Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Mengejutkan
Alana berjalan sedikit cepat menyusuri lorong rumah sakit.
Jantungnya berdegup kencang saat menerima kabar kalau om jayden masuk rumah sakit karena kanker stadium akhir yang di deritanya 2 tahun ini.
Jayden adalah sahabat Alan yang sudah seperti keluarga dan juga seperti ayah bagi Alana,
Jayden dan Alan mengalami nasib yang sama, di tinggal istri mereka yang meninggal saat melahirkan, mereka sama sama tidak menikah lagi dan fokus mengurus anak.
Di depan ICU terlihat seorang pria dengan kemeja putih bergaris duduk dengan gelisah.
saat melihatku ia langsung berdiri.
"farraz om jay..."
grep
Alana membeku saat tubuhnya tiba tiba di peluk.
Jayden memiliki satu putra yang lebih tua dua tahun dari Alana farraz hasby, waktu kecil mereka sering main bersama, tapi sejak farraz belajar di luar negeri hingga sekarang mereka tidak pernah lagi bertemu.
" papa, dia...."
Alana membalas pelukan pria tinggi lampai itu erat, dan mereka sama sama menangis.
Takut memikirkan kemungkinan kemungkinan yang ada.
"aku anak gak tau diri"
Tangis farraz semakin keras, memikirkan Ayah nya yang sudah lama sakit, tapi sebagai anak dia tidak tau apapun.
Alana juga merasakan hal yang sama, karena memikirkan sakitnya sendiri, ia mengurung diri dan mengabaikan semua orang.
Ia akan datang ke restoran om jay, jika Amanda memaksanya bertemu, biasanya ia akan menyapa pria itu di sana.
Tapi belakangan ini om jayden tidak muncul lagi di restoran dengan alasan ingin bersantai di rumah.
Seharusnya dia datang kerumah atau menelpon pria itu secara rutin.
Mereka menangis lama hingga lelah.
Setelah lebih tenang Alana dan Farraz duduk di bangku tunggu, mereka sama sama diam dengan pikiran masing masing.
Tak lama seorang suster membuka pintu ruangan
"pasien ingin bertemu keluarganya"
ucap suster itu lembut tapi terdengar tergesa gesa.
Alana dan farraz berdiri, dengan perasaan gugup mereka masuk dan mendekati ranjang pasian.
Terlihat wajah tua yang jauh lebih kurus saat mereka melihat pria itu terakhir kali, kini sedang terbaring dengan selang oksigen, tapi wajah itu tenang dengan senyuman.
"pa"
Farras memeluk ayahnya, lalu jayden memalas dengan mencium kening farraz lama.
"maafin papa ya"
Hanya itu yang di katakan Jayden, dia tidak mau membuat alasan apapun dan membuat anak nya semakin sedih.
Farraz mengangguk, dia tidak berhak menyalahkan ayah nya.
"cepatlah menikah" ucap Jayden tersenyum
Ia benar benar memaksudkan kata kata nya, dia ingin farraz memiliki keluarga agar tidak sendiri setelah ia tiada.
Farraz mengangguk lagi, ia tidak mampu menjawab karena menahan air matanya agar tidak keluar.
Jayden menepuk tangan anaknya, hanya itu yang mampu ia lakukan.
"Anna"
Panggil Jayden lemah, matanya yang sayu menatap anak gadis yang ia jaga dari kecil.
"om jay"
Berbeda dengan Farraz, Alana memeluk jayden sambil menangis tersedu sedu, Jayden mengangkat tangan nya sedikit lalu mengusap kepala Alana yang memeluk pinggangnya.
"Anna"
panggil jayden lembut, Alana mendongak Ia memegang tangan jayden yang terulur ke arah nya.
"kamu hebat Anna, orang tua mu pasti bangga"
Jayden tersenyum dengan susah payah,
"keluar dan lihatlah dunia seperti dulu" pinta jayden
"mau kan?" tanya nya memastikan.
Alana mengangguk cepat, ia semakin tersedu sedu menangis melihat om jay nya semakin melemah, pria itu memanggil farraz agar mendekat.
"kalian harus saling menjaga mulai sekarang"
pinta nya sambil menatap dua kesayangannya bergantian.
"Dokter"
salah satu suster bersuara saat mendengar suara jantung pasien mereka tidak stabil.
Dengan cepat dokter dan suster memeriksa pasien, sementara Farraz dan Alana menangis di pojok ruangan.
Tit tit tit tiiiiiiit.