandingkan dengan sang kakak Alexa yang mempunyai body yang sekssiii dan berwajah cantik.
"Mo, jika kau gendut tidak akan ada yang mau menikah denganmu"
"Maka aku tidak akan menikah.." namun seolah dunia mengejeknya belum genap 24 jam dia bicara, Monica harus menerima pernikahan yang tidak di inginkannya.
Marvin Alfaro terpaksa menikah dengan gadis gendut pilihan kakeknya sebelum sang kakek meninggal dunia , lalu memilih mengabaikannya setelah menikah, dengan dirinya yang tinggal di kota berbeda, namun betapa terkejutnya tiga tahun kemudian dia melihat sebuah dokumen perceraian dari istrinya yang hampir dia lupa keberadaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan
"Lalu apa alasanmu mempertahankanku sekarang, bukankah lebih baik kau melepaskan aku, agar kita sama- sama tidak terbebani.."
"Karena untuk pertama kalinya hatiku membayangkan wanita lain setelah sekian lama menutupnya, aku terus teringat padamu sejak pertemuan kita, lalu sejak saat kamu memelukku dan tertidur, aku terus teringat dirimu."
"Aku rasa aku mulai menyukaimu, yang saat itu ku kira istri orang, aku bahkan mengira diriku gila saat hatiku mengira aku menyukaimu, namun saat tahu kau istriku yang tak gendut lagi, aku rasa aku tak perlu merasa bersalah karena menyukaimu..." Marvin sedikit terkekeh di akhir ucapannya dia sendiri merasa bodoh dengan kelakuannya.
Monica memalingkan wajahnya, saat Marvin menatapnya, entah kenapa namun Monica melihat ketulusan dimatanya dan Marvin berkata dengan bersungguh- sungguh.
Monica menguatkan hatinya, pesona Marvin membuatnya takut terjerumus lebih sakit lagi nanti, Marvin menyukai dirinya yang sekarang bukan dirinya yang dulu, apakah itu termasuk mencintai apa adanya?.
Monica memejamkan matanya " Aku tetap tidak bisa.."
Marvin tercengang, ternyata Monica tidak mudah luluh, Marvin mengusap wajahnya kasar "Apakah tidak ada kesempatan untukku satu kali saja, aku akan buktikan jika apa yang aku katakan benar- benar tulus.."
Monica menerawang jauh dia kira Marvin menyukainya karena dia sudah tak gendut dan berubah jadi cantik, namun bukankah itu tujuan utamanya membuat Marvin jatuh cinta, tapi entah kenapa kenyataan bahwa Marvin benar- benar menyukainya yang sekarang dan bukan yang dulu membuatnya kecewa.
Marvin menunduk dan menghela nafasnya "Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?"
Monica mengerutkan keningnya. "Beri aku tiga bulan untuk meyakinkanmu bahwa aku benar- benar tulus mencintaimu."
"Dan jika aku tidak merasakan hal yang sama?" Marvin masih menatap Monica.
"Jika kau tidak juga mencintaiku, aku akan melepaskanmu, aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi"
Monica menatap tajam ke arah Marvin seolah mencari celah "Hanya tiga bulan, anggap saja itu masa mediasi sidang perceraian.." Marvin berkata dengan pasrah entah apa lagi yang harus dia lakukan, Marvin hanya berusaha untuk mempertahankan Monica di sisinya, terlebih ada perasaan yang sejak kemarin mengusiknya.
Kepala Marvin terasa seakan mau pecah memikirkan semua bercampur aduk, pekerjaan, perusahaan, Monica dan kini masalah yang lebih besar lagi harta keluarganya.
Monica menatap Marvin ada rasa tertekan dalam nada suaranya, namun sekali lagi Monica tak ingin terlarut dan termakan semua ucapan Marvin.
"Aku ingin memulai semuanya dari awal dengan benar, dan untuk semua hal yang aku lakukan padamu maafkan aku, ayo kita mulai dari awal." Monica menelan ludahnya haruskah dia memberi kesempatan pada Marvin.
Semua yang Marvin katakan tentang perasaannya adalah kebenaran, Marvin merasa dirinya masih belum bisa melupakan Aurora kala itu, namun ternyata saat bertemu Monica gadis itu berhasil mengikis Aurora dari hatinya dalam waktu beberapa kali bertemu saja, Marvin mengatakan semuanya, namun Marvin menutupi tentang kenyataan yang baru saja dia ketahui jika mereka bercerai maka Marvin akan kehilangan segalanya.
Monica menghela nafasnya "Baiklah, hanya tiga bulan.. aku akan memberikan kesempatan, buktikan dan tunjukan padaku apa yang kau bilang akan memperbaiki semuanya, biar aku yang memutuskan menerima kembali atau tidak."
Marvin tak bisa menahan bibirnya untuk tersenyum "Terimakasih.."
Monica mengangguk santai, seolah tak peduli lalu berkata "Tapi aku memiliki syarat.." Marvin mengerutkan keningnya.
"Syarat?"
Monica kembali mengangguk "Ya syarat, jika kamu setuju, maka aku akan setuju untuk memberikan mu kesempatan.."
Marvin membasahi bibirnya "Apa itu..?"
"Pertama, hapus vidio ku di ponselmu"
"Kedua, kita tidak akan tinggal di kamar yang sama, sebelum aku memutuskan akan menerimamu kembali, tidak ada sekz tidak ada ikut campur urusan masing- masing, aku tidak mau kau mengekangku tentang apa yang aku lakukan, tugasmu hanya membuktikan padaku jika kau benar- benar menyukaiku, selain dari itu semuanya bukan urusanmu!"
.
.
.
Like..
Komen..
Vote..
