Ganti judul: Bunda Rein-Menikah dengan Ayah sahabat ku
"Rein, pliss jadi bunda gue ya!!" Rengek Ami pada Rein sang sahabat.
"Gue nggak mau!" jawab Rein.
"Ayolah Rein, lo tega banget sama gue!"
"Bodo amat. Pokok nya, gue nggak mau!!" tukas Rein, lalu pergi meninggalkan Ami yang mencebik kesal.
"Pokoknya Lo harus jadi bunda gue, dan jadi istri daddy gue. Titik nggak pake koma!" ujarnya lalu menyusul Rein.
Ayo bacaa dan dukung karya iniii....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey(◕દ◕), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Flashback 7 (selesai)
Ani yang mendengar berita kecelakaan tentang sang cucu dan kekasih sang putra menahan amarah. Ana sudah sangat keterlaluan, pikir nya.
"Sayang, kenapa hm?" tanya Al yang sedari tadi melihat perubahan sang istri. Pria paruh baya itu belum mengetahui kabar kecelakaan yang di alami Ami.
"Mas, Ami sama calon mantu kita kecelakaan, kamu bisa jenguk mereka kan?" jelas Ani dengan raut khawatir membuat Al terkejut.
"Hah kecelakaan?" Ani mengangguk.
"Iya mas. Dan mas tau nggak, ternyata Ana adalah penyebab mereka kecelakaan, aku juga kurang tahu gimana kronologi nya, tapi anak buah ku lagi selidiki." jelas nya.
"Mas bisa kan jenguk Ani di rumah sakit, kasian Davin sendiri di sana." bujuk Ani pada sang suami.
Al semakin terkejut, keterlaluan sekali wanita jahat itu. Al mengangguk, ia akan menjenguk Ami karena tidak mungkin jika Ani yang akan menjenguk, bisa kacau semua nya jika Ana tahu.
****
Skip Time,
Sudah 2 hari berlalu setelah Al menjenguk Ami. Kini kondisi sang cucu sudah mulai membaik. Hanya saja kondisi kekasih Putra nya yang masih membutuhkan perawatan lebih.
Ani sedang dalam perjalanan menuju rumah utama milik sang suami. Rumah dengan penuh kenangan yang kini di kuasai oleh sang adik.
Ia membawa beberapa anak buah nya, untuk jaga-jaga jika terjadi aksi baku hantam. "Hubungi yang lain, beritahu mereka untuk jangan bertindak sebelum ada instruksi." ujar Ani.
Tangan kanan yang setia mengikuti Ani mengangguk mengerti. Ia melaksanakan perintah Ani dengan cepat.
Ani sekarang bukan lah Ani yang dulu, dimana ia hanya diam saja melihat kekejaman sang adik. Beberapa saat kemudian, Ani dan beberapa anak buah nya sudah sampai di kediaman utama Aldrich.
Mereka langsung bergegas turun, namun anak buah Ana langsung datang dan menghentikan mereka. Ani yang menggunakan masker serta topi berdecak kesal.
"Siapa kalian?" Tanya Salah satu nya. Kini mereka hanya berdiri di depan pagar, mereka belum bisa masuk karena tiba-tiba di hentikan.
"Cepat buka pagar nya, kami ada urusan dengan bos kalian." ketus tangan kanan Ani.
"Tidak bisa! Siapa kalian?" belum menyerah juga, anak buah Ana masih menanyakan siapa mereka.
Dor
Dor
Dor
Ana melesat kan peluru tepat mengenai kaki ketiga pria yang menghentikan mereka. Pistol kedap suara serta terdapat bius di dalam peluru membuat anak buah Ana yang berjumlah 3 orang seketika tumbang.
Anak buah Ani dengan cepat menyeret ketiga pria itu dan menyembunyikan mereka di sebuah pohon yang tak jauh dari situ, namun tertutup semak-semak. Tak lupa mengikat ketiga nya.
Setelah di rasa aman, Ani langsung bergegas masuk. Penjaga yang Sedari tadi melihat mereka tidak berkutik karena ancaman anak buah Ani.
****
Di dalam rumah, Ana belum menyadari kedatangan Ani. Wanita itu berjalan dengan cepat menuju ruang kerja nya, tangan nya bergerak cepat mencari sebuah berkas yang sudah ia dapati dengan susah payah.
Ia harus segera pergi, jika tidak mungkin polisi akan menangkap nya, lebih parah lagi jika pria yang berstatus ayah dari Davin mengetahui perbuatan buruk nya.
Tidak tahu saja, bahwa Al sudah mengetahui nya sejak lama.
Seingat nya berkas itu ia simpan di dalam brangkas berisi surat-surat penting. "Sial, dimana berkasnya?" Ucap nya marah.
Beberapa berkas yang berada di atas meja sudah terjatuh ke lantai, namun map itu juga tak kunjung di temukan.
Ana meraih ponsel nya yang berada di dalam tas, saat hendak menelfon seseorang suara tembakan terdengar.
Dengan cepat wanita itu berjalan menuju pintu. Ana tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya saat melihat wajah yang sudah lama tak ia lihat, berdiri tak jauh dari nya.
Namun dengan cepat wanita itu kembali menguasai dirinya. Ia tidak boleh terlihat takut.
"Ah, tamu tak di undang. Senang bertemu dengan mu, kembali?" Ucap nya santai.
***
Ani menatap sengit Ana yang terlihat santai. Hati nya geram melihat sikap tidak bersalah wanita yang sial nya ada sebagian dari dirinya.
"Berhentilah omong kosong, dan hentikan semua sandiwara mu sekarang juga!" tukas Ani tajam.
"Hahaha ternyata kau sudah tahu. Ku pikir kau sudah tiada menyusul tua bangka itu, ternyata kau masih hidup. Sayang sekali, ck!"
Ani semakin tidak menyukai ucapan Ana, bagaimana bisa dia mengucapkan sesuatu yang seharusnya tidak boleh di ucapkan.
Davin yang sedari tadi datang mengerutkan keningnya, menatap wanita yang selama ini mengaku sebagai ibu nya sedang berdebat sengit dengan seorang wanita yang menutupi kepala nya dengan topi serta mengenakan masker.
"Jaga bicaramu, dia ayah mu Fitriana!"
"Hahaha apa kau bilang, ayah? Aku tak Sudi menyebut nya ayah. Asal kau tahu, tua Bangka itu sudah tiada di tangan ku, tepat saat kau menghilang!"
Ani memejamkan matanya. Tanpa aba-aba, ia menendang Ani, membuat wanita itu tersungkur. "Jaga bicaramu!" desis Ani.
Ana yang terjatuh segera berdiri, ia tidak terima melihat perubahan dalam diri kembaran nya. Seingat nya dulu Ani hanyalah wanita lemah lembut yang tidak akan membalas kejahatan dengan hal seperti ini.
****
"Aku kembali untuk membalaskan dendam ayah dan mengambil apa yang sudah menjadi milikku!"
Davin dan Alex berdiri dengan raut bingung. Kedua nya belum mengerti apa yang sedang terjadi. Davin memaksa otak nya untuk berpikir dengan cepat, apa yang sedang terjadi sekarang ini.
Kedua pria itu juga baru menyadari bahwa beberapa pria berbaju hitam yang saling menodongkan senjata.
"Kak?" belum menyelesaikan ucapannya, sebuah peluru meleset mengenai dada Alex.
Dor
"Sial!" Davin segera mengeluarkan pistol nya lalu menembak tangan wanita yang berhasil melukai adik nya.
Ani menatap nyalang Ana, Berani-beraninya ia melukai Sang putra. "Berani nya kau melukai anak ku!"
Bugh
Ani menendang Perut Ana, pukulan demi pukulan Ia layangkan membuat Ani merintih kesakitan.
Suara tembakan terdengar saling bersahutan di dalam rumah utama Aldrich. Banyak anak buah dari kedua wanita itu tumbang. Darah mengalir di rumah itu seperti air.
"Ini balasan karena kau sudah melukai anak ku!" Sebuah tamparan keras Ani layangkan pada Ana, sehingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Ana yang tidak terima melihat perubahan Ani, segera berdiri namun Ani tidak membiarkan wanita itu bergerak sesukanya.
Dor
"Kau manusia ter-kejam yang pernah ku temui!" desis Ani.
Anak buah Ana sudah hampir tumbang keseluruhan nya, Hal itu membuat Ana bergetar ketakutan. "Habislah dirinya." Pikir Ana takut.
Dengan sisa kekuatan yang ia punya, Ana berdiri meskipun raut kesakitan tergambar jelas. Kedua nya kembali bertarung, Ana mengeluarkan sebuah pisau yang entah ia sembunyikan dimana, langsung saja ia gunakan untuk menggores lengan Ani.
Kedua nya sudah sama-sama terluka, namun tak ada yang menyerah. Darah segar mengalir dari lengan Ani, namun ia biarkan.
Ana semakin marah, saat melihat Aldrich yang datang lalu memeluk Ani. Apalagi di tangan pria itu terdapat map yang sedari tadi ia cari.
"Kurang ajar, ternyata ia sudah di tipu mentah-mentah." gumam nya dalam hati.
****
Davin menatap tak tega raut sang ibu yang menceritakan semuanya. Bagaimana bisa selama ini mereka tidak menyadari bahwa wanita yang bersama mereka itu bukan sang ibu.
"Maaf mah, kami bisa tertipu sama wanita itu." ucap Davin setelah mendengar penjelasan sang ibu.
"Nggak papa. Ini semua juga salah mamah, yang sudah bawa dia ke dalam rumah kita." Balas Ani sambil memeluk erat Davin.
"Alex juga mau peluk!" ketus seorang pria dengan iri di atas kasur rumah sakit. Ia sedari tadi hanya menatap iri Sang kakak yang memeluk sang ibu.
"Haha sini mamah peluk." Ani segera memeluk Alex yang tersenyum bahagia.
Al yang sedari tadi menyaksikan ketiga nya, tersenyum kecil. "Putri ku harus segera ke sini." gumam nya, saat teringat Keyla.
...Flashback End...
****
Dukung aku ya, dan jangan lupa like nya. Komen kalau ada typo biar bisa aku perbaiki, makasih semua✿
alay bgt
Menurut Davin tetlalu lelet utk nikahin Rein,Kenapa juga harus nunggu wisuda dulu,Bisa aja kan nikah dulu,Resepsinya baru nunggu Rein wisuda..yg penting udah di halalin Biar Fitriana gak bisa recokin lagi hubungan kalian..