Aisyah Hadirah Nazifa seorang gadis cantik yang sering di sapa Aish datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas ternama. Tetapi, saat hari pertama kuliah harus dipertemukan oleh pria dewasa berwajah bule bernama Malvyn Carlson Abraham dalam sebuah kejadian yang mengharuskan Aisyah masuk ke dalam penjara pria itu.
Penjara yang tidak mampu membuat Aish keluar begitu saja.
Mau tahu kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Aisyah tersenyum senang karena kaki nya sudah mulai membaik. Bahkan sudah bisa berdiri untuk beberapa saat, kini. Malvyn benar-benar merawatnya penuh kasih sayang.
Entahlah. Aisyah masih bingung dengan pria itu. Terkadang manis seperti gulali, terkadang nyeremi seperti genderuwo bule, terkadang datar seperti nasi putih.
Bahkan Malvyn selalu marah jika Aisyah tidak memanggilnya dengan sebutan 'suamiku'. Awalnya, pria itu meminta dipanggil sayang. Tetapi Aisyah menolak karena merasa aneh dan pada akhirnya 'suamiku' lah menjadi pilihan akhir.
"Kamu mau kemana?" tanya Malvyn baru saja masuk ke dalam kamar melihat Aisyah sudah berpenampilan rapi di depan cermin.
Aisyah menoleh ke belakang melihat Malvyn baru saja masuk dan menutup pintu kamar. "Aku harus kuliah, suamiku. Aku sudah lama banget gak masuk kuliah," tutur nya sembari memoleskan liptint ke bibirnya.
Malvyn mendekati Aisyah kemudian mengambil tisu basah untuk membersihkan bibir Aisyah yang tampak lebih merah.
Aisyah yang diperlakukan itu menjadi membeku. Apalagi wajah Malvyn begitu dekat dengan wajahnya karena pria itu menunduk dan menatap bibirnya yang sedang di bersihkan.
Malvyn mencium dan sedikit melumatt bibir Aisyah setelah selesai di bersihkan nya. Mana mungkin ia membiarkan bibir Aisyah bebas begitu saja.
"Begini lebih manis. Jangan pakai begituan lagi," ucap Malvyn datar tetapi percayalah, Ada rasa senang di hati Aisyah mendengarkan itu.
Aisyah mengangguk menurut saja karena masih gugup berdekatan dengan Malvyn. Mungkin aku sakit jantung, gumam Aisyah dalam hati.
*
*
Aisyah menunggu Malvyn di meja makan. Ia akan menjadi istri penurut hari ini agar tidak lagi mengalami cidera.
Aisyah berdecak kagum melihat Malvyn berjalan ke arah nya dengan mengenakan pakaian formal karena pria itu juga akan bekerja.
Aisyah menahan nafas ketika Malvyn mendekat kemudian mengecup pucuk kepalanya. Entah mengapa semenjak dirinya jatuh sakit, sikap pria itu menjadi berubah seperti ini.
Dan itu berhasil membuat jantung Aisyah ketar-ketir. Tiba-tiba Aisyah mengibas tangan nya di depan wajahnya karena merasa pipi nya terasa panas.
Malvyn menatap Aisyah, ia melipat bibir nya menahan senyum karena tingkah istri kecilnya yang sangat menggemaskan.
"Kamu kenapa?" tanya Malvyn datar.
Aisyah terperanjat lalu menoleh ke arah Malvyn dan menghentikan kibasan tangan nya. "Panas. AC nya kurang dingin," dusta nya membuat Malvyn menggeleng.
Malvyn sadar bila Aisyah gengsi untuk mengakui apa yang dirasakan nya. Keduanya sarapan dengan tenang tanpa ada mengeluarkan suara selain suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.
Sesekali Malvyn melirik ke arah Aisyah yang sedang makan dengan lahap. Sama seperti dahulu saat dirinya bertemu dengan Aisyah kecil.
"Biar aku yang antar," kata Malvyn setelah selesai sarapan.
Aisyah terperanjat seraya telapak tangan berada di dadanya. "Kalau ngomong jangan keras-keras, bisa?" tanya nya kesal.
Malvyn mengerutkan dahi karena merasa tidak berbicara dengan suara keras. "Kamu saja yang melamun," tuturnya.
Aisyah mencebik tanpa protes. Ia bangkit dari duduk setelah Malvyn juga bangkit dan pergi meninggalkan apartemen menuju Kampus.
Sepanjang perjalanan, Aisyah tidak berbicara karena sedang asyik mendengarkan lagu lewat headset dan berbalas pesan dengan Meta juga Gio.
Hubungan Aisyah dengan Gio sama seperti sebelumnya. Walau diakuinya bila Gio perhatian padanya seperti anak muda lain nya.
"Jangan buat ulah karena John dan Johan hari ini nggak masuk," Malvyn kembali mengingatkan karena John dan Johan sedang bersama Mario, akan kembali pada malam hari.
"Iya," sahut Aisyah karena memang ia berniat tidak membuat ulah.
Aisyah enggan turun dari mobil karena masih ada waktu satu jam lagi buat masuk ke dalam kelas. Malvyn sendiri membiarkan Aisyah berbuat semaunya selagi masih bersamanya.
"Suamiku," panggil Aisyah setelah cukup lama saling mendiami.
Malvyn menoleh dan berdehem sebagai jawaban. Ia cukup heran melihat Aisyah merubah duduk menjadi ke arahnya apalagi istri kecilnya tengah tersenyum aneh kepadanya.
"Suamiku. Katanya kalau puji istri itu bakal buat kadar cinta bertambah," tutur Aisyah.
Malvyn mengedikkan bahu. "Mana aku tahu, Ais. Aku baru menikah dan itupun menikah denganmu," katanya malas dan mulai khawatir apa yang akan dilakukan Aisyah.
"Justru itu, suamiku. Coba kamu puji aku, benarkah kadar cinta itu bertambah?"
malvyn emang genderuwo bule nyebelin ..bilangnya cinta tapi terus menyakiti Aisyah ..