Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Membencimu Willy
Setelah melihat foto kebersamaan Shella dengan Terry membuat malam Willy tidak tenang.
Dia kembali gelisah karena terus memikirkan senyuman dan tawa Shella bersama pria lain.
"Aku tidak bisa hanya diam seperti ini, aku harus menanyakan kebenarannya kepada Shella."
Willy berkata kepada dirinya sendiri.
Dia menguatkan hatinya kalau kecurigaannya terhadap shella itu salah.
Malam itu juga shella pergi ke Queretaro tanpa pengawalan.
Ke dua kalinya seorang Willy yang ditakuti oleh semua orang menjadi tidak tenang hanya seorang gadis.
Dulu dia kembali ke kota itu untuk mengikuti mantan kekasihnya Bella dan sekarang dia kembali kesana untuk menanyakan mengenai hubungan Shella dengan Tery yang merupakan kekasih Beggi.
Perjalanan yang penat dengan menempuh 4 jam perjalanan Willy lalui hanya untuk menyakinkan hatinya kalau Shella tidak sama dengan Beggi.
Saat pagi tiba Willy sengaja tidak memberikan kabar kepada Shella mengenai kedatangannya.
Pria itu memilih melihat dari kejauhan mengenai aktifitas Shella.
Jam 10 pagi Shella keluar dari rumahnya sambil mengayuh sepeda menuju kios bunga.
Baru I jam kios di buka, Tery kembali datang ke kios bunga yang di jaga shella.
"Hai shell,, aku pesan bunga yang sama sepeti tempo hari."
"Baiklah, aku akan menyiapkannya."
Shella mulai merangkai bunga mewah dan beberapa bunga lainnya sehingga terlihat cantik.
Saat shella ingin memberikan bunga rangkaiannya kepada Tery, tidak sengaja kaki Shella tersandung dan tubuhnya hampir saja jatuh ke tanah sebelum Tery memegang ke dua lengan shella.
Shella kaget dan melihat ke arah Tery.
Posisi shella yang terlihat sedang mencium Tery membuat Willy yang berada dalam mobil semakin marah.
Willy segera turun dari mobil dan membanting pintu mobilnya dengan sangat keras.
Willy berjalan menuju kios.
"Kalian!" Gumamnya tertahan dengan gigi yang mengerat.
Shella dan Tery sama-sama melihat ke arah sumber suara.
Shella tidak menyangka Willy akan datang tepat saat posisinya sedang ditahan oleh Tery agar tidak jatuh.
Shella segera berdiri agar Willy tidak salah paham.
"Willy kapan kamu datang?".
Willy tidak menghiraukan perkataan Shella.
Pria itu terus berjalan menghampiri Tery dan melayangkan tinjunyanya Bugh... Bugh...
"Willy, cukup... Willy"
Shella berusaha melerai perkelahian ke dua pria itu.
Tery yang berada di bawah Willy berusaha melawan tapi tenaga Willy yang marah tidak dapat di hentikan.
Hingga akhirnya Shella berteriak memanggil Willy.
"WILLY SANDROS HENTIKAN"
Satu kepalan tinju Willy hampir saja akan mendarat tepat di wajah Tery.
Mendengar teriak Willy langsung menghentikan pergerakan.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memukul pelangganku?".
Willy bangun dan berhadapan dengan Shella.
Pria itu tidak terima kalau dirinya dibentak oleh wanita yang saat ini ada dihadapannya.
"Pelanggan katamu? Pelanggan yang seperti apa maksud perkataanmu?
Pelanggan yang bisa kamu ajak tertawa dan tersenyum.
Pelanggan yang barusan kamu cium.
Pelanggan seperti itu yang kamu maksud?"
Shella tidak percaya apa yang disampaikan Willy karena Shella tidak tahu maksud dan tujuan Willy mengatakannya karena kenyataannya Shella tidak melakukan apa yang dituduhkan oleh pria itu.
"Apa maksud perkataanmu Willy? Aku tidak melakukan apapun yang kamu tuduhkan."
"Sudah cukup kebohonganmu Shell.
Aku sudah mengetahuinya.
Itu alasanmu kenapa tidak mau aku ajak ke Meksiko.
Ternyata kamu memiliki pria lain disini."
"Kebohongan apa Willy? Aku dengannya hanya sebatas teman dan dia pelanggan dari kiosku.
Apa yang kamu lihat itu tidak sepenuhnya benar."
Willy sudah tidak dapat menahan emosinya.
Dia marah dengan Tery dan Shella yang bermain di belakangnya.
Willy terlihat bodoh karena selalu merasa di tipu oleh wanita.
Willy mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya tepat di kepala Tery.
Pria itu kaget karena Willy menodongkan senjata di kepalanya.
SHELLA yang melihatnya langsung menarik tangan Willy.
"Lepas, untuk apa kamu membelanya? Apa kamu merasa kasihan atau iba melihat selingkuhanmu akan mati ditanganku?
Aku tidak menyangka kamu seperti ini Shell.
Apa kamu sudah merasakan kejantannnya sehingga kamu menolak aku untuk melakukannya bersamamu tempo hari."
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi Willy.
Shella menampar Willy atas perkataannya yang telah merendahkan harga dirinya.
Willy tidak bisa mengontrol emosinya sehingga dia mengatakan semua apa yang dirasakannya.
"CUKUP WILLY!
Cukup kamu menghina dan merendahkanku.
Ternyata ini aslimu, aku tidak mengira pria yang aku pikir berbeda dari pria lain tapi sama saja.
Lebih baik kamu pergi dari sini dan tinggalkan aku.
Pergi atau aku akan berteriak meminta bantuan warga. PERGI!
Willy yang sudah terbakar cemburu dan amarah kembali memukul wajah Tery dengan pistolnya sebelum meninggalkan Shella dan pria itu.
Willy masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan sangat kencang.
Willy marah dan memukul kemudi dengan sangat kuat.
"Beraninya kamu Shell... Aku tidak akan tinggal diam Tery.
Aku akan membalasnya, kamu sudah cukup bermain denganku selama ini,,,tapi kali ini nyawamu akan hilang."
Willy mengambil ponselnya dan menghubungi Jack.
“Jack, minta anak buah untuk melenyapkan Dokter Tery segera."
Willy mematikan ponselnya dan kembali mengemudi untuk kembali ke Meksiko.
Jack hanya kaget mendengar perintah dari Bosnya.
Jack yakin ini ada hubungannya dengan Shella.
Jack langsung meminta informasi mengenai kejadian kepada anak buah yang menjaga Shella.
Jack akhirnya paham kenapa Willy seperti itu.
Maka Jack memerintahkan anak buahnya untuk menembak Tery saat dia sendirian.
Di lain tempat Guardo tertawa bahagia karena dia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kemarahan Willy merupakan titik kelemahan pria itu.
Saat Willy marah maka semua urusannya akan berantakan termasuk soal kokain yang dicuri.
Guardo adalah pelaku pencurian itu yang tak lain adik dari Oscar sahabat Willy.
Guardo sengaja melakukannya karena iri dengan kesuksesan dan kekuasaan yang dimiliki Willy.
Tery dan Shella merupakan rencana dari Shella.
Dia sengaja meminta Tery untuk mendekati Shella agar Willy tidak fokus dengan kasus kokain.
"Willy.... Willy... ternyata kamu sungguh bodoh.
Hanya seorang wanita membuatmu bisa seperti itu.
" Ucap Guardo bersama rekannya.
Willy sampai di markas untuk kembali mengecek soal kasus kokain yang hilang.
Willy sudah menghilangkan rasa sakit hatinya dan amarahnya di dalam perjalanan.
"Bagaimana Jack? Apa kamu sudah menemukan siapa pelaku pencurian kokain itu?"
"Sudah Bos, dia adalah adik Tuan Oscar sendiri.
Saya melihat rekaman CCTV dari sudut gudang disana ada wajah orang kepercayaan Tuan Guardo."
"BRENGSEK! Hari ini hari sial bagiku. Panggil Oscar kesini biar dia yang akan memberikan hukuman kepada adiknya.
Tapi kalau dia tidak melakukannya maka siapkan penembak agar melobangi kepalanya."
Willy mengebrak meja karena hari ini dia sangat marah dan meluapkannya dengan cara memukul meja.
"Bos, soal Tery..."
"Selesaikan saja denganmu Jack, aku tidak mau mengurusnya lagi.
Tarik anak buah dari Queretaro"
"Siap Bos."
Willshen dan Ibunya bersiap keluar dari rumah sakit untuk kembali kerumah megah mereka.
Willy tidak tahu kepulangan Ibunya dari rumah sakit karena dari tadi Willshen mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat oleh kakaknya.
"Bu, kita langsung kerumah saja. Siapa tahu kakak sudah ada dirumah".
"Baiklah."
Ibunya Willy kembali ke rumah dimana kenangannya bersama ayahnya Willy dan masa kecil ke dua putranya.
Rumah dengan luas hampir 1 hektar itu dijaga ketat oleh beberapa pengawal dengan perlengkapan senjata yang canggih.
Sistem keamanan yang terbaru disiapkan Willy untuk menjaga keluarganya.
Untuk masuk ke dalam rumah harus menggunakan identifikasi retina mata yang harus dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah dipersiapkan Willy.
"Ibu, kenapa banyak sekali bunga di ruang tamu kita
.' Tanya Willy.
"Ibu ingin suasana dan ruangan dirumah ini lebih nyaman harus dengan bunga asli dan segar.
Ibu sudah meminta seseorang untuk menghiasi sudut rumah ini dengan bunga yang indah dan harus.
Semoga anak-anak ibu akan semakin betah tinggal di rumah.
"Aku akan selalu betah dirumah ini Bu, tidak sama dengan anak bungsumu itu yang tiap hari berpesta bersama temannya."
Willy menyela pembicaraan Ibu dan adiknya.
Willy sudah mendapatkan kabar kalau Ibunya diijinkan pulang oleh dokter.
"Itu dulu Kak, sekarang aku sedang belajar bisnis bersama Kak Jack.
Dia mengajarkanku begitu banyak."
Willy merangkul adiknya dan mereka duduk bersebelahan dengan Ibunya.
Willy melihat disekeliling ruang tamu terdapat bunga segar dan harum.
Pikiran Willy melayang ke sosok Shella yang menjual bunga yang sama.
Tapi Willy berusaha menepis pikirannya karena Willy berusaha melupakan gadis itu.
Willy tidak bisa meluapkan kekecewaannya kepada shella karena Willy tidak mau menyakiti gadis itu.
Willy melepaskan Shella tapi tidak dengan Tery.
"Ada apa Willy? Kenapa kamu melihat bunga itu begiti lama? Apa kamu tidak menyukainya?"
"Tidak Bu, aku kurang suka ada bunga.
Tapi kalau Ibu menginginkannya aku tidak bisa memaksakannya.
Tapi jangan dikamarku, aku akan membuangnya.
Ibu Willy cukup heran dengan sikap putranya.
Tapi dia tidak ingin menunjukkan kecurigaan itu.
Dia bisa menanyakannya kepada orang kepercayaannya untuk mengawasi Shella.
Willy kembali ke markas setelah mendapatkan telepon dari Oscar mengenai keterlibatan adiknya.
"Willy, aku sungguh minta maaf atas perbuatan Guardo.
Biar aku yang akan menghukumnya."
"Baik, aku masih menghormatimu sebagai sahabatku tapi kalau dia kembali berulah makan jangan salahkan aku kalau timah panas senjataku bersarang di tubuhnya."
"Jack, temani aku ke klub malam ini.
Otakku sakit ingin mencari hiburan."
Jack tahu kalau Bosnya sedang banyak pikiran,maka Jack tidak menolaknya dan menemaninya.
Jack menyiapakan ruangan VIP untuk Willy.
Mereka menyiapkan semua minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi sesuai permintaan Bosnya.
Sementar di Queretaro Shella terdiam dalam kamar sambil menangis.
Dia tidak menyangka kalau Willy tega mengatakan hal yang menjijikan tentang hubungannya dengan Tery.
Selama ini tubuh Shella hanya di sentuh dan dinikmati oleh Willy.
"Kamu tega mengatakan hal itu kepadaku Willy.
Kata-kata yang sangat rendah dan secara tidak langsung kamu mengatakan aku seorang pemuas laki-laki.
Aku membencimu Willy.
SANGAT MEMBENCIMU WILLY SANDROS".