NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Hanan kembali diam menatap ke arah Baki yang berbicara dengan wanita itu.”Sebenarnya siapa wanita itu kenapa aku merasa kalau Baki mengenal wanita itu,”hati Hanan merasa resah hatinya.

Bani melihat Hanan menatap keduanya berkata,”Itu adalah saingan yang harus kamu kalahkan dari pada orang pertama.” Kata Bani yang tidak mengatakan nama Anila untuk keamanan mereka berdua.

“Memangnya siapa wanita itu sampai Baki mau bicara dengan dia?,”ucap Hanan yang mau tidak mau harus berkata.

“Dia adalah Belisama. Seorang yang selalu ikut dimana kami pergi. Jadi keduanya saling bertemu ada kondisi dimana mereka bisa damai dan bermusuhan,”ucap Bani dengan santai.

“Belisama, untuk apa mereka datang ke sini. Apa tujuan mereka datang ke sini sama dengan kita,”kata Hanan lagi. Bani hanya tersenyum kepada Hanan.

Sementara itu Baki dan Belisama sedang berbincang. Anila dan Babon yang sudah tahu kalau mereka akan aman segera pergi dari tempat persembunyian. Tapi dalam harinya Anila merasa tidak enak meninggalkan mereka bersama musuh mereka sendiri. Tapi karena dia juga memiliki tujuan yang mendesak. Mau tidak mau harus pergi sendiri bersama dengan Babon yang juga ikut.

“Jadi apa yang kamu inginkan dari menangkap kami semua,”ucap Baki yang santai.

“Ayolah kita sudah lama kenal. Kenapa kamu masih saja dingin denganku,”ucap Belisama dengan wajah tersenyum.

“Jadi kamu ingin apa. Cepat katakan?,”kata Baki.

“Baiklah aku akan terus terang saja. Aku ingin bekerja sama dengan kamu masuk ke dalam makam kuno bagaimana?,”ucap Belisama dengan santai.

“Untuk apa kamu ingin pergi kesana?,”kata Baki yang masih belum menyentujui kerja samanya.

“Kamu tidak usah tahu apa yang aku inginkan. Jadi bagaimana kamu mau bekerja sama bukan. Jika kamu menolak, aku tidak tahu bagaimana dengan kawan kamu itu,”ucap Belisama yang sedikit mengancam.

“Aku tahu kalau kamu sudah tahu pintu masuknya. Jadi bagaimana?,”ucap Belisama lagi dengan wajah tersenyum tanpa dosa. Baki melihat ke arah Harits. Harits yang melihat ke arah dia mengangguk.

“Bagaimana Baki?,”ucap Belisama. Baki kembali melihat ke arah Belisama.

“Ok tapi kamu tidak boleh melukai kawanku atau menjadikan mereka sebagai mangsa untuk jalan kamu,”ucap Baki.

“Ok diel,”ucap Belisama meminta anak buahnya untuk tidak mengganggu mereka lagi. Baki yang datang ke arah mereka.

“Bagaimana Baki?,”ucap Bani yang bertanya dulu.

“Kita akan masuk ke dalam bersama mereka. Tapi..,”ucap Baki yang melihat sekitarnya.

“Anila belum datang ke sini. Aku rasa dia baik saja. Jadi kamu tidak usah khawatir,”bisik Bani yang tahu kemana mata dia mencari.

“Baiklah,”ucap Baki sedikit tenang kalau Anila masih aman saat ini.

“Baki apa kamu kenal dengan wanita itu. Lalu apa yang kamu diskusikan dengan dia?,”ucap Hanan yang ingin tahu semuanya.

“Dia Belisama. Sama seperti aku mencari harta dari makam kuno. Mereka ingin menjalin kerja sama untuk masuk ke dalam makam,”ucap Baki dengan jujur.

“Apa jadi kita akan pergi dengan mereka. Apa ini akan baik saja?,”ucap Hanan merasa ragu setelah mereka di tangkap.

“Kamu tenang saja Hanan mereka tidak akan melukai kita.Ini adalah perjanjian yang sudah aku sepakati dengan Belisama,”kata Baki. Belisama yang sudah siap datang ke arah Baki.

“Ayo kita berangkat sekarang menuju pintu masuk, Baki,”ucap Belisama.

“Kenapa kita terburu-buru sebaiknya kita pergi besok saja,”ucap Baki yang seperti mengulur waktu.

“Tidak kita pergi sekarang,”ucap Belisama dengan tatapan tajam. Apa lagi anak buahnya yang sudah siap untuk pergi. Harits hanya mengangguk kepada Baki untuk menuruti keinginan mereka.

“Kalau begitu ayo tuntun kamu menuju pintunya,”ucap Baki.

“Bukan kamu sudah menemukan pintunya Baki. Apa kamu kira aku bisa di bodohi,”ucap Belisama yang tidak mau rugi.

“Apa yang kamu katakan. Aku tidak tahu dimana lokasi pintu masuknya,”ucap Bani.

Belisama menodongkan pistol ke arah Hanan yang paling dekat dengan dia.”Jika kamu masih tidak ingin menjalin kerja sama dengan baik. Aku juga terpaksa membunuh rekan kamu Baki. Bagaimana?,”kata Belisama yang sama sekali tegas dan tidak mundur. Baki, Bani dan Hanan merasa terkejut saat pistol mengarah ke arah Hanan.Apa lagi Hanan yang melihat pistol dituju ke arahnya merasa takut.

“Baki,”ucap lemah Hanan. Baki yang melihat Hanan dalam bahaya melihat ke arah Belisama sambil berkata,”Aku masih belum tahu pintu masuknya. Jika kamu ingin kita bisa mencari sekarang secara bersama bagaimana. Jadi lepaskan Hanan.”

“Itu yang aku mau. Kenapa kamu sangat sulit sekali sih untuk bekerja sama Baki. Kalau begini kita sama aman bukan. Kalau begitu kemana kita harus pergi,”ucap Belisama yang tersenyum sambil menyimpan pistolnya di celana.

Hanan yang sudah aman merasa lega. Mereka berempat akhirnya menuntun jalan untuk menemukan pintunya. Di saat mereka berjalan didepan Bani berkata kepada Baki.”Sekarang apa yang harus kita lakukan?,”ucap Bani.

“Kita terpaksa mengulur waktu bukan. Tapi dimana Anila kenapa sampai sekarang dia belum ada kabar,”ucap Baki sedikit gelisah dengan Anila yang tidak terlihat.

“Kurasa dia bersembunyi karena takut dengan mereka,”ucap Hanan.

“Kalau dia bersembunyi, ini lebih bagus. Kita hanya perlu mencari cara untuk pergi dari mereka,”ucap Baki.

“Tapi bagaimana kita bisa pergi dari Belisama. Kamu juga tahu kalau mereka memiliki senjata,”kata Bani. Di saat mereka semua berbisik Harits yang melihat situasinya melihat hutan yang mereka lalui. Anehnya dia merasa tenang saat Anila tidak bersama mereka di sini.

“Hai Harits apa kamu khawatir dengan Anila?,”ucap Bani yang datang mendekat. Tapi Harits hanya menggelengkan kepalanya.

Semetara itu disisi Anila yang sudah menyusuri hutan yang dilalui oleh Harits dan Baki saat mereka muncul. “Apa ini akan baik saja jika kita pergi dulu,”ucap Babon.

“Ini lebih baik dari pada bersama mereka bukan. Tapi kamu harus tahu kamu tidak boleh melakukan apa-apa setelah kita masuk ke dalam makam termasuk menyentuh barang di dalamnya kalau kamu ingin hidup,”ucap Anila menasehati.

“Aku tahu. Tapi apa kamu yakin disini ada pintu masuknya,”ucap Babon.

“Aku juga tidak tahu. Makanya aku ingin melihat ke sana,”ucap Anila. Selama mereka mencari tanpa henti Anila dan Babon menemukan bekas pedang di batu yang dia lihat bersama dengan sebuah gua.

“Apa ini pintu masuknya,”ucap Babon melihat ke dalam.

“Ini benar pintu masuknya. Lihat saja ini batu yang menghalangi pintu masuknya, pasti kak Harits yang membela batu ini,”ucap Anila yang menganalisis situasinya.

“Maksud kamu kalau Baki dan Harits sudah tahu pintu masuknya,”ucap Babon. Anila hanya mengangguk. Anila mengeluarkan senjata yang dia bawa. Babon melihatnya merasa bingung apa yang akan dilakukan oleh Anila.

“Kamu ingin apa Anila?,”kata Babon yang penasaran.

“Aku hanya ingin membuat sebuah tanda agar mereka aman saja kok,”ucap Anila segera menebas menjadi kepingan lagi untuk menjega hal buruk untuk Baki dan Harits saat mereka datang ke sini. Tapi akan keduanya tahu kode itu, lalu bagaimana dengan kelompok Baki dan Belisama nantinya?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!