NovelToon NovelToon
When Mafia Fall In Love

When Mafia Fall In Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia
Popularitas:681.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Puput

Setelah gagal berjodoh dengan Ustaz Ilham, tanpa sengaja Zahra bertemu dengan pria yang bernama Rendra. Dia menolong Rendra saat dikejar seseorang, bahkan memberi tumpangan pada Rendra yang mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Rendra yang melihat ketulusan hati Zahra, merasa jatuh cinta. Meski dia selalu merasa kotor dan hina saat berada di dekat Zahra yang merupakan putri pertama pemilik dari pondok pesantren Al-Jannah. Karena sebenarnya Rendra adalah seorang mafia.

Apakah Zahra akan ikut terseret masuk ke dalam dunia Rendra yang gelap, atau justru Zahra lah penerang kehidupan Rendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

"Rendra, aku ingin menjawab pertanyaan kamu tadi. Aku..."

Dada Rendra semakin berdebar. Apakah Zahra akan menerima lamarannya?

"Iya, aku mau menikah sama kamu." jawab Zahra pada akhirnya

Rendra tersenyum mendengar jawaban dari Zahra.

"Tapi, tolong minta restu dulu dari Abi dan Umi."

"Iya, pasti. Aku pasti akan membawa keluarga aku ke rumah kamu untuk melamar kamu secara resmi. Secepatnya." Meski Rendra tahu, orang tua Zahra pasti akan menolak lamarannya tapi dia akan tetap mencoba. Sekali lagi, dia harus bisa menekan egonya dan lebih bersabar lagi.

Rendra membuka lagi kotak cincin itu, lalu memasang cincin itu di jari manis Zahra. "Cantik." gumam Rendra.

"Sebenarnya aku tidak butuh cincin yang mahal seperti ini."

"Darimana kamu tahu kalau itu mahal?"

"Aku tahu, ini berlian asli." Zahra melepas pelukan Rendra lalu menatap cincin yang sekarang melingkar di jari manisnya. Memang terlihat sangat cantik, tapi baginya cinta Rendra jauh lebih berharga daripada cincin itu. "Tapi kamu melakukan ini bukan karena kasihan sama aku kan?"

"Jelas tidak. Kalau aku hanya kasihan sama kamu, aku gak mungkin mau menikahi kamu. Cukup aku berikan kamu pengobatan yang terbaik dan juga materi aku." Rendra tersenyum kecil, "Aku juga gak tahu kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu. Mungkin aku adalah jawaban dari setiap do'a-do'a kamu." Rendra semakin tertawa. "Hah, aku terlalu percaya diri."

"Iya, kamu benar. Aku pernah berdoa sama Allah agar aku dipertemukan dengan seseorang yang bisa mencintaiku apa adanya. Setelah itu, aku bertemu dengan kamu dan semua peristiwa itu terjadi. Semakin aku mengenal kamu, ternyata kamu memang orang baik. Makasih untuk semuanya."

Rendra menggelengkan kepalanya. "Justru aku yang harus berterima kasih sama kamu. Kamu sudah mengubah hidup aku jauh menjadi seseorang yang lebih baik. Selama 28 tahun, hidup aku penuh dosa. Aku terus berpetualang tanpa tahu siapa Sang Pencipta yang sebenarnya dan kini saatnya aku berhenti berpetualang. Saatnya aku mengubah hidup aku. Dan aku memilih kamu sebagai labuhan terakhir hidupku."

"Hmm, tapi aku..."

"Sudahlah, jangan berpikir terlalu rumit. Nanti aku dan Papa akan ke rumah kamu. Aku ingin menikahimu secepatnya, aku benar-benar ingin membahagiakan kamu."

"Tapi aku masih sakit. Bagaimana kita bisa menjalani kehidupan rumah tangga kalau kondisi aku seperti ini."

Lagi-lagi Rendra tersenyum. Senyuman yang selalu bisa menghangatkan hati Zahra. "Justru aku bisa selalu merawat kamu setelah menikah. Tidak seperti saat ini. Kontak fisik kita terbatas."

Baru kali ini Zahra membalas senyuman Rendra. Ternyata mimpi-mimpinya selama ini tentang Rendra adalah sebuah petunjuk agar dia bisa menerima Rendra dalam hidupnya.

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan itu terbuka. Seketika Zahra dan Rendra menoleh ke arah pintu itu.

"Dokter Hendra."

"Hendra, bisa gak ketuk pintu dulu."

Hendra menghidupkan lampu utama yang membuat mereka berdua menyipitkan matanya karena silau.

"Memang ini ruangan apa?" Hendra mengedarkan pandangannya ke seluruh prnjuru ruangan itu sambil berjalan mendekati mereka berdua. "Aku buru-buru soalnya nanti sore ada jadwal dengan pasien lain."

"Ya sudah, biar Zahra kembali ke kamarnya."

Rendra memanggil suster agar membantu Zahra berjalan menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya, Hendra segera memeriksa kondisi Zahra. "Zahra, apa seharian ini kepala kamu pusing dan lemas?"

Zahra menganggukkan kepalanya.

Hendra mengecek tensi darah Zahra dan detak jantungnya. "Rendra, besok bawa Zahra ke rumah sakit. Aku sudah atur jadwal kemonya. Semoga bisa membantu Zahra. Sepertinya hb nya juga turun lagi. Kalau sampai di bawah 5 harus transfusi darah lagi."

Pandangan Hendra kini tertuju pada jari manis Zahra. "Cincin?" Kemudian dia menatap Rendra. Seketika Hendra berdiri dan menarik Rendra keluar dari kamar. "Kamu udah melamar Zahra?"

Rendra menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Harus sat set."

"Sial! Aku kalah satu langkah. Tapi bagaimanapun juga selamat. Semoga kamu bisa membahagiakan Zahra." Hendra memeluk sahabatnya sesaat sambil menepuk punggungnya. "Cepat resmikan ya, karena Zahra sangat membutuhkan seseorang yang bisa memberinya dukungan."

"Thanks brother. Tolong lakukan yang terbaik untuk Zahra."

"Aku akan terus mengupayakan yang terbaik buat Zahra. Tapi aku hanyalah sebagai perantara. Kesembuhan penyakit itu hanya Allah yang memberikan. Kamu berdoa, semoga Zahra cepat sembuh." Setelah itu Hendra kembali masuk ke dalam kamar.

Ya, aku pasti akan selalu berdo'a untuk Zahra...

...***...

Setelah beberapa hari melakukan kemoterapi, badan Zahra semakin lemah. Kini dia hanya terbaring di atas brangkar. Efek dari kemoterapi itu pun membuat rambutnya rontok, wajahnya juga semakin kusam, bahkan dia sering mual di pagi hari.

Rendra semakin tidak tega melihat kondisi Zahra saat ini. "Hari ini aku akan ke rumah kamu, kebetulan Papa baru saja pulang dari Singapura."

Zahra mengangguk pelan. "Tapi jangan bilang dulu tentang penyakitku ini."

"Tapi Zahra..."

"Kamu boleh bilang kalau aku sakit setelah abi menyetujui kita menikah. Aku gak mau abi merestui kita hanya karena kasihan sama aku."

Mendengar kalimat Zahra itu, dada Rendra bagai terhimpit sesuatu. Terasa sangat sesak. "Iya." Jawabnya singkat. Meski ada benarnya juga, tapi tujuan utama Rendra sebenarnya adalah memberi tahu kedua orang tua Zahra tentang penyakit ini.

Tapi ini pesan Zahra...

Rendra berpikir sambil berjalan keluar dari ruangan Zahra.

Aku lihat nanti saja bagaimana reaksi Abah Husein.

Kemudian Rendra masuk ke dalam mobilnya. Dia sudah membuat janji dengan Papanya. Mereka langsung bertemu di depan rumah Zahra.

Setelah hampir dua jam perjalanan, dia akhirnya sampai di depan rumah Zahra.

"Hallo Papa dimana?"

"Papa sudah dekat."

Rendra menunggu Papanya sambil mengirim lokasi ulang keberadaan dirinya lewat ponselnya, siapa tahu saja Papanya tersesat.

Beberapa saat kemudian, mobil Pak Marko berhenti di belakang mobil Rendra. Pak Marko bersama Alea dan Kevin kini turun dari mobil.

Rendra juga segera turun dan menghampiri mereka semua.

"Nanti di dalam rumah tolong jangan bahas dulu kondisi Zahra, nanti biar aku sendiri yang mengatakannya pada Abah Husein."

Mereka hanya menganggukkan kepalanya lalu mereka berjalan masuk ke halaman rumah Zahra.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam..." jawab Umi Laila. Dia terkejut melihat kedatangan Rendra dan keluarganya.

"Siapa yang datang Umi?" tanya Abah Husein sambil berjalan keluar menemui mereka.

"Ada sesuatu.yang ingin kami sampaikan." kata Pak Marko dengan sopan.

Mau tidak mau orang tua Zahra menyuruh mereka masuk ke dalam rumah.

Mereka kini duduk berjajar di ruang tamu.

"Maaf kedatangan kami terkesan mendadak. Kami ingin menyampaikan niat baik Rendra untuk menikahi Zahra. Apa..."

Belum selesai Pak Marko berbicara, Abah Husein sudah memotong kalimatnya. "Dimana Zahra sekarang?"

💕💕💕

.

Like dan komen ya...

1
nuraeinieni
ceritanya bagus dan luar biasa
Anjelie Sharma
di tunggu cerita azam nya
jgn lama2
critanya bnyk bngt cobaan nya
Anjelie Sharma
seorang ustad tp ngerti ga di pake
Nifatul Masruro Hikari Masaru
muncul lagi musuhnya
Surati
bagus
kristi hartati
Luar biasa
kristi hartati
Lumayan
afifah aefa
Luar biasa
Ina Karlina
wah sepertinya tanda tanda Hamidin Alhamdulillah 🥰🥰🌹🌹🌹
Ina Karlina
semoga aja ga ada ulat bulu yang menggangu mereka
Ina Karlina
beruntung nya Zahra mendapatkan laki laki sebaik Rendra.. semoga bahagia
Hani hana
Lumayan
Hani hana
Kecewa
Ina Karlina
ha ha ha ayooo siapa cepet dia dapet... semangat ya kalian 🤣🤣🤣🤣
Ina Karlina
idih seorang kiyai tapi pikiran nya sangat picik ..tidak bisa menilai ..dan berpikir bijak😡😡😡
nada Tsani
Luar biasa
RossyNara
ustad cuma gelar tetap dia cuma manusia biasa yang bisa egois, tapi sangat di sayangkan abi husen seperti lilin bisa menerangi org lain tapi tak bsa menerang diri sendiri.
RossyNara
Zahra trauma sama perjodohan abi, ilmu. yang terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik bagi si anak.
Aize Ze🗝️🥀°_°
kak buat cerita anaknya Zahra Ama Rendra donk Thor penasaran sama kelanjutan nya
MPit Mpit MPit
Iyah ih inih pak ustad bikin kesel meresahkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!