Greenindia Halmusd , gadis cantik yang memiliki mata coklat menyala indah dan memiliki julukan si pembuat onar di SMA DARMA BANGSA.
Namun kenyamanannya mendadak terusik ketika guru BK baru datang.
Guru tampan yang di gilai hampir semua murid perempuan di sekolahnya termasuk dua sahabat Green.
Tapi tidak untuk dirinya , baginya guru tampannya itu adalah musibah untuk ketentramanya.
Jonathan Vernandes , pria tampan yang mendadak jadi guru BK di sebuah yayasan milik keluarganya.
Dan bagaimana jadinya jika murid cantik si pembuat onar dan guru BK yang menyebalkan di pertemukan dalam sebuah acara keluarga , dimana mereka menjadi sepasang manusia yang akan di jodohkan.
" Kamu " teriak dua manusia bersamaan dengan tatapan begitu terkejut.
•••
" Kalau saja kau terus memperlakukan aku dengan sangat baik seperti ini , mungkin aku akan sedikit menyukaimu " ~ Greenindia Halmusd
" Kita lihat , seberapa kuat kamu bisa melawan pesonaku "
~Jonathan Vernandes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Akan Selalu Bersama
Elin membulatkan matanya saat mendengar perkataan Amel.
" Mel apa Green di usir dari rumahnya gara gara tadi siang ? " kata elin dengan bibir bergetar.
Amel masih diam dan menatap kearah Green yang masih tertidur ,
" kita tanyakan nanti setelah dia bangun " kata Amel berusaha untuk tetap tenang.
" Sekarang bantuin gue masak " katanya mengajak Elin.
" Sok iye lo , kayak yang beneran bisa masak " ujar Elin kesal.
" Jangan ngeremehin , masak lo aja gue bisa "
" Takut gue " ujar Elinntertawa.
" Eh Mel tadi gue masuk kok sepi ya , papa sama mama lo kemana ? " tanya Elin penasaran karena rumah Amel yang terasa begitu sunyi.
" nggak tahu " jawab Amel singkat dengan wajah yang tiba tiba berubah menjadi senduh.
Elin memang sedikit heran, karena setiap berada di rumah Amel ia sangat jarang melihat ke dua orang tuanya , awalnya ia berpikir kalau kedua orang tua sahabatnya sedang bekerja di luar kota namun hampir setiap kerumah Amel , ia masih tidak pernah melihat orang tuanya dan tidak mungkin kalau mereka terus bekerja keluar di kota karena Amel tidak pernah bercerita tentang itu , di tambah hari ini ia melihat mata Amel yang sembab seperti orang habis menangis dan itu sangat jelas terlihat.
namun Elin masih mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang rasa penasarannya itu , karena bukan tempatnya untuk lebih mengetahui masalah keluarga orang lain , kecuali sahabatnya itu sendiri yang bercerita.
" Gue laper " ucap green yang tiba tiba bersuara membuat Amel dan Elinn yang sedang duduk di tepi tempat tidur terkejut.
" Kaget gue " ucap Elin memegang dadanya.
" Makan yuk " ajaknya lagi.
Elin dan Amel masih mengurungkan niatnya untuk bertanya mengapa Green tiba tiba kembali kerumahbya dengan membawa ransel besar.
" ayo , mungkin bi ina sudah selesai masak " ujar Amel yang langsung keluar dari kamarnya dan di susul Elin dan Green.
" Green cuci muka dulu " teriak Ein pada Green yang sudah duduk di meja makan dan siap melahap makanan di hadapannya.
" Bodoh amat " jawabnya cuek sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
" Green jorok " teriak Elin bergidik.
" Terserah , orang gue sendiri yang makan " jawabnya kesal.
" Sumpah ya punya temen kok jorok amat "
" Biarin yang penting cantik , weeekk " kata Green begitu percaya diri sambil memeletkan lidahnya ke arah Elin.
" Ceh " desis Elin tertawa.
Green menyenggol kaki Elin memberitahu untuk melihat kearah Amel yang hanya mengaduk ngaduk nasinya tanpa memakannya.
" lo kenapa mel ? " tanya Green.
Amel masih tidak bergeming dengan pertanyaan Green ia masih termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
" mel " panggil Elin pelan.
" Mel " teriak Elin karena Amel terus mengabaikan panggilannya.
" emm .. yaa " kata Amel yang menjadi terkejut.
" lo kenapa si mel ? " tanya Elin dan Amel menggelengkan kepalanya.
" Mel kita temenan dengan lo bukan baru kemarin " ucap Green yabg sedikit memanas.
" Makan aja nasi lo , tadi lo bilang laperkan " kata Amel yang berusaha menyangkal.
Elin dan Green diam dan kembali melanjutkan makannya , karena tidak mungkin mereka memaksakan Amel untuk bercerita penyebab dia melamun , mereka mengerti mungkin Amel belum siap untuk bercerita.
Setelah selesai makan mereka kembali ke dalam kamar , Elin susah sibuk menonton film india kesukaannya , Green membaca novel dan amel sibuk memantau akun sosial media miliknya.
" Green " panggil Elin tiba tiba.
" emm .. " jawab Green yang masih fokus dengan bacaan novel.
" Lo pergi dari rumah ? " tanya Elin hati hati dan Amel ikut menghentikan aktifitasnya.
" Green " panggil Amel.
Green menghentikan aktifitas membacanya , di tegakkan posisi duduknya di pinggir kursi sambil menghela nafasnya begitu berat.
" Gue di usir dari rumah " katanya pelan.
" Serius ? " tanya Amel dengan mata yang membesar.
Elin segera memeluk tubuh Green dan menangis , ia sangat yakin penyebab Green di usir dari rumah karena masalah tadi di sekolah.
" Ini semua pasti gara gara gue " katanya sambil menangis.
" Apa sih lin " kata Green yang menjadi kesal.
" ini semua gara gara gue Green , kalau bukan karena gue anak angkat , lo pasti nggak bakal bertengkar dengan Zahra , gue bener bener nggak pantas temenan dengan kalian , gue hanya bikin kalian malu karena keberadaan gue " ucap Elin dengan linangan air mata yang terus mengalir di pipihnya.
Green menghela nafas mendengar kata kata Elin ,
" lin gue nggak pernah malu temenan sama lo , kita nggak ada yang sempurna, gue nggak pernah sebahagia ini sebelum kenal dengan kalian " ucal Green lirih sambil mengelus punggung Elin.
Tiba tiba Amel ikut memeluk kedua sahabatnya ,
" gue pikir hari ini gue bener bener akan sendiri " ucapnya menahan isak.
Elin melepas pelukannya dengan Freen , dan menatap ke arah Amel yang sudah manangis dengan begitu lirih.
" Lo kenapa mel ? " tanya Green dan Elin bersamaan.
" Mama sama papa gue bercerai " jelasnya dengan terisak.
Green dan Elin yang mendengar itu menjadi begitu terkejut , mereka begitu tidak percaya karena selama ini keluarga amel yang sangat terlihat baik baik saja dan harmonis.
Elin langsung memeluk tubuh Amel dan ikut menangis,
"sekarang gue benar benar sendiri " kata Amel begitu lirih dengan tangaisan yang terdengar begitu pilu.
" Lo nggak sendiri mel , lo ada kita , kita akan selalu ada buat lo " ucap Green mencoba menenangkan dan ikut memeluk kedua sahabatnya.
Mereka bertiga sudah menangis sambil saling berpelukan dan menenangkan satu sama lain.
" Mel lo harus sabar , ini benar benar bukan akhir dari segalanya , gue dan Green masih ada disini buat lo " ucap Elin.
" Dulu ketika gue tahu kalau gue cuma anak angkat di keluarga , gue sangat sedih dan berpikir kalau Tuhan sangat tidak adil karena semua orang yang mengetahui tentang itu selalu meremehkan gue " lanjutnya dengan terisak begitu dalam.
" Orang orang tidak akan tahu gimana sakitnya di posisi gue , nggak ada satu anak pun di dunia ini yang pengen memjadi anak angkat , dan gue nggak pernah minta itu " tuturnya lagi dengan isakan yang semakin tidak bisa tertahan.
" tapi akhirnya gue menjadi kuat dan melupakan kesedihan itu karena kalian,
karena kalian.... " katanya mengulang namun tidak ia lanjutkan karena air mata yang tidak berhenti menetes.
mereka semakin mengeratkan pelukannya dengan tangisan yang semakin terisak.
" Jadi lo jangan pernah berpikir lo sendiri mel , kita akan selalu ada, kita akan terus bersama dalam kondisi apapun " kata Green yang juga telah menangis.